4 Tahun Jokowi-JK, Ekonom Indef Sebut Pengangguran Menurun

Menurut Bhima, pengangguran terbuka turun mencapai 5,13 persen per Februari 2018. Dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 5,33 persen.
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/10/2018). (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Jakarta, (Tagar 24/10/2018) - Empat tahun Jokowi jadi Presiden, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengakui tingkat pengangguran menurun.

"Iya secara umum pengangguran cenderung turun. Tapi harus dikembangkan kedepannya," kata Bhima Yudhistira  saat dihubungi Tagar News, Selasa (23/10).

Menurut Bhima, pengangguran terbuka turun mencapai 5,13 persen per Februari 2018. Dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 5,33 persen.

"Pengangguran terbuka per Februari 2018 mencapai 5,13%. Masih bisa dikejar untuk turun ke 5% asalkan pemerintah konsisten mendorong sektor industri, pertanian dan ekonomi digital," ucap Bhima.

Dari segi lapangan pekerjaan, kata dia, sektor jasa kemasyarakatan lebih banyak menyerap tenaga kerja.

"Sektor jasa kemasyarakatan menjadi lapangan kerja yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Lapangan kerja misalnya dari sektor pertanian, kemudian pertambangan, dan industri manufaktur, penyerapan tenaga kerjanya tidak begitu besar," ujar dia.

Dia menambahkan sektor jasa kemasyarakatan ini berkaitan dengan dana desa. Dari dana desa inilah mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.

"Karena adanya dana desa Rp 187 Triliun dalam 4 tahun terakhir mampu serap tenaga kerja informal di level pedesaan," ungkapnya.

Pada tahun 2019, lanjut dia mengatakan, Pemerintah sudah menargetkan penurunan pengangguran mencapai 4 hingga 5 persen.

"Tingkat pengangguran di 2019 targetnya 4-5 persen, ada upaya dari Pemerintah untuk ciptakan lapangan kerja terutama disektor jasa kemasyarakatan (termasuk dana desa), jasa transportasi dan perdagangan," tuturnya.

Senada hal demikian pengamat ekonomi Yudi Budiman juga mengakui  selama Jokowi menjadi presiden, dirinya (Jokowi) sudah mampu meningkatkan perekonomian Indonesia dan lapangan pekerjaan.

"Iya bagus. Saya kira Jokowi sudah meletakkan dasar yang kokoh bagi tumbuh dan berkembangnya ekonomi serta meluasnya kesempatan kerja menurut saya," ucap Yudi Budiman saat dihubungi Tagar News,  Selasa (23/10).

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi sangat mempengaruhi lapangan pekerjaan.
Namun tak dapat dipungkiri jika infrastruktur juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Saya kira itu wajar karena infrastruktur itu penting. Tidak ada pertumbuhan tanpa infrastruktur dan sebaliknya. Jadi infrastruktur itu sebagai prasyarat bagi tumbuh dan kembangnya ekonomi. Ekonomi yang tumbuh itu nanti akan menghasilkan lapangan kerja yang banyak, ekonomi yang tumbuh juga akan menghasilkan pendapatan masyarakat yang meningkat. Bahkan ekonomi yang tumbuh juga akan menghasilkan daya saing serta surplus pembayaran neraca perdaganga kita," ungkapnya.

Maka dari itu, lanjut dia menambahkan langkah Jokowi melakukan pembangunan infrastruktur patut diapresiasi.

"Jokowi sedang membangun (infrastruktur) ini jadi kita harus mengapresiasi langkah pemerintah yakni dalam rangka memperkuat bangunan infrastruktur, demi tumbuh dan berkembangnya perekonomian ke depan dan kita juga bagus kok pertumbuhan ekonominya. Saya kira juga kita tidak tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga," paparnya. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.