300 Pendaki Rinjani Terjebak, Satu Meninggal, Tim SAR Batal Kerahkan Helikopter

300 pendaki Rinjani terjebak, satu meninggal, Tim SAR batal kerahkan helikopter. Sudiyono menyebutkan, pengerahan helikopter tidak akan bisa menyelesaikan masalah.
Sejumlah wisatawan pendaki Gunung Rinjani berhasil turun saat terjadi gempa di pintu pendakian Bawaq Nau, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7). Menurut data Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) saat ini masih terdapat 826 orang baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang terjebak menunggu arahan untuk bisa turun dengan aman sambil menunggu gempa susulan reda di pos Plawangan Sembalun. (Foto: Ant/Ahmad Subaidi)

Mataram, (Tagar 29/7/2018) – Ratusan pendaki masih terjebak di atas Gunung Rinjani Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Tim Pencarian dan Pertolongan SAR batal mengerahkan pesawat helikopter untuk mengevakuasi satu jenazah.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono mengatakan, keputusan pembatalan diambil dengan pertimbangan jenis pesawat dan kondisi lapangan yang tidak memungkinkan bagi keselamatan penerbangan.

"Pengerahan pesawat helikopter dibahas dalam rapat dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, serta unsur TNI/Polri," kata Sudiyono ketika dihubungi di Mataram, Minggu (29/7) malam.

Presiden Kunjungi LombokPresiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo berjabat tangan dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi setibanya di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa, NTB, Minggu (29/7/2018). Dalam kunjungan kerjanya, Presiden menggelar rapat terbatas terkait penanganan gempa 6,4 SR yang mengguncang Lombok dan berencana mengunjungi lokasi bencana serta menengok korban. (Foto: Ant/Biropers-Rusman Jhoni)

Menurut Sudiyono, pengerahan satu unit helikopter juga tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Pasalnya, jumlah pendaki yang terjebak di atas gunung mencapai lebih dari 300 orang. Satu di antaranya dalam kondisi meninggal dunia setelah tertimpa material longsor dampak dari guncangan gempa bumi.

Pihaknya bersama Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, serta unsur brimob sudah sepakat untuk melakukan proses evakuasi melalui jalur darat.

Kedua institusi tersebut diminta membantu karena memiliki keahlian serta peralatan memadai yang bisa mendukung proses evakuasi korban dari atas gunung.

"Besok pagi (Selasa), tim sudah bergerak ke atas gunung. Tapi kami sudah mengirim tim pendahulu sebanyak tiga orang untuk melakukan cek awal jalur evakuasi," ujarnya.

Saat ini, kata Sudiyono, kondisi ratusan para pendaki yang terjebak di atas gunung masih relatif aman di bawah pengawalan petugas. Posisi mereka berada di antara Danau Segara Anak dengan Pelawangan.

"Mereka di posisi kilometer 10 dan sudah diamankan dalam tenda. Besok tim bergerak ke lokasi memberikan bantuan dan evakuasi," ucapnya.

Sementara itu, Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram I Gusti Lanang Wisnuwanda membenarkan pembatalan menggunakan pesawat helikopter untuk mengevakuasi para pendaki dari atas Gunung Rinjani.

Keputusan pembatalan diambil karena ada informasi dari rombongan pendaki asal Makassar yang salah satu anggotanya meninggal dunia, bahwa jalur pendakian bisa dilewati.

"Untuk sementara delapan orang tim kami masih siaga di Sembalun, dan besok pagi baru naik gunung. Malam ini tidak bisa karena gerak dan jarak pandang yang sangat terbatas," kata Gusti Lanang Wisnuwanda.

Sembalun Gelap Gulita

Sementara itu, lokasi posko pengungsian di lapangan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dalam keadaan gelap gulita. Aliran listrik belum menyala sejak gempa bumi 6,4 Skala Richter menimpa Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu pagi.

Pengunsi Gempa LombokWarga korban gempa melaksanakan sholat Asar di pengungsian di lapangan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). Para warga di Desa Sajang dan Desa Sembalun Bumbung memilih tidur di tenda pengungsian karena masih sering terjadinya gempa susulan yang menurut data stasiun Geofisika BMKG Mataram terjadi sebanyak 145 kali gempa susulan hingga terakhir pada pukul 17:45:04 WITA dengan magnitude 3.1. (Foto: Ant/Ahmad Subaidi)

Sejumlah warga yang berada di lokasi pengungsian di salah satu desa terparah akibat gempa itu pada Minggu malam mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. Meski ada diberikan genset oleh pemerintah, namun tidak bisa digunakan karena rusak.

"Sampai sekarang di lokasi pengungsian belum ada listrik. Bahkan, seluruh Sembalun mati lampu," ujar Amak Raodah seorang warga di lokasi pengungsian.

Menurut dia, selain tidak ada listrik, dirinya bersama ratusan pengungsi lainnya masih membutuhkan sejumlah bantuan, seperti selimut, air minum dan jenset untuk mengaliri listrik.
"Kalau makanan dan minuman sudah kami terima dari pemerintah walaupun masih kurang. Tapi yang perlu ini ada aliran listrik biar tidak gelap kalau malam dan selimut," ucapnya.

Dia mengaku, tidak tahu sampai kapan kondisi seperti ini terjadi. Karena, jika kembali ke rumah sudah tidak bisa ditempati, karena sudah rata dengan tanah akibat gempa yang terjadi pada Minggu pagi. Namun, meski begitu dia berharap agar aliran listrik di lokasi pengungsian cepat tersedia.

Deputi Manajer Hukum Humas PLN NTB Fitriah Adriana mengatakan, pemadaman dilakukan lantaran aspek keamanan.

"Demi alasan keamanan, supply listrik PLN harus kami padamkan sehubungan dengan bencana gempa bumi yang mengguncang beberapa daerah Lombok Utara dan Lombok Timur," jelasnya.

Fitriah Adriana menyebutkan, sejumlah wilayah yang terdampak pemadaman meliputi Obel-obel, Sembalun, Sambelia, Pringgabaya, dan sekitarnya. Tim PLN, lanjutnya, sedang mengecek kondisi di lapangan.

"Saat ini, tim PLN sudah di lokasi untuk memastikan jaringan dalam kondisi aman untuk melakukan penormalan sistem. Mohon doanya untuk kelancaran pekerjaan sehingga supply listrik bisa segera kembali normal," terangnya.

Sejak magrib, sebut Antara, tidak hanya lokasi pengungsian yang tidak ada aliran listrik. Namun, seluruh desa yang menjadi lokasi terparah akibat gempa bumi di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dalam keadaan gelap gulita. [o]

Berita terkait