4 Fakta Perkosaan Siswi SMA di Solok, Digilir 5 Pria

Sejumlah fakta pemerkosaan siswi SMA di Solok, Sumatera Barat terkuak. Mulai dari hubungan pelaku dan korban hingga digilir di lapangan sepak bola.
Pada Juni 2017 pukul 22.00 WIB, pelaku berniat tidur di ruang tamu, tetapi korban meminta untuk tidur bersamanya. Namun, kesempatan itu digunakan pelaku untuk menyetubuhi putrinya. (Ilustrasi)

Solok - Polisi meringkus 5 pemuda tanggung asal Nagari Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Senin, 23 Maret 2020. Mereka diciduk karena diduga mencabuli seorang siswi SMA secara bergantian.

Lima orang pemuda yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu berinisial HZ, 24 tahun, ZF, 18 tahun, RR, 20 tahun, SJ, 20 tahun, dan AR, 19 tahun. Polisi juga mengamankan GML, 16 tahun, seorang saksi yang diduga turut menyaksikan perbuatan bejat itu, namun dia belum ditetapkan sebagai tersangka.

Iya, mereka berpacaran dan baru kenal sekitar dua minggu lalu melalui aplikasi WhatsApp.

Berikut sejumlah fakta yang berhasil Tagar rangkum dari informasi jajaran Polres Solok.

1. Berpacaran

Kasat Reserse Kriminal Polres Solok Akhmad Deny Hamdani membenarkan kasus dugaan pecabulan tersebut. Menurutnya, hanya lima orang yang terlibat dalam kasus bejat itu.

"Yang terlibat ada lima, satu lainnya hanya menyaksikan, tapi tetap kami proses untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya kepada Tagar, Selasa, 24 Maret 2020 malam.

Dari hasil penyelidikan, tersangka HZ dan siswi SMA berusia 17 tahun itu ternyata memiliki hubungan dekat. Mereka diketahui menjalin hubungan asrama alias berpacaran.

Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, HZ dan Bunga (nama samaran) pergi jalan-jalan dan makan. Bahkan, Bunga meminta izin kepada orang tuanya untuk menginap di rumah teman agar bisa bepergian dengan kekasihnya itu.

"Iya, mereka berpacaran dan baru kenal sekitar dua minggu lalu melalui aplikasi WhatsApp," katanya.

2. Digilir di Lapangan Sepak Bola

Kasus dugaan pemerkosaan itu terjadi Minggu, 22 Maret 2020 dini hari. Setelah pergi jalan-jalan, Bunga diajak HZ ke sebuah lapangan sepak bola di Nagari Selayo. Di sana ternyata sudah menunggu empat orang rekan HZ.

Tak lama setelah bercengkrama, HZ pun menyetubuhi Bunga di lokasi lapangan bola itu dengan cara sadis. Tangan dan kaki Bunga dipegang oleh rekannya dan HZ pun melangsungkan nafsu bejatnya.

Baca juga: Bejat, Siswi SMA Diduga Diperkosa 5 Pemuda di Solok

Parahnya, usai melampiaskan nafsu bejatnya, HZ pun memberikan pacarnya itu kepada teman-temannya untuk disetubuhi bergantian di lokasi yang sama.

"Setelah melakukan tindakan itu, korban kemudian ditinggalkan di pinggir jalan," katanya.

3. Konsumsi Minuman Keras

Sebelum para pemuda ini melangsungkan niat bejatnya, mereka ternyata lebih dulu mengkonsumsi minuman keras (miras). Hal itu juga diakui para tersangka ini kepada polisi.

"Sebelum melakukan perbuatan itu (cabul), mereka si pelaku terlebih dahulu meminum minuman keras," katanya.

4. Pelajar Aktif

Bunga sendiri tercatat sebagai pelajar aktif di salah satu SMA/sederajat di Solok. Begitu juga para pelaku, tiga di antaranya juga berstatus pelajar aktif.

Meski bukan warga Nagari Selayo, Bunga dan para pelaku ternyata saling mengenali, selain dengan pacarnya HZ. "Mereka saling kenal walau pun tidak tinggal berdekatan dengan para pelaku," katanya.

Saat ini, para pelaku telah mendekam di sel tahanan Polres Solok untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. []


Berita terkait
Stop Tayang, Bioskop di Padang Ikut Cegah Corona
Bioskop di Kota Padang, Sumatera Barat, menyetujui imbauan pemerintah untuk meniadakan tayang selama wabah corona masih berlangsung.
Narapidana Kasus Narkoba Meninggal di Lapas Solok
Seorang narapidana kasus narkoba meninggal dunia di Lapas Kelas II B Solok, Sumatera Barat.
Satu Penumpang Mobil Masuk Jurang di Solok Meninggal
Satu dari lima penumpang mobil masuk jurang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat meninggal dunia. Dia merupakan istri sopir minibus nahas itu.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.