4 Poin Damai Menhan Prabowo Soal Natuna

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto telah menyampaikan 4 poin damai Menhan yang disampaikan oleh Dahnil Anzar Simanjuntak.
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menhan Nasional China Jenderal Wei Fenghe (kiri) menginspeksi pasukan kawal kehormatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sebelum melakukan pertemuan bilateral di Beijing, Senin (16/12/2019). (Foto: Antara/HO-PLA/mii)

Jakarta - Jubir Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak angkat suara terkait anggapan mantan Danjen Kopassus lembek dalam menangani polemik di perairan Natuna yang dilanggar oleh China.

Respons tersebut dilontarkan Dahnil guna menyikapi pernyataan Jubir Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid yang menyebut Prabowo tidak tegas dalam persoalan Natuna.

Menhan Prabowo menyepakati langkah damai yang sedang dibahas dan disampaikan kepada publik.

Menurut Dahnil, Menhan justru ingin menyelesaikan permasalah dengan prinsip diplomasi seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak, dan prinsip pertahanan Indonesia defensive, bukan offensive.

"Maka penyelesaian masalah selalu mengedepankan upaya kedua prinsip di atas. Maka langkah-langkah damai harus selalu diprioritaskan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Sabtu, 4 Januari 2020.

Baca juga: PKS Sebut Prabowo Lembek Hadapi Natuna

Langkah damai, kata dia, bukan berarti tidak bersikap tegas dan inferior. Langkah damai yang dipilih menurutnya adalah jalur diplomasi.  

"Menhan Prabowo menyepakati langkah damai yang sedang dibahas dan disampaikan kepada publik," ujarnya. 

Dahnil menjelaskan ada beberapa poin damai yang dimaksudkan oleh Prabowo, antara lain:

(1) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah melanggar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, dan Tanah Air menolak klaim Negeri Tirai Bambu terkait traditional fishing ground, yang tidak memiliki landasan hukum.

(2) Juga menolak klaim atas penguasaan LCS (kita gunakan istilah Laut Natuna Utara) atas dasar Nine Dash Line.

(3) Akan dilakukan operasi di Laut Natuna oleh TNI secara intensif.

(4) Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah ZEE Indonesia atau laut Natuna. 

"Jadi keempat sikap dan langkah ini adalah cara-cara damai untuk tetap mempertahankan hak kedaulatan kita sebagai bangsa dan negar. Sebelum 4 sikap dan langkah tersebut disampaikan, sebelumnya Menteri Luar Negeri sudah menyampaikan cara damai melalui Nota Protes kepada pihak RRT," ucap Dahnil.

Baca juga: FPI Meragukan Nasionalisme Luhut, Mahfud MD, Prabowo

Sebelumya, politikus PKS Muhammad Kholid mengkritik langkah Menhan Prabowo yang tidak garang saat kapal China masuk ke ZEE Indonesia. 

Dia menyayangkan sikap mantan Danjen Kopassus yang menginginkan rakyat tenang, sehingga tidak ada yang terganggu, termasuk investasi dari China.

"Sikap lembek Menteri Pertahanan yang justru menganggap enteng masalah kedaulatan bangsa. Pak Prabowo sebagai Menhan tidak boleh anggap isu kedaulatan sebagai isu yang enteng," kata Kholid dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu, 4 Januari 2020.

Bahkan, Kholid menyebut Prabowo terlalu santai dalam menanggapi permasalahan yang dinilainya cukup berat. 

"Santai, sikapnya (Prabowo) harus tegas dan punya wibawa. Kalau lembek, santai-santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap," ucap Kholid. []

Berita terkait
Jokowi Minta Polemik Natuna Diselesaikan Tegas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta polemik pelanggaran batas wilayah dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia oleh China diselesaikan tegas.
Utang China Biang Kerok Jokowi Lembek Soal Natuna?
Utang Indonesia kepada China merembet kepada ketidaktegasan sikap Pemerintah Jokowi terhadap klaim perairan Natuna.
Kapal China Curi Ikan di Laut Natuna Tak Bersahabat
China disebut-sebut negara sahabat, tapi ulah Beijing yang melindungi kapal-kapal nelayan China mencuri ikan di Laut Natuna jelas tidak bersahabat