Jakarta - Di zaman modern ini, pembangunan semakin pesat, segala sesuatu jadi lebih mudah karena kecanggihan teknologi yang semakin maju, jauh dari kesan tradisional. Tapi bukan berarti kita melupakan sejarah, kita tetap harus membanggakannya.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjadikan sejarah sebagai sarana wisata, peninggalan zaman megalitikum atau zaman batu masih bisa kita temui di Indonesia, dan saat ini sudah menjadi desa wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Berikut ini ada 5 peninggalan megalitikum yang sekarang menjadi desa wisata di Indonesia.
1. Kampung Adat Bena Bajawa di Flores
Masyarakat setempat mempercayai bahwa kampung adat Bena Bajawa telah ada dari 1200 tahun silam. Karena terdapat peninggalan seperti batu besar berbentuk lonjong yang dinamakan Watu Lewa.
Selain itu, ada juga batu berbentuk meja yang dinamakan Nabe. Kedua batu tersebut digunakan masyarakat Bajawa untuk ritual adat.
Rumah adatnya dibangun dengan mengikuti kontur tanah. Sehingga dari jauh desa ini kelihatan tampak berundak.
2. Desa Kamal di Jember
Adapun peninggalan megalitikum di desa kamal seperti baru kenong, tugu batu, dan menhir. Yang paling unik dari peninggalan di desa Kamal adalah batu kenong.
Nama batu kenong muncul karena tonjolan di bagian atas batu yang sekilas menyerupai kenong atau alat musik gamelan.
Di desa Kamal ini terdapat 59 batu kenong yang masing-masing dari batu tersebut memiliki satu atau dua tonjolan.
Batu dengan satu tonjolan melambangkan lokasi penguburan. Sedangkan dua tonjolan melambangkan digunakan untuk alas bangunan rumah.
3. Kampung Praiyawang di Sumba
Para wisatawan tidak hanya dapat melihat peninggalan megalitikum di desa ini. Melainkan dapat melihat suasana adat istiadat yang kental di perkampungan Praiyawang Sumba.
Di kampung Praiyawang terdapat arsitektur rumah dan barisan kuburan tua megalitikum bagi kaum bangsawan. Pada kuburan terdapat pahatan yang menjadi simbol filosofi dari setiap pemilik makam.
4. Kampung Siallagan di Samosir
Kampung Siallagan yang terletak di pulau Samosir ini mempunyai luas 2.400 meter persegi. Yang dikelilingi oleh tembok batu yang membentuk pagar dengan tinggi sekitar 1,5 - 2 meter.
Dari cerita turun-temurun, batu tersebut berfungsi untuk melindungi desa dari binatang liar dan serangan dari suku lain.
Ada juga peninggalan megalitikum di kampung Siallagan ini berupa batu berbentuk kursi dan meja. Tempat ini dahulu biasa digunakan untuk menghukum bagi pelanggar adat.
5. Desa Bawomataluo di Nias
Peninggalan megalitikum di desa Bawomataluo diperkirakan sudah ada sejak 5000 tahun silam.
Desa peninggalan megalitikum yang satu ini juga menjadi desa budaya warisan dunia UNESCO. Peninggalan sejarah pada desa Bawomataluo disatukan menjadi Situs Tetegewo.
Pada situs ini menyimpan berbagai batu peninggalan zaman megalitikum seperti meja persegi, tugu, dan meja bundar. Batu-batu yang ada pada Situs Tetegewo, umumnya digunakan sebagai tempat pesta. []
Baca Juga
- Kemenparekraf Dorong Pengembangan Wisata Kesehatan
- Sandiaga Minta Startup Berdayakan Masyarakat dan UMKM
- Sandiaga: Destinasi Wisata Siap Sambut Wisatawan Vaksinasi
- Kemenparekraf Diminta Tak Potong Bantuan Pelaku Parekraf