4 Strategi KKP Dorong UMKM Kelautan Masuk E-Commerce

Pemerintah terus mengupayakan pemasaran produk perikanan lewat digital, khususnya pada sektor UMKM
Produk ikan dari Sulawesi Utara (Foto: Ant)

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor kelautan dan perikanan memperluas pemasaran produknya melalui platform e-commerce.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja mengatakan UMKM memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi raksasa.

“Produk-produk UMKM ini harus di-branding dengan bagus dan standar kualitas yang baik sehingga menjadi sebuah produk bertaraf internasional dan masuk ke pasar global,” ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu, 29 Agustus 2020.


Sjarief mendorong agar UMKM sektor kelautan dan perikanan untuk dapat turut berkembang secara lebih luas di pasar. Dia pun membagikan empat langkah yang perlu dilakukan agar produk UMKM kelautan dan perikanan dapat bersaing.

Pertama, memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Dalam budidaya misalnya, satu ekor ikan nila yang diproduksi ukurannya harus pas memenuhi satu piring. Seluruh tubuh ikan pun tidak boleh bercacat, baik di bagian badan, sirip, maupun ekornya. Selain itu, jumlah produksinya harus rapi. Misalnya, pelaku usaha harus konsisten memproduksi 1 ton perminggu.

Sjarief juga menekankan agar harga produk pun tidak berubah-ubah setiap minggunya sehingga membingungkan masyarakat.

“Nggak ada nila 1 kilo minggu ini Rp 30.000 minggu depan berubah jadi Rp 35.000, minggu depannya lagi berubah jadi Rp 25.000. Enggak ada cerita,” ucapnya.

Kedua, jaminan kontinuitas. Sjarief menekankan bahwa UMKM harus mengetahui secara persis target market-nya dan berapa banyak produk yang mereka butuhkan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat diketahui melalui riset pasar.

“Misalnya target kita adalah sebuah restoran ikan bakar. Kita harus tahu persis dia butuh berapa ikan setiap minggunya sehingga kita bisa tentukan berapa banyak produksi ikan kita yang harus dikeluarkan,” jelasnya.

Langkah ketiga adalah jaringan bisnis. Sjarief mengatakan bahwa UMKM harus memelihara seluruh mitra bisnisnya dari hulu hingga hilir. Pasalnya, UMKM tidak dapat bekerja sendirian.

“Misalnya kita adalah pengusaha kerang maka kita harus turut membina nelayan kerang yang menjadi pemasok kita. Jika tidak, bisnis kita bisa berhenti,” ujarnya.

Tak ketinggalan pada langkah keempat ia menekankan pentingnya kerapian manajemen usaha. Menurutnya, UMKM harus mulai menyusun manajemen keuangan yang baik. Cash flow usaha harus dihitung rapi dari hulu ke hilir. Pembayaran pun harus dilakukan tepat waktu.

“Selain itu, upaya after sales yang diberikan para pelaku usaha juga harus baik. Produk harus dikemas dan diantar dengan baik hingga ke tangan konsumen,” tutup dia.

Berita terkait
Edhy Prabowo Akan Persenjatai Kapal Pengawas KKP
Menteri KKP Edhy Prabowo mengatakan ke depan akan mempersenjatai kapal pengawas untuk menindak kapal asing melakukan Illegal Fishing.
Eks Pemred Tempo Menjawab Isu Terima Duit KKP
Tempo membantah pernah menerima suap dari KKP. Tempo menduga isu dihembuskan sebagai reaksi atas liputan soal ekspor benur.
KKP Jamin Stok Konsumsi Perikanan Aman Selama Corona
KKP) memastikan kebutuhan konsumsi perikanan dapat terpenuhi hingga Juni mendatang meski Idonesia tengah dilanda virus corona.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.