4 Hal Ini Ternyata Bisa Kurangi Stres, Salah Satunya dengan Menulis

Temuan ini menjelaskan bahwa tidak hanya orang dewasa saja namun di usia anak remaja juga rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Ilustrasi seorang wanita sedang penat dengan pekerjaan. (Foto: Tagar/pexels/energepic.com)

Jakarta - Kepenatan yang mengelilingi pikiran bisa mengakibatkan stress atau bahkan depresi. Tekanan yang didapat saat bekerja, di perkuliahan atau dimanapun itu, bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak buruk bagi mental dan kesehatan fisik seseorang. 

Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, menemukan ada sekitar 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta mengalami depresi.

Temuan ini menjelaskan bahwa tidak hanya orang dewasa saja namun di usia anak remaja juga rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa. 

Tentunya hal ini bisa menjadi momok menakutkan bila ditangani dengan lamban karena tidak jarang seseorang berada yang berada di posisi ini memutuskan untuk bunuh diri.

Berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang yang melakukan bunuh diri, serta 47,7 persen korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun.

Untungnya situasi ini mendorong pemerintah berbenah dan mewujudkan program yang mendukung pentingnya menjaga kesehatan mental. Berbagai sarana dan prasarana terkait kesehatan jiwa dibuat memadai. Perhatian yang diberikan pemerintah sangat penting untuk menekan angka gangguan kesehatan jiwa yang dialami oleh masyarakat Indonesia.

Namun untuk menjaga kesehatan jiwa tidak hanya dibebankan oleh pemerintah saja. Sebagai masyarakat selayaknya kita melakukan berbagai hal yang dapat membuat jiwa terus sehat. Untuk itu ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan demi menjaga kesehatan jiwa Anda. Dilansir dari situs resmi Kementerian kesehatan kemkes.go.id ada 6 hal sederhana yang dapat dilakukan.


Mengenali diri sendiri

Setiap orang unik, sehingga mengenali kebiasaan sendiri saat merasa sehat, dapat membantu kita lebih cepat untuk mendeteksi gangguan mental dalam diri. 

Kita dapat mencatat berapa lama biasanya butuh tidur, tak peduli apakah kita termasuk tipe manusia pagi atau doyan begadang; seberapa banyak energi yang kita butuhkan untuk masing-masing aktivitas, atau seberapa sering kita merasa lapar. 

Perubahan dramatis dalam kebiasaan-kebiasaan ini dapat menunjukkan terjadinya tekanan secara emosi atau mental. Ini juga bisa dilakukan orang tua terhadap kebiasaan-kebiasan anaknya untuk mendeteksi gangguan mental pada anak.


Mengambil waktu untuk diri sendiri

Sekarang adalah masanya dunia terasa berputar lebih cepat, tuntutan dari keluarga, lingkungan, maupun pekerjaan lebih banyak, informasi berseliweran lebih banyak dari berbagai media, terutama dari internet. 

Karenanya, orang juga jadi lebih mudah terkena stress. Ambillah waktu waktu setiap hari hanya untuk bersantai dan melakukan apa pun yang kita sukai. Bisa sekedar mandi air hangat, mendapat perawatan tubuh di salon, dipijat, atau melakukan hobi. 

Jangan pernah merasa egois ketika melakukan hal ini, terlebih saat tenaga kita sangat dibutuhkan keluarga atau kantor. Kita toh akan menjadi kurang berguna juga kalau stress atau kelelahan.


Bebas dari segala jenis layar

Sebisa mungkin, jauhkan segala macam teknologi, seperti ponsel, komputer jinjing, tablet, atau TV dari kamar tidur atau hindari mengaktifkan alat-alat tersebut barang dua jam setiap hari. 

Anda yang kecanduan media sosial mungkin tergoda untuk mengecek kabar terbaru di linimasa, tapi percayalah, terus-menerus terhubung dengan teknologi seperti itu hanya akan mempengaruhi kualitas tidur. Kualitas tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan mental. selain itu, anda juga harus menjalankan pola hidup sehat.


Menulis

Saat stress, kita sulit untuk fokus. Kadang banyak ide berseliweran di kepala, tapi sulit sekali untuk diraih atau dijabarkan. Coba pindahkan ide-ide atau pikiran itu ke dalam tulisan. Bisa dalam bentuk daftar tugas atau to do list, bisa juga dalam bentuk jurnal. Kegiatan menulis ini bisa menjadi sangat katarsis.


Berolahraga

Pikiran dan tubuh kita sangat berhubungan. Kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan mental. Demikian pula sebaliknya. Berolahraga telah terbukti membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan, selain tentunya membantu menjaga kesehatan fisik. 

Berolahraga di luar ruangan sangat disarankan karena dengan begitu, Anda juga bisa mendapatkan udara segar yang ideal. Berolahraga minimal 30 menit per hari sudah cukup.


Mengurangi minuman beralkohol

Banyak orang yang mengobati dirinya sendiri dari gangguan jiwa dengan minum minuman beralkohol atau minum obat penenang, padahal dampaknya hanya sementara saja dan akibat jangka panjangnya justru bisa lebih parah. 

Alkohol tergolong depresan atau mengandung zat yang mampu menekan pusat saraf, yang justru dapat menyebabkan penyakit mental.[]


(Agung Bukit)


Baca Juga:

Berita terkait
Cek Guys, Ini Kumpulan Acara TV Sahur dan Buka Puasa 2022
Berikut program spesial Ramadhan 2022 saat sahur hingga buka puasa yang dirangkum dari berbagai sumber.
Manfaat dan Cara Membuat Ramuan Daun Kelor untuk Penyembuhan Kanker
Manfaat dari teh daun kelor dapat berpotensi menyembuhkan atau mencegah dan membantu penyembuhan dari beberapa jenis kanker seperti.
Cara Buat Yoghurt-Berry, Makanan Diet Sehat
Padahal makan pagi penting untuk memberikan energi sepanjang hari. Ada alternatif menu diet sehat yang dapat dibuat dalam waktu singkat.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"