35 Tahun Slank, Gelar Konser Spektakuler di Gelora Bung Karno

35 tahun Slank, gelar konser spektakuler di Gelora Bung Karno. 35 tahun dengan 18 album dan hit-hit sangat populer, apa rahasia Slank?
Dalam perjalanan, grup ini telah belasan kali bongkar pasang formasi personel. Formasi terakhir atau ke-14 yang kini aktif adalah Bimbim, Kaka, Abdee, Ridho, dan Ivanka. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 16/10/2018) - Berawal pada 1979-an dari Sekolah Perguruan Cikini, atau yang disingkat Percik, tempat yang melahirkan banyak nama besar bagi peta musik di Indonesia. Di antaranya Nasution Bersaudara yang terdiri dari Debby, Gauri, Keenan dan Odink Nasution.

"Kita bergaul dengan siapa aja, dari anak tukang becak hingga anak presiden ketika dulu masih di Percik, dan musisi yang kita kenal dulu waktu masih di Percik ada Ahmad Albar dan Gank Pegangsaan," kata Bimbim dalam jumpa pers berlangsung di Sallo Innyan, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (16/10).

SlankDrummer Slank Bim-Bim. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Tepatnya pada awal 1980-an Bimo Setiawan Almachzumi (Bimbim) membentuk Cikini Stones Complex (CSC) yang khusus membawakan lagu-lagu The Rolling Stones. Bimbim juga membentuk band bernama Red Devil yang beranggotakan Kiki (eks gitaris CSC), serta sepupu Ahmad Ramadhani.

"Cikini Stones Complex itu pada awalnya bukan band, namun merupakan anak-anak yang nongkrong suka "Stone" dan suka The Rolling Stones, dan lama-lama mulai mengumpulkan personel untuk menjadikan sebuah band, yang sering membawakan lagu-lagu The Rolling Stones," lanjutnya.

Tanggal 26 Desember 1983 merupakan awal terbentuknya Slank, setelah beberapa kali berganti nama dari Cikini Stone Complex menjadi Red Devil dan akhirnya berubah menjadi Slank. Formasi pertama Slank adalah Erwan (vokal), Bongky (gitar), Kiki (gitar), Ahmad Ramadhani (bass), dan Bimbim (drum). Universitas Nasional menjadi saksi sejarah penampilan pertama Slank.

Setelah berganti nama, Slank juga berpindah tempat nongkrong untuk para personelnya. Jalan Potlot 3/14, Duren Tiga, Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjadi markas Slank hingga saat ini. Terdapat nama-nama besar yang terlahir dari tempat yang dikenal sebagai Gang Potlot itu, antara lain musisi Oppie Andaresta, Imanez, Andi Liani, Anang Hermansyah, dan sutradara ternama Dimas Jayaningrat.

Kekuatan Awal Slank

Slank yang kala itu belum menemukan identitas dalam musiknya, masih sering berganti-ganti personel, dan pada akhirnya Slank menemukan jati dirinya dalam bermusik setelah melalui banyak pergantian dalam formasinya.

Formasi ke-13 Slank menjadi titik awal kekuatan Slank dalam industri musik Indonesia. Sejumlah nama yang mengisi formasi Slank pada saat itu adalah Kaka (vocal), Pay (gitar), Bongky (bass), Indra Q (keyboard) dan Bimbim (drum). Lahirnya album pertama Slank pada kuartal pertama 1991 yang bertajuk Suit-Suit He-He (Gadis Sexy).

"Waktu itu saya lagi manggung bersama Mas To (adik Bimbim) di pensinya Tarki, kemudian Bimbim sama Pay nonton. Setelah manggung Bimbim langsung ngomong ke Mas To, 'Gue pinjem deh penyanyi lu, dua tahun' sehabis itu saya langsung teken kontrak dengan Slank selama dua tahun". Ungkap Kaka dalam jumpa pers, ketika ditanya pertama kali awal bergabung dengan Slank.

