Jakarta - Bisnis tas adalah bisnis yang sedang naik daun di kalangan entrepreneur muda. Melihat dari pangsa pasar dan kebutuhan pasar yang selalu ada dan bahkan kian meningkat, membuat peluang pada bisnis ini semakin menggiurkan..
Namun dibalik peluang yang besar dan, menggiurkan itu, apakah kamu tahu bisnis tas juga dapat berisiko apa lagi bagi pemula yang baru menginjak dunia bisnis tas.
Berikut adalah resiko berbisnis tas, simak penjelasannya.
Perang Harga
Persaingan harga adalah risiko bisnis tas yang juga menghantui para pebisnis tas. Hal ini selalu terjadi karena kebutuhan pasar yg menurun tetapi barang di pasar tergolong sedang meningkat.
Dengan faktor itu terjadilah persaingan pasar berupa perang harga.
Psikologi dari sebagian besar para customer terkait konsumtif barang adalah mencari perbandingan, mulai dari jenis, desain, dan juga harga.
Kondisi Pasar Tidak Stabil
Melihat kondisi ekonomi yang semakin tidak stabil ikut menyebabkan kondisi pasar yang juga tidak stabil.
Tidak hanya di Indonesia bahkan hampir di seluruh dunia juga mengalami tekanan ekonomi akibat beberapa hal terutama karena pandemi yang kian lama kian memburuk.
Banyaknya usaha yang gulung tikar, penyusutan karyawan dan pemotongan upah pada beberapa sektor membuat minat konsumtif dari para pelanggan semakin menurun.
Kerugian
Hal yang selalu menjadi momok mengerikan pada pebisnis tas adalah risiko bisnis tas berupa kerugian.
Banyak faktor dimana kita dapat merasakan kerugian seperti contoh kerugian saat pengiriman, retur barang, saat produksi bahkan bencana alam.
Kerugian ini memang tidak bisa dihilangkan. Namun dengan manajemen risiko yang baik risiko bisnis tas satu ini dapat kamu minimalisir.
Gulung Tikar
Risiko bisnis tas yang bisa terjadi dari sebuah bisnis tas dan menjadi risiko terbesar pada sebuah bisnis adalah mengalami kebangkrutan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebangkrutan seperti salah perhitungan, kesalahan produksi, masalah pada pengiriman hingga bencana alam.
Sebagai contoh, saat berbisnis tas secara online, apalagi jika produknya adalah tas branded. Hal tersebut pernah terjadi pada Dewi Rezer, seorang pebisnis yang menjual tas branded second milik artis.
Itu dia penjelasan mengenai beberapa risiko bisnis tas dan solusi yang bisa kamu ambil. Tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis selalu dekat dengan risiko.
Dengan pengambilan keputusan yang tepat kamu akan dapat mengendalikan risiko bisnis tas yang mungkin saja terjadi pada bisnis yang kamu tekuni.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- 4 Tips Tetap Termotivasi Mencapai Tujuan Tabungan
- Begini Cara Buka Rekening Saham Online untuk Pemula
- Cara Jual Beli Saham Online untuk Pemula
- Apa Itu Saham Preferen dan Perbedaannya dengan Saham Biasa?