40 Persen Warga Surabaya Melanggar Aturan PSBB

Pemkot Surabaya bersama TNI dan Polri bakal lebih tegas dalam memberikan tindakan bagi warga melanggar aturan PSBB jilid II.
82 warga Surabaya yang terjaring razia jam malam diamankan dan harus menjalani rapid test di Mapolrestabes Surabaya. (Foto: Polrestabes Surabaya/Tagar)

Surabaya - Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid I di Surabaya Raya akan segera berakhir pada Senin, 11 Mei 2020. Untuk di Surabaya kepatuhan warga untuk menerapkan protokol kesehatan hanya 60 persen, sementara 40 persen tidak patuh.

Berdasarkan data tersebut, menjadi satu indikator evaluasi sehingga pelaksanaan PSBB diperpanjang 14 hari lagi. Untuk meningkatkan kesadaran warga pada PSBB jilid II, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama jajaran Polri dan TNI bakal lebih tegas dalam memberikan tindakan bagi warga yang masih melanggar.

Kita akan terjun ke pasar, ke toko-toko, pusat-pusat perdagangan untuk kita lebih tegas menerapkan physical distancing di antara pembeli atau pengunjung di lokasi itu.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto membenarkan tingkat kepatuhan warga Surabaya selama PSBB jilid I sekitar 60 persen. Sedangkan yang tidak patuh, sekitar 40 persen.

"Ketika protokol itu diterapkan dengan disiplin, itu dipastikan proses penyebaran dari Covid-19 ini bisa dikendalikan. Karena teman-teman di lapangan itu masih menjumpai ketika orang beli di tempat-tempat umum itu masih berdekatan," ujarnya kepada wartawan di Halaman Balai Kota Surabaya, Minggu, 11 Mei 2020.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya ini penindakan PSBB jilid II bakal semakin masif terjun ke pasar-pasar, toko-toko, hingga pusat perdagangan untuk lebih tegas dalam menerapkan physical distancing.

"Kita akan terjun ke pasar, ke toko-toko, pusat-pusat perdagangan untuk kita lebih tegas menerapkan physical distancing di antara pembeli atau pengunjung di lokasi itu. Jadi itu yang akan kita lakukan," tuturnya.

Meski demikian, Eddy mengaku untuk penindakan pihaknya masih menunggu turunnya surat edaran Gubernur Jawa Timur. Surat edaran itu berkaitan dengan sanksi yang bakal diterapkan pada PSBB tahap kedua. 

Dengan adanya surat tersebut, maka pihak kepolisian dapat mengambil langkah-langkah sesuai Undang-Undang (UU) kepolisian, terkait dengan sanksi yang ada di Perwali (Peraturan Wali Kota) maupun Pergub (Peraturan Gubernur).

"Itu nanti akan kita kolaborasikan dengan skema penindakan sesuai dengan arahan wali kota. Jadi untuk tahap kedua ini kita akan lebih tegas. Makanya ini 31 Camat kita kumpulkan, apa-apa yang harus dilakukan dan kolaborasinya bagaimana dengan teman-teman Kapolsek dan Danramil," tuturnya.

Ada 16 Klaster Covid-19 di Surabaya

Sementara itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan ada 16 klaster penyebaran Covid-19 atau virus corona di Kota Pahlawan. Dari 16 klaster tersebut, Pemerintah Kota Surabaya mencatat ada 4.818 kasus Covid-19 di Surabaya.

"Di Surabaya cuma ada 16 klster, tapi jumlah kasusnya ada 4.818 itu. Ini pengembangan dari orang positif (Covid-19)," ujarnya.

Risma merinci dari 16 klaster yang dicatat Pemkot Surabaya diantaranya luar negeri, Jakarta hingga klaster tempat ibadah. Dari klaster tersebut, pemkot melakukan tracing ke mana dan pernah kontak dengan siapa pasien positif corona itu.

Saat ini, kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini, ada 6.136 kasus Covid-19. Jumlah kumulatif tersebut diantaranya OTG, ODP, PDP dan yang terkonfirmasi positif Corona.

"Kemarin kita tes OTG saat itu 971 orang, 2.958 ODP dan 1.540 PDP, confirm 667," ujarnya.

Selain itu, Risma juga merinci kasus Corona yang sembuh dan meninggal. Rinciannya dari semua status.

"Confirm sembuh 100 orang. ODP, PDP yang sembuh ada 2.918. ODR dari 4.818 yang sembuh 2.918 orang. Meninggal ada 80 orang, empat lainnya murni meninggal karena Covid-19 sisanya punya penyakit penyerta," tuturnya. []

Berita terkait
Skeptisisme Warga Ancaman PSBB Malang Raya
Akademisi UB Malang Unti Ludigdo mengatakan ketegasan dan kepastian bantuan pemerintah akan memunculkan rasa skeptisisme pelaksanaan PSBB.
PDP Klaster Rokok Tulungagung Meninggal di Kediri
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan berdasarkan rapid test kedua kalinya PDP tersebut hasilnya reaktif.
PSBB Surabaya Raya Diperpanjang Sampai 25 Mei
Perpanjangan PSBB di Surabaya Raya berdasarkan telaah dari pakar epidemologi menyebutkan PSBB 14 hari tidak cukup menghentikan pandemi Covid-19.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.