Surabaya - Guna mengamankan jalannya demontrasi penolakan Omnibus Law Cipta kerja, sebanyak 4.263 personel diterjunkan. Personel tersebut merupakan gabungan dari TNI/Polri.
Massa yang menamakan Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur rencananya akan menggelar aksi di Gedung Grahadi, Kantor Gubernur, dan DPRD Jatim, Kamis, 8 Oktober 2020.
Personel gabungan menyebar mengamankan di titik Cito, Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernuran, DPRD Jatim, kawasan industri Sier, Margomulyo, dan akses tol.
Kepala Bagian Ops Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Ajun Komisaris Besar, Anton Elfrino Trisanto mengatakan Ribuan personel gabungan ditempatkan dititik dilalui demonstran seperti mulai di Jalan Frontage Ahmad Yani depan Cito. Selain itu, juga ditempatkan di Grahadi, Kantor Gubernur, dan DPRD Jatim.
"Personel gabungan menyebar mengamankan di titik Cito, Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernuran, DPRD Jatim, kawasan industri Sier, Margomulyo, dan akses tol," ujar Anton di DPRD Jatim, Kamis 8 Oktober 2020.
Sementara pantauan di Grahadi dan DPRD Jatim, personel polisi dan TNI tampak telah berjaga-jaga. Kawat berduri hingga water canon sudah disiagakan dipasang di depan gedung tersebut untuk mengamankan jalannya demontrasi.
Ketua Bidang Buruh dan Miskin Kota Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Surabaya, Habibus Shalihin mengatakan, sebanyak 3000 orang akan meramaikan demontrasi. Demonstrasi ini terdiri dari gabungan 50 organisasi baik dari organisasi buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin kota.
Titik lokasi yang dituju adalah depan Gedung Negara Grahadi. Sementara titik kumpul ribuan massa akan dimulai dari Bundaran Waru sekitar pukul 10.00 WIB. Massa menuntut desakan kepada pemerintah dan DPR agar membatalkan Omnibus Law Cipta Kerja.
Massa menggelorakan mosi tidak percaya kepada Pemerintah dan DPR yang mereka nilai telah mengkhianati rakyat.[]