4 Kabupaten di Jateng Minta Bantuan Air Bersih

Empat kabupaten di Jawa Tengah terdampak kekeringan musim kemarau kehabisan anggaran untuk menyediakan air bersih.
Warga Klaten antre mendapat bantuan air bersih dari Pemprov Jateng. (Foto: Humas Pemprov)

Semarang – Empat kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) terdampak kekeringan di musim kemarau tahun 2019. Malah sudah kehabisan anggaran untuk menyediakan air bersih bagi warganya hingga minta bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sudaryanto menyebut empat kabupaten tersebut adalah Boyolali, Temanggung, Klaten dan Pati.

"Empat kabupaten ini sudah cukup parah kekeringan hingga meminta bantuan air bersih karena memang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk warganya," ujar dia di Semarang, Selasa 16 Juli 2019.

Sudaryanto mengatakan, pihaknya memprediksi puncak musim kemarau di Jateng terjadi pada bulan September. Namun begitu, cuaca yang ekstrem membuat sejumlah daerah sudah terdampak sebelum masa puncak datang. Karenanya pemetaan wilayah rentan kekeringan telah dilakukan agar bisa didapat langkah antisipasi awal.

Di luar empat daerah yang sudah terdampak kemarin, ada 13 daerah lain yang diprediksi akan mengalami hal serupa sepanjang kemarau tahun ini. Yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purwerejo, Wonosobo, Magelang, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Blora dan Grobogan.

"Hasil inventarisasi dan identifikasi yang kami lakukan, 1.319 desa di 287 kecamatan di Jateng rawan mengalami kekeringan. Dan sebanyak 545.851 keluarga yang terdiri atas 2.056.287 orang di wilayah tersebut sudah menghadapi dampak kekeringan,” beber dia.

BPBD Jateng telah menyiapkan anggaran Rp 320 juta untuk membantu kabupaten/kota yang mengalami krisis air bersih. Dana tersebut dialokasikan guna pengadaan air bersih sebanyak 1.000 tangki.

Daerah yang dana tanggap darurat sudah habis bisa mengajukan bantuan air bersih seperti yang dilakukan Boyolali, Temanggung, Klaten dan Pati.

Langkah lain adalah koordinasi dengan stakeholder terkait semacam perusahaan air minum di tiap daerah untuk mem-back up bantuan air bersih. Juga bersama dinas terkait lebih mengintensifkan sosialisasi tentang tanaman pertanian yang tidak terlalu banyak memerlukan air.

Kalau kemarau biasanya kekeringan selama 5-6 bulan. Ini sudah tiga bulan. Bantuan air ini tentu bisa menghemat

"Ketersediaan air bersih pada masa puncak kekeringan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, termasuk untuk kegiatan produksi pertanian," imbuh dia.

Sebanyak 600 Kepala Keluarga di Desa Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten mengalami kekeringan akibat terdampak musim kemarau. Sejak tiga bulan lalu, warga desa yang terletak di lereng Gunung Merapi itu kesulitan mendapatkan air bersih.

Salah satu desa di Klaten yang mengalami kekeringan adalah Desa Balerante di Kecamatan Kemalang. Lokasinya yang berada di ketinggian, di lereng Gunung Merapi, membuat warga desa kesulitan mengakses air bersih. Pasalnya, sumber air bersih berada di jauh di bawah desa.

Bantuan air bersih diberikan langsung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pekan lalu sebanyak 30 tangki. Tak hanya memberi solusi jangka pendek, Ganjar membuka tantangan bagi warga desa untuk mengatasi kekeringan secara jangka panjang.

Kepada Kepala Desa Balerante, Sukono, Ganjar meminta dibuatkan kajian dan analisa kemungkinan menarik air dari sumber air menuju ke desanya. Selain itu, ia juga meminta agar Sukono segera mengajukan proposal pembuatan embung.

"Coba dikaji, kemudian dihitung berapa biayanya. Setelah itu ajukan ke saya. Saya kasih waktu maksimal dua minggu untuk menghitung, kalau sudah ada nanti saya bantu. Soal anggaran, biar urusan saya dengan Bupati Klaten," kata dia.

Ganjar mengakui persoalan kekeringan memang kerap melanda warga di lereng gunung. Kalau di lereng Merapi ada Kabupaten Klaten, Magelang, sementara di lereng gunung Slamet ada Purbalingga dan sekitarnya.

"Solusinya ya menarik air sampai sini. Kalau posisi sumber air ada di atas desa, itu mudah. Persoalannya ini sumbernya di bawah, jadi agak repot. Tapi bisa dibuat bertingkat dan ada pompanya," bebernya.

Sementara itu bantuan air bersih disambut gembira masyarakat desa setempat. Sebab selama tiga bulan terakhir wilayah Balerante kekeringan, sumber air berupa sumur tidak keluar airnya lagi. Hingga akhirnya warga harus beli air dengan biaya yang tidak sedikit.

"Kalau kemarau biasanya kekeringan selama 5-6 bulan. Ini sudah tiga bulan. Bantuan air ini tentu bisa menghemat, Rp 150 ribu dapat satu tangki, habis dalam waktu 15 hari," ujar Ny Bejo, 56 tahun.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.