43 Warga Malaysia yang Terjebak dalam Operasi Penipuan Telepon di Peru Diselamatkan

Seluruh warga Malaysia yang berhasil dibebaskan itu terlibat dalam apa yang disebut “penipuan Makau”
ILUSTRASI - Bendera nasional Malaysia berkibar di bawah Menara KL yang diselimuti kabut di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 18 September 2019. (Foto: voaindonesia.com/AP/Vincent Thian)

TAGAR.id, Kuala Lumpur, Malaysia – Pemerintah Malaysia, Senin (9/10-2023) mengatakan bahwa 43 warganya telah diselamatkan oleh polisi di Peru, Amerika Selatan, setelah mereka menjadi korban sindikat perdagangan manusia yang melakukan penipuan melalui sarana telekomunikasi.

Seluruh warga Malaysia yang berhasil dibebaskan itu terlibat dalam apa yang disebut “penipuan Makau” yang dilaporkan berasal dari sindikat kejahatan di Taiwan dan China, di mana penipu menyamar sebagai petugas bank atau pejabat publik untuk mengelabui seseorang agar mengungkapkan rincian perbankan pribadinya atau mentransfer uang ke akun pihak ketiga.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi Peru menemukan 43 warga Malaysia tersebut setelah menggerebek sebuah rumah di La Molina di ibu kota Lima pada 7 Oktober. Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Kedutaan Besar Malaysia di Lima telah mengunjungi mereka dan mengabarkan mereka dalam kondisi baik.

“Semua korban juga telah menjalani proses penyelidikan dan akan segera dipulangkan ke Malaysia,” katanya. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang bagaimana warga Malaysia itu terjerat oleh sindikat tersebut atau bagaimana mereka bisa sampai di Peru.

Para aktivis dan pejabat pemerintah mengatakan ratusan warga Malaysia telah terpikat oleh tawaran pekerjaan yang menguntungkan di negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Thailand, Kamboja dan Laos, namun akhirnya mereka dimanfaatkan untuk menipu secara online dengan skema percintaan internet dan mata uang kripto. (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Jaringan Penipuan Online Jebak Ratusan Ribu Orang di Asia Tenggara
Laporan ini memberikan pencerahan baru mengenai penipuan kejahatan dunia maya yang telah menjadi masalah besar di Asia