4 Bocah Positif Difteri di Simalungun, 1 Meninggal

Empat anak di Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, positif difteri.
Salah seorang anak mendapatkan perawatan medis di RSUD Perdagangan, Kabupaten Simalungun, Kamis 5 Desember 2019. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan)

Simalungun - Empat anak di Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, positif difteri. Satu di antaranya meninggal dunia.

Hal itu diketahui setelah adanya laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) Suspect Difteri, Selasa 3 Desember 2019.

Mereka adalah MS, 2 tahun, RS, 3 tahun, HS, 5 tahun, dan YS, 6 tahun. Kesemuanya saat itu dirawat di RSUD Perdagangan. Kasus itu pun menjadi perhatian khusus Bupati Simalungun JR Saragih.

Bupati Simalungun meninjau kondisi dan menjenguk langsung pasien serta meminta Kadis Kesehatan Edwin Simanjuntak, segera melakukan vaksinasi di sekitar daerah pemukiman kediaman korban. JR meminta agar dilakukan sosialisasi terutama kepada para bidan desa untuk memberikan vaksin kepada bayi yang baru lahir.

"Pemerintah sudah menyiapkan vaksin gratis kepada semua masyarakat dan tidak perlu takut dan khawatir. Mari kita bersama-sama mencegahnya. Apabila ada gejala agar secepatnya membawa ke rumah sakit," ucapnya.

Karena kasus ini banyak dijumpai di lingkungan yang tidak bersih dan ramai

Menurut dokter spesialis, kata dia, difteri merupakan infeksi serius pada hidung dan tenggorokan atau selembar materi tebal dan abu-abu menutupi bagian belakang tenggorokan. Sehingga membuat sulit bernapas, yang disebabkan bakteri corynebacterium diphtheriae.

Terpisah, Kabid pada Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Rudi Pangaribuan, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumatera Utara telah merujuk dua orang anak sebelumnya ke RS Adam Malik, Kota Medan.

"Ke dua anak yakni HS dan YS untuk mendapat perawatan intensif," ucapnya melalui sambungan telepon seluler, Kamis 5 Desember 2019 kepada Tagar.

Nahas, kata dia, HS menghembuskan nafas terakhir di RS. "Tiga anak yang lain masih dalam perawatan medis di RS Adam Malik," ujarnya.

Rudi menambahkan, pihaknya telah melakukan vaksinasi di lingkungan kediaman pasien. "Salah satu penyebab utama kemunculan difteri adalah kurangnya pemahaman orangtua akan pentingnya vaksinasi bagi bayi dan balita," terangnya.

Untuk itu, ia mengimbau kepada warga Kabupaten Simalungun untuk mengecek kesehatan secara berkala.

"Pola hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan tetap bersih. Karena kasus ini banyak dijumpai di lingkungan yang tidak bersih dan ramai," katanya.

"Membawa anak di bawah sembilan bulan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap serta ulangan setelah sembilan bulan ke Posyandu. Mengikuti program Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang rutin dilakukan di sekolah oleh puskemas," jelas dia. []

Berita terkait
Suspect Difteri Warga Malaysia, Meninggal di RS Medan
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik membenarkan adanya pasien suspect difteri, warga negara Malaysia, yang meninggal.
Satu Dokter Muda di Aceh Terkena Virus Difteri
Saat sedang menunggu jadwal keberangkatan program intensif, dokter itu mengalami demam, dan setelah diperiksa gejala yang dialami sesuai dengan gejala virus difteri.
Vaksin Difteri Anggota Polri
Kegiatan penyuntikan difteri pada orang dewasa ini bertujuan agar Anggota Polri dan Bhayangkari di Polres Pekalongan Kota tidak terkena difteri di cuaca yang sulit ditebak ini.