4 Tahapan Audit Laporan Keuangan dan Kaitannya dengan Asersi Manajemen

Bisa dikatakan asersi manajemen merupakan pernyataan informatif tentang manajemen yang terletak di laporan keuangan.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Asersi manajemen mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun istilah ini sangat erat kaitannya dengan audit laporan keuangan. Jika Anda sedang mempelajari ilmu manajemen khususnya laporan keuangan.

Definisi asersi manajemen adalah penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan yang manajemen perusahaan buat. Bisa dikatakan asersi manajemen merupakan pernyataan informatif tentang manajemen yang terletak di laporan keuangan.

Pernyataan tersebut yaitu bentuk pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam manajemen bersangkutan. Dalam banyak kondisi, asersi atau pernyataan manajemen hanya memiliki sifat implisit.

Sebenarnya, penggunaan asersi ditujukan dari pihak pertama, agar dapat digunakan pihak eksternal manajemen. Pernyataan mengenai asersi akan dilihat kesesuaiannya berdasarkan prinsip yang berlaku.

Jika menggunakan asersi manajemen dalam pembuktian audit, maka Anda membutuhkan auditor berpengalaman.

Hubungan asersi dan prosedur audit yaitu asersi manajemen dibutuhkan untuk memulai tahapan audit laporan keuangan.


1. Menerima perikatan audit

Perikatan merupakan kesepakatan antara pihak auditor serta perusahaan yang biasa diwakili manajemen, perikatan ditandai dengan surat perikatan audit. Jadi, manajemen maupun klien memberikan audit laporan keuangan ke auditor.

Setelah itu, auditor menyanggupi pengerjaan audit laporan keuangan sesuai kompetensinya. Auditor yang menerima pengerjaan tersebut harus mempertimbangkan integritas manajemen, kompetensi serta kemampuan profesional, identifikasi risiko, dan menilai independensi.


2. Merencanakan proses audit

Dalam perencanaan audit, auditor perlu melakukan beberapa hal seperti memahami bisnis maupun industri klien, menentukan materialitas, menjalankan prosedur analitik. Selain itu, tetapkan risiko audit, risiko bawaan, pahami struktur pengendalian intern, serta kembangkan rencana audit maupun program audit.

Namun, pada praktiknya tidak seringkas itu, karena dalam kegiatan perencanaan proses audit, ada bagian lain yang perlu dikerjakan lagi.


3. Melaksanakan uji audit

Setelah perencanaan audit dibuat, maka langkah selanjutnya adalah pengujian audit. Jadi, auditor akan menerapkan uji analitik, pengujian pengendalian serta pengujian substantif.

Pengujian analitik yaitu auditor mempelajari data-data serta informasi bisnis klien, setelah itu membandingkannya dengan data dan informasi lain. Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang bertujuan untuk melaksanakan verifikasi efektivitas pengendalian internal manajemen atau klien.

Sementara, pengujian substantif adalah prosedur audit yang bertujuan menemukan kesalahan yang berdampak langsung pada laporan keuangan.


4. Pelaporan audit

Laporan audit adalah hasil dari pekerjaan audit, sekaligus akhir dari tahap pengauditan laporan keuangan. Dalam laporan audit mencakup objek audit, lingkup audit, tujuan audit, jasa yang diberikan, hasil audit, rekomendasi, dan sebagainya.

Membuktikan hak kepemilikan aktiva klien perusahaan seperti, kendaraan serta bukti STNK, aset tetap (tanah dan bangunan) beserta surat jual beli tanah, dan sertifikat tanah yang dilengkapi bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan. []

(Sri Wahyuni Sitorus)


Baca Juga:

Berita terkait
Kenali 4 Jenis Laporan Keuangan Manufaktur
Daftar laporan yang tertera pada laporan keuangan diantaranya adalah laporan neraca, paba rugi, arus kas dan perubahan modal.
5 Poin yang Terdapat dalam Laporan Keuangan
Setiap pembagian dalam laporan keuangan memiliki makna dan fungsi untuk menyampaikan perihal poin-poin keuangan secara terperinci.
Kamu Harus Tau, 5 Jenis dan Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan memegang peranan yang sangat penting. Jenis laporan keuangan pun ada bermacam-macam tergantung dengan fungsinya.
0
Ketahui Perbedaan Suku Bunga Flat dan Efektif Saat Melakukan Kredit
Suku bunga bank adalah balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya