5 Alasan Mengapa Anak Tertua Jangan Dijadikan Pengasuh Adik

Menjadikan anak tertua pengasuh bagi adik-adiknya tidak selalu baik, karena ini bisa memberikan dampak yang negatif.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Ketika anak pertama sudah cukup besar, kebanyakan orang tua akhirnya bisa bernapas lega, di samping bisa memberikan bantuan, dia juga bisa sesekali mengawasi adik-adiknya di rumah sehingga memberikan sedikit waktu bebas bagi orang tua. Tapi ternyata, menjadikan anak tertua pengasuh bagi adik-adiknya tidak selalu baik, karena ini bisa memberikan dampak yang negatif.

Inilah sejumlah alasan mengapa menyuruh anak yang lebih tua mengasuh adik-adiknya bukanlah gagasan terbaik.


1. Anda terlalu banyak membebankan tanggung jawab kepadanya

Tentu saja, memikul tanggung jawab tidak akan merugikan anak-anak yang sudah lebih besar. Tapi ada perbedaan besar antara menyuruh anak remaja untuk mengawasi adiknya sementara Anda memasak makan malam dengan menjaga adik-adiknya selama berjam-jam tanpa pengawasan.

Tidak masalah jika anak Anda tidak keberatan melakukannya. Tapi sering kali anak yang lebih besar tidak punya pilihan lain kecuali menjadi dewasa untuk “memikul tanggung jawab” dan sebagai akibatnya, pekerjaan ini berubah menjadi beban yang tidak diinginkan baginya. Harus selalu ada batasan. Tidak seharusnya anak Anda membantu begitu banyak hingga berperan layaknya orang tua lain.

Jangan lupa juga bahwa betapa pun matangnya perilaku anak Anda, mereka tetap anak-anak. Mereka belum siap memikul banyak tanggung jawab. Mereka belum mampu mengatasi beberapa situasi dan jika terjadi kecelakaan, rasa bersalah akan selalu membebani mereka.


2. Mereka bukan tenaga profesional

Anak-anak yang sudah besar bisa diberdayakan sebagai pengasuh yang baik, jika orang tua tidak dapat membayar pengasuh profesional. Tapi dalam kasus ini, Anda tidak boleh mengharapkan tingkat pengabdian dan profesionalisme yang sama dari mereka. Karena sebagai anak-anak, para remaja belum terlatih mengganti popok dan belum tahu cara menyuapi bayi dengan benar, atau bagaimana cara bereaksi terhadap anak balita yang sedang tantrum.

Meskipun meminta bantuan anak-anak yang lebih besar hampir tidak bisa dihindari dalam keluarga yang besar, Anda harus memastikan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan dipilih sesuai dengan usianya—mereka bisa membantu di rumah, membacakan cerita bagi adik-adiknya sebelum tidur, bermain dengan mereka selama beberapa jam, dan melakukan hal-hal sederhana semacamnya.


3. Mereka mengorbankan masa kecilnya

Anak tunggal memiliki jauh lebih sedikit kewajiban dibanding anak yang punya beberapa adik. Setelah mengerjakan pekerjaan rutin, seperti membersihkan kamar atau mengerjakan PR, mereka bisa keluar dan bermain dengan teman-teman, menonton film kesukaan, atau melakukan apa saja yang diinginkan. Tapi anak-anak yang punya beberapa adik tidak bisa dengan mudah mendapatkan waktu untuk diri sendiri.

Bagi anak-anak yang lebih besar, selalu ada adik yang harus diawasi, dibantu, dan ditemani bermain. Orang tua pun sering membuat para remaja meninggalkan kegiatan mereka hanya karena membutuhkan bantuannya.

Penting artinya bagi anak-anak Anda untuk memelihara masa kanak-kanaknya dan bersenang-senang alih-alih mengganti popok, membantu mengajari memakai toilet, memeriksa PR, dan seterusnya. Jadi, membiarkan anak-anak tetap menjadi anak-anak mungkin merupakan pilihan terbaik untuk semua.


4. Anda bisa menjadikan hubungan antar anak memburuk

Memaksa anak yang lebih besar untuk rutin mengawasi adik-adiknya bisa menumbuhkan kebencian dalam dirinya. Dia mungkin merasa Anda terlalu menekannya. Hasilnya, dia mungkin mulai punya perasaan negatif terhadap adik-adiknya.

Di samping itu, ketika ditinggal sendiri bersama adik-adiknya, anak yang lebih besar harus berperan otoriter dan adik-adiknya tidak selalu bisa menerima atau menghormatinya. Ini bisa menyebabkan masalah dan perdebatan atau bahkan perkelahian di antara mereka.


5. Ini bukan pekerjaan mereka

Orang tua sering mengharapkan anak-anak yang lebih besar mengasuh adiknya secara gratis, karena percaya bahwa ini hanyalah salah satu pekerjaan rumah biasa. Tapi kebanyakan remaja tidak sepakat dengan itu. Mereka melihat bahwa pengasuh profesional dibayar untuk melakukan hal yang sama dan bagi mereka ini tidak adil.

Jika Anda ingin menugaskan anak untuk mengasuh adik-adiknya sesekali, masalah bayaran tidak perlu diangkat. Tapi jika mengasuh adik adalah pekerjaan rutin yang menyita banyak waktunya, sebaiknya usahakan memberi semacam kompensasi baginya.

Kompensasi itu tidak harus berupa uang. Anda bisa mengizinkan anak menggunakan mobil Anda jika dia sudah cukup umur, memberinya hak tambahan, atau membelikan barang yang diinginkannya. Pastikan bahwa Anda menghargai pekerjaan yang telah dilakukannya. []


(Sri Wahyuni Sitorus )

Berita terkait
8 Sikap yang Harus Diambil Jika Anak Dimarahi Seseorang
kita untuk tetap tenang dan mengatasi masalah yang terjadi dengan sopan dan konstruktif
Tips Pola Asuh Anak ala Rachel Venya
Rachel dikaruniai 1 pasang anak, yang bernama Xabiru Al Hakim atau biasa dipanggil biru selaku puta pertama dan Chanva Al Hakim.
Gaya Nabung Saham Raditya Dika untuk Anaknya
Raditya Dika memang aktif dalam sosial media, baik berupa Instagram, Twitter maupun Tiktok.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu