Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berkali-kali meminta agar para perantau menahan diri untuk tidak pulang kampung sementara waktu, selama wabah corona (covid-19) masih terjadi.
Namun, imbauan tersebut sepertinya tidak digubris oleh sejumlah perantau asal Ranah Minang. Kondisi ini terlihat dari tingginya angka pemudik di tengah wabah covid-19 yang jumlahnya mencapai 49 ribu orang.
Kami juga berharap partisipasi para tetua rantau untuk memberikan pemahaman kepada yang ingin pulang kampung.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno awalnya berharap imbauan itu akan mengurangi angka pulang kampung. Namun gelombang arus mudik perantau justru kian tidak terbendung. Jumlah angka orang masuk Sumbar yang hampir 50 ribu tercata sejak 31 Maret 2020.
"Itu data dari 9 daerah perbatasan di Sumbar dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM)," katanya kepada wartawan di Padang.
Menurutnya, angka itu akan terus meningkat hingga lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah. Hal itu karena pulang kampung merupakan tradisi orang Minangkabau.
"Kembali saya tidak bosan mengimbau agar para perantau menahan diri pulang kampung. Kasihanilah keluarga kita di kampung," katanya.
Irwan mengakui telah menyiapkan beberapa strategi di perbatasan. Salah satunya melalui pendataan secara mendalam dan menyeluruh, kemudian data tersebut dikirim ke kabupaten dan kota tujuan perantau untuk diawasi sampai ke tingkat nagari.
"Kalau mereka menunjukkan gejala dianjurkan untuk isolasi mandiri. Kami juga menyediakan tempat untuk karantina bagi mereka," katanya.
Terakhir, Irwan minta kerja sama para petinggi atau ketua organisasi perantau untuk bisa memberikan pemahaman kepada anggotanya untuk menunda pulang kampung.
"Kami juga berharap partisipasi para tetua rantau untuk memberikan pemahaman kepada yang ingin pulang kampung. Menunda dulu sampai wabah ini berlalu," katanya. []
