Jakarta - Presiden Joko Widodo mengumumkan tiga (3) pemikirannya saat berpidato dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jokowi yang untuk pertama kali berpidato di PBB, mendapat urutan ke-19.
Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan, hal utamanya agar PBB senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. Jokowi menilai, PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralisme itu dapat menghasilkan, termasuk pada saat terjadinya krisis global.
Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.
"PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan zaman," kata Jokowi dalam pidato secara virtual, Rabu, 23 September 2020.
Baca juga: Untuk Perdana, Presiden Jokowi Pidato dalam Sidang PBB
Kemudian ia menegaskan bahwa PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di New York, Amerika Serikat, akan tapi sudah menjadi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus.
"Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan," ucap Jokowi.
Poin kedua yang disampaikan Jokowi, yaitu ia ingin mendorong agar kepemimpinan kolektif global harus diperkuat. Menurutnya, dalam hubungan antarnegara dan internasional, setiap negara harus selalu memperjuangkan kepentingan nasional.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar semua negara memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
Baca juga: PBB Ramalkan Krisis Pangan, Jokowi Siapkan Lumbung
"Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh kolektif global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Kemudian poin ketiga, Jokowi hendak mendorong agar kerja sama dalam penanganan Covid-19 sebaiknya diperkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonomi. Ia menyebut vaksin sebagai game changer dalam perang melawan pandemi.
"Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau. Untuk jangka yang lebih panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat. Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia," ujar Jokowi. []