4 Alasan Bamsoet Mundur dari Persaingan Ketum Golkar

4 Sebab Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet memilih mundur dari pencalonan Ketum Golkar periode 2019-2024.
Wakil Koordinator Bidang (Wakorbid) Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo tiba untuk menyerahkan berkas pendaftaran bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019. Partai Golkar akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) pada 3 Desember 2019 dengan salah satu agendanya pemilihan ketua umum periode 2019-2024. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta - Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengaku legawa dengan keputusannya mundur dari pencalonan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar periode 2019-2024. 

"Berat bagi saya untuk mengambil. Tetapi, demi persatuan dan kesatuan Partai Golkar, saya ambil keputusan pahit ini," katanya, saat menyampaikan pernyataan kepada wartawan, di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019. 

Inilah pengorbanan saya untuk menjaga keutuhan kita, dan menjaga komitmen Partai Golkar terhadap negara terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Nama Bamsoet Tak Dicoret dari Perebutan Ketum Golkar

Bamsoet menyebutkan, setidaknya ada empat faktor yang mendasari keputusannya untuk mundur dari pencalonan ketua umum Partai Golkar.

Pertama, kata dia, mencermati perkembangan situasi Partai Golkar menjelang musyawarah nasional (Munas) yang semakin memanas dan jika dipaksakan berpotensi mengakibatkan perpecahan. 

Kedua, kata dia, perlunya situasi politik yang kondusif untuk menjaga situasi nasional dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dari berbagai ancaman global. 

"Ketiga, nasihat dari para senior, termasuk Pak Yapto (Ketua Umum Pemuda Pancasila), Pak Pontjo (Ketua Umum FKPPI), dan Pak Bobby (Plt Ketua Umum Soksi)," ujarnya, seperti diberitakan Antara.

Baca juga: Bambang Soesatyo Mundur, Munas Golkar Aklamasi?

Dia melanjutkan, keempat, adanya semangat rekonsilasi yang telah disepakati bersama antara tim Bamsoet dan Airlangga Hartarto, sehingga tercipta suasana teduh dalam Munas. 

"Inilah pengorbanan saya untuk menjaga keutuhan kita, dan menjaga komitmen Partai Golkar terhadap negara terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin," ucapnya. 

Ditanya kelegawaannya atas keputusan tersebut, Bamsoet menjawab, "tentu, mulai hari ini, tidak ada lagi kubu pro-Bamsoet, kubu pro-AH (Airlangga Hartarto). Yang ada pro-Golkar, kubu pro-Indonesia Maju," kata dia. []

Berita terkait
Luhut Respons Intervensi DPD Golkar Pilih Airlangga
Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan angkat suara terkait tudingan menekan DPD Golkar agar memilih Airlangga di Munas.
Berebut Posisi Ketum Golkar Buat Nyapres
Politikus Partai Golkar Iqbal Wibisono meminta elite partai berlambang pohon beringin tidak menyia-nyiakan momentum Pilpres 2024.
Jokowi Tangkis Isu Pratikno Cawe-cawe di Golkar
Presiden Jokowi menangkis isu terkait pemerintah dan Mensetneg Pratikno cawe-cawe dalam urusan perebutan kursi ketum Golkar.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.