4 Oktober, Satelit Pertama Diluncurkan ke Antariksa

Sputnik 1 merupakan satelit pertama yang diluncurkan manusia ke antariksa pada 4 Oktober 1957.
Replika satelit pertama yang diluncurkan umat manusia, Sputnik 1. (Foto: NASA)

Jakarta - Luar biasa, untuk pertama kalinya satelit buatan manusia, Sputnik 1 diluncurkan ke orbit pada 4 Oktober 1957. Momen itu dianggap paling bersejarah dalam perjalanan ilmu antariksa manusia.

Satelit buatan Uni Soviet tersebut diluncurkan di Kosmodrom Baykonur yang terletak di Kazakhstan yang saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

Peluncuran Sputnik ini, pertama kalinya direncanakan pada 1954 atas usulan Kepala Ilmuan Soviet saat itu, Sergei Korolev kepada Menteri Industri Pertahanan, Dimitri Ustinov. 

Hal itu sebagai salah satu cara untuk mengembangkan teknologi roket yang sedang mereka gagas.

Setidaknya, ada enam pihak Uni Soviet yang terlibat dalam pembuatan roket dan satelit Sputnik 1, yaitu Akademi Sains Uni Soviet sebagai pimpinan eksperimen, Kementerian Industri Pertahanan untuk membuat satelit. 

Kemudian, Kementerian Industri Radioteknik sebagai penanggungjawab sistem radio, sistem telemetri, dan instruktur teknis, Kementerian Industri Pembuatan Kapal sebagai penanggungjawab perangkat giroskop. 

Selanjutnya, Kementerian Bangunan Mesin sebagai penyedia sarana peluncuran, seperti bahan bakar dan transportasi, serta Kementerian Pertahanan sebagai penanggungjawab peluncuran roket.

Pemerintah Uni Soviet membutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk melakukan riset, membuat satelit, membangun roket, dan fasilitas peluncuran roket di Kazakhstan. 

Meski terhitung cepat, negara komunis terbesar sepanjang sejarah tersebut mengalami sejumlah kesulitan seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan masalah teknis.

Sementara itu, desakan pemerintah Uni Soviet untuk mempercepat peluncuran menyebabkan persiapan peluncuran Sputnik 1 jadi membebani proses observasi dan riset.

Setelah melalui serangkaian riset dan ujicoba, pada 21 Agustus 1957, Uni Soviet melakukan uji coba terakhir untuk mengetes roket yang akan membawa satelit Sputnik 1 menuju orbit. 

Roket yang digunakan bernama 8K71 No.8, memiliki spesifikasi balistik interkontinental. Hal itu merupakan uji coba keempat, setelah terakhir kalinya dilakukan pada Juli 1957.

Pemerintah Uni Soviet melakukan persiapan untuk melakukan peluncuran agar misi roket tersebut dapat dilakukan pada tahun 1957. 

Akhirnya, 4 Oktober 1957 satelit Sputnik 1 sukses diluncurkan. Satelit tanpa awak tersebut terbuat dari logam seberat 100 kilogram, dengan empat buah antena radio. 

Sputnik 1 bertahan di angkasa, hingga baterai satelit tersebut mati pada minggu ketiga usai diluncurkan. Meski baterainya habis, satelit tersebut masih mengorbit bumi selama tiga bulan berturut-turut hingga Januari 1958.

Tercatat Sputnik 1 melakukan 1440 kali mengorbit bumi dengan jarak tempuh sekitar 70 juta kilometer. Namun, sayangnya satelit itu kemudian hancur di atmonsfer saat hendak jatuh ke bumi. 

Kesuksesan proyek satelit pertama tersebut kemudian memicu perang dingin antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat (AS) di bidang antariksa. 

Negara-negara blok barat yang dipimpin AS tersebut, kemudian melakukan sejumlah eksperimen agar dapat menyaingi pencapaian Uni Soviet. Pada 31 Januari 1958, AS akhirnya meluncurkan satelit pertama mereka, Explorer 1.[]

Baca juga:

Berita terkait
Foto: Ini Penampakan Satelit Nusantara Satu
Ini foto-foto satelit Nusantara Satu, tonggak sejarah baru Indonesia di bidang telekomunikasi.
Jelajahi Sisi Misterius Bulan, China Luncurkan Satelit Ini
Peluncuran ini adalah langkah kunci bagi China untuk mewujudkan tujuannya menjadi negara pertama yang mengirim pesawat ke daratan lunak dan menjelajahi sisi jauh bulan.
Spesifikasi Satelit Nusantara Satu
Nusantara Satu, satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi HTS. Ini spesifikasi lengkapnya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.