Luwu Utara - Korban banjir di Luwu Utara akhirnya bisa bernapas lega. Pasalnya Pemprov Sulsel mulai membangun 400 unit Hunian Sementara (Huntara). Hunian sementara itu di bangun di Panampungan, Desa Radda, Kecamatan Baebunta dan juga di Masamba. Proses pembangunan itu dimulai sejak Rabu, 22 Juli 2020 kemarin.
Pemprov Sulsel, TNI, Polri dan Pemerintah Daerah setempat, serta masyarakat berkolaborasi mempercepat pembangunan hunian bagi para korban bencana itu.
Menurut informasi dari TNI, Huntara ditargetkan selesai selama satu bulan.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKP2) Kabupaten Luwu Utara, Syamsul Syair, menyebutkan, personil TNI yang terlibat dalam masa pemulihan ini mulai membangun pondasi Huntara. Rencananya, pembangunan Huntara akan selesai atau rampung selama satu bulan.
Baca juga:
- Gubernur Sebut Banjir Masamba Luwu Utara Duka Sulsel
- 3 Jenazah Korban Banjir Luwu Utara Kembali Ditemukan
- PMI Kerahkan Mobil Hagglund ke Masamba Luwu Utara
- Penampakan Luwu Utara Pasca Banjir Bandang
"Menurut informasi dari TNI, Huntara ditargetkan selesai selama satu bulan," kata Syamsul Syair dalam keterangan resmi yang diterima Tagar, Kamis, 23 Juli 2020.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani berharap agar Huntara ini bisa cepat rampung dan segera ditempati korban banjir bandang beberapa waktu lalu. Terlebih bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
"Kami ingin memastikan mereka bisa hidup layak meski ditengah pengungsian," kata Bupati Indah Putri.
Diketahui, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah telah memberi instruksi kepada Pemprov dan Pemda untuk segera membangun hunian sementara. Hal itu untuk memastikan agar masyarakat terdampak banjir bisa mengungsi di tempat yang layak.
Eks Bupati Bantaeng dua periode ini menyebut, Pemprov dan Pemda setempat tak mau masyarakat tidur hanya mengandalkan tenda. Sebab, bisa jadi masyarakat akan terserang penyakit.
"Pemerintah tidak akan membiarkan rakyat di sana tidur dan hidup di bawah tenda terpal. Nanti akan muncul masalah penyakit, kalau mereka tetap hidup di bawah tenda," kata Nurdin Abdullah belum lama ini. []