Jakarta - Setiap pebisnis sudah pasti ingin bisnisnya berjalan sukses. Ia juga pastinya menjalankan beberapa strategi bisnis salah satunya meningkatkan kekuatan bisnisnya dengan mendatangkan modal tambahan.
Memang, keberadaan investor sangat penting bahkan bisa memberikan banyak manfaat. Tapi, tidak semua pebisnis bisa sukses ‘merayu’ investor untuk menyuntikkan dananya.
Berikut 4 hal yang harus Anda perhatikan, simak penjelasannya.
Gaya komunikasi buruk
Awalnya seorang investor boleh saja percaya dengan penampilan fisik Anda. Tapi, mereka tidak akan berhenti sampai disitu. Mereka akan menilai gaya komunikasi Anda baik ketika sedang mempresentasikan materi atau ide bisnis Anda maupun pada saat berbicara tidak formal.
Gaya komunikasi yang buruk akan dinilai investor sebagai kegagalan. Kenapa? Karena, gaya komunikasi sangat penting untuk menjalin kerjasama atau pada saat Anda memimpin tim kerja bahkan pada saat Anda membawahi staff Anda.
Gaya komunkasi yang buruk bisa menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif.
Anda tidak memiliki atau dianggap tidak berpengalaman
Investor, sebelum menyuntikkan dananya kepada seorang investor, ia akan melakukan sedikit ‘investigasi’ terkait latar belakang Anda, pendidikan, keahlian serta usaha apa yang sudah pernah dijalaninya.
Dari beberapa informasi terkait background Anda, investor bisa menarik kesimpulan bahwa Anda memiliki pengalaman atau dianggap tidak memiliki pengalaman tergantung dari penilaian mereka.
Latar belakang pendidikan juga bisa menjadi acuan investor untuk menilai apakah Anda orang yang berkompeten atau tidak di bidang bisnis yang Anda jalani.
Bisnis yang Anda jalani tidak memecahkan masalah
Saat Anda mempresentasikan materi atau ide bisnis Anda, tentu ada sebuah latar belakang yang kemudian mendasari usaha Anda untuk berjalan. Harapannya, dari usaha yang Anda jalani tentu bisa menyelasaikan masalah yang menjadi latar belakang bisnis Anda.
Sayangnya, tidak semua pebisnis bisa menghubungkan antara latar belakang dengan solusi bisnis yang mereka tawarkan. Inilah yang dinilai oleh investor. Ketika solusi bisnis yang ditawarkan tidak bisa memecahkan masalah secara tepat, maka mereka akan menolak memberikan dana investasinya.
Oportunistik
Investor pada umumnya akan melihat peluang dari bisnis Anda. Jika bisnis Anda terkategori baru, maka peluang pun sulit untuk diprediksi oleh para investor. Akan berbeda jika bisnis sebelumnya telah berjalan dan dapat diterima pasar namun masih kekurangan dana untuk melebarkan sayap.
Selain itu, memilih bisnis yang sudah ada namun diberikan beberapa inovasi juga akan menarik investor. Jadi, poin disini adalah sifat investor sendiri yang memiliki harapan berbeda dengan pandangan bisnis Anda.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- Investor Harus Pikirkan INi Sebelum Terjur ke Startup
- 3 Pola Pikir Salah yang Dilakukan Pelaku Usaha terhadap Investor Pribadi
- KTT G-20 di Bali, Ridwan Kamil Siap Layani Investor EBT
- Dear Investor, Inilah Panduan Investasi Reksadana Syariah