SlankVokalis Slank Kaka. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Hingga kini, Slank telah menghasilkan tidak kurang dari 18 album dan sejumlah hit yang sangat populer tidak hanya di kalangan Slankers (nama untuk penggemar Slank) tetapi juga pecinta musik tanah air. Ahmad Ramadhani memilih non aktif sebagai musisi dan lebih berkonsentrasi sebagai manager Slank yang lebih dikenal dengan panggilan Bang Denny.

Tema lirik lagu yang diusung Slank menggunakan bahasa keseharian dengan keresahan-keresahan serta polemik yang terjadi dalam lingkungan masyarakat pada umumnya, seperti kisah percintaan, budaya, sosial hingga politik.

Tidak hanya itu, Slank juga menyuarakan kegelisahan melalui bahasa yang lugas dan sederhana tanpa rekayasa sehingga mudah ditangkap oleh nalar paling awam sekalipun. Beberapa lagu Slank yang menjadi hits antara lain Terlalu Manis, Anyer 10 Maret, I Miss You But I hate You, Balikin, Orkes Sakit Hati, Ku Tak Bisa, Kamu Harus Pulang, dan masih banyak lagi.

Perjalanan yang dilalui Slank juga penuh dengan pasang surut seperti layaknya band-band besar lainnya. Mulai dari tersangkutnya masalah obat-obatan terlarang hingga isu perpecahan yang terjadi di dalam Slank. Peristiwa tersebut tidak membuat Slank kehilangan taringnya dalam belantika musik. Bimbim menuturkan pada era itu Slank mengalami banyak cobaan, dan akan tetap bertahan selama Slank masih ada.

"Slank dalam bermusik itu untuk mengungkapkan ekspresi, banyak kawan musisi yang frustasi karena lagu banyak yang dibajak, penjualan tidak laku. Dan Slank sendiri tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Yang penting kita masih bisa berekspresi, dan masih bisa bikin lagu tentang lingkungan, kehidupan, dan sejarah-sejarah tentang hari ini yang bisa didengar untuk waktu yang akan datang, dan hanya Tuhan yang bisa menghentikan kami," ungkap Bimbim.

Slank Masa Kini

SlankSlank nantinya, akan menghibur 150.000 lebih para Slankers (sebutan penggemar) di stadion GBK. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Formasi ke-14 Slank, turut berkontribusi dalam melahirkan Slankers generasi baru yang lebih modis. Mereka adalah Kaka (vocal), Ridho Hafiedz (gitar), Abdee Negara (gitar), Ivanka (bass), dan Bimbim (drum).

Eksistensi Slank sebagai musisi tentu tidak dapat dipandang sebelah mata. Berbagai kalangan mengakui pengaruhnya lebih meyerupai sebuah paham. Semua itu diraih Slank berkat kegigihan yang tidak mengenal lelah dalam memegang komitmen dalam bermusik. Oleh karena itu dalam rangka memperingati perjalanan karier Slank dalam bermusik selama 35 tahun, Slank berencana menggelar konser spektakular pada 23 Desember 2018 di Gelora Bung Karno, dengan judul: Indonesia Now.

"Kita ingin bikin sebuah pergelaran yang besar yang enak ditonton dan enak didengar. Tidak hanya itu, tujuan kita juga ingin membuat masyarakat Indonesia saat ini tahu akan perjalanan Slank dari waktu ke waktu dan dapat mengambil pelajaran penting untuk kehidupan dari perjalanan kesuksesan Slank," kata Denny Pete, promotor dari acara ulang tahun Slank ke-35 yang bertajuk Indonesia Now.

Judul di atas diambil dari single terbaru Slank yang mengangkat fenomena bagaimana teknologi digital sudah demikian merasuk pada berbagai sendi kehidupan. Slank berencana akan menyisihkan sebagian hasil dari penjualan tiketnya nanti untuk menanggulangi berbagai bencana alam yang belakangan ini bertubi-tubi menimpa masyarakat Indonesia. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.