3 Penyakit Penyerta Covid-19 Berisiko Kematian

Terdapat tiga penyakit penyerta Covid-19 yang berisiko terjadinya kematian, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Ini penjelasannya.
ilustrasi periksa tekanan darah. (Foto: fullscript.com)

Jakarta - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan terdapat tiga penyakit penyerta yang memiliki risiko tinggi terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Tiga penyakit penyerta tersebut berisiko pada kematian.

Doni menyimpulkan hal tersebut dari kasus yang terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel). "Penyakit penyerta yang risikonya sangat tinggi terpapar Covid-19, yaitu Diabetes, Hipertensi, dan Jantung," kata Doni ketika berkunjung ke posko Covid-19 Sulsel, beberapa waktu lalu. 

Diabetes, hipertensi, dan jantung merupakan penyakit yang kerap menghinggapi masyarakat khususnya orang tua. Dengan melihat kenyataan ini, maka sebaiknya masyarakat terutama yang menderita tiga penyakit itu agar lebih berhati-hati untuk menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19.

Berikut ulasan tiga penyakit penyerta yang rentan terinfeksi Covid-19.

1. Diabetes

Cek Gula DarahIlustrasi cek gula darah. (Foto: 6abc.com)

Diabetes yang tak terkontrol dalam jangka waktu yang lama bisa membuat daya tahan tubuh menjadi lemah dan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Inilah yang menjadi alasan penderita diabetes lebih rentan terinfeksi Covid-19 

Selain itu, infeksi virus Corona juga bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes, seperti ketoasidosis, diabetik, dan sepsis. Komplikasi tersebut bisa dikhawatirkan menyebabkan terjadinya kematian akibat Covid-19 pada penderita diabetes.

Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Penyakit ini bisa terjadi karena disebabkan adanya penumpukan glukosa di dalam darah, sehingga menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ tubuh dan komplikasi penyakit lainnya.

Secara umum, diabetes dibedakan dalam dua jenis yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 atau diabetes autoimun terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.

Inilah yang mengakibatkan kadar glukosa dalam darah meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Penyebab terjadinya autoimun pada diabetes tipe 1 memang belum diketahui pasti, tetapi dugaan terkuat disebabkan faktor genetik dari penderita dan dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Sementara, diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang lebih sering terjadi. Hal itu bisa dilihat dari 90-95 persen penderita diabetes di dunia mengidap penyakit ini. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik.

Gejala Diabetes

  • Sering haus.
  • Sering buang air kecil, khususnya saat malam hari.
  • Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Berkurangnya massa otot.
  • Pandangan kabur.
  • Lemas.
  • Luka sulit sembuh.
  • Terdapat keton dalam urine. Keton merupakan produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak menggunakan gula sebagai sumber energi.
  • Sering mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Gejala Lain yang menjadi pertanda seseorang mengalami diabetes, sebagai berikut:

  • Mulut kering.
  • Gatal-gatal.
  • Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
  • Mudah tersinggung.
  • Disfungsi ereksi atau impotensi.
  • Mengalami hipoglikemia reaktif, yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin berlebih.
  • Munculnya bercak hitam di area leher, ketiak, dan selangkangan, sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Faktor Risiko Diabetes

Diabetes Tipe 1:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
  • Menderita infeksi virus.
  • Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
  • Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan dengan ras lain.
  • Diabetes tipe 1 rentan terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, meskipun jenis satu ini bisa terjadi pada usia berapapun.

Diabetes Tipe 2:

  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
  • Faktor usia, seiring bertambahnya usia risiko terjadinya diabetes tipe 2 pun meningkat.
  • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kurang aktif bergerak.
  • Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal.

2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Cek Tekanan DarahIlustrasi periksa tekanan darah. (Foto: fullscript.com)

Penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi juga berisiko terinfeksi Covid-19. Sebab, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang buruk lainnya seperti penyakit jantung, strok, hingga kematian.

Tekanan darah merupakan kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan ini tergantung pada sistem kerja pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja karena semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka kian tinggi tekanan darah.

Hipertensi bisa diketahui dengan cara rajin memeriksakan tekanan darah terlebih di masa pandemi sekarang ini. 

"Apabila pada pasien hipertensi muncul gejala awal Covid-19 seperti meningkatnya suhu tubuh, sesak napas, batuk kering, dan sebagainya segera berkonsultasi kepada dokter," kata President Indonesian Society of Hypertension (InaSH) atau Perhimpunan Dokter Hipertensi (PERHI), dr Tunggul D Situmorang dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Minggu, 17 Mei 2020.

Gejala Hipertensi:

  • Sakit kepala.
  • Masalah penglihatan.
  • Lemas.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Aritmia.
  • Adanya darah di dalam urine.

Faktor Risiko Hipertensi:

  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Konsumsi garam berlebihan.
  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki keluarga dengan hipertensi.
  • Kurang konsumsi sayur dan buah.
  • Jarang berolahraga.
  • Konsumsi kafein berlebihan.
  • Konsumsi minuman keras berlebihan.

3. Penyakit Jantung

Ilustrasi Penyakit JantungIlustrasi Penyakit Jantung. (Foto: Pixabay/Pexels)

Serupa dengan hipertensi, penyakit jantung menjadi salah satu penyakit kardiovaskular. Secara umum, penyakit satu ini mengakibatkan kondisi jantung yang kurang baik dan mampu membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah.

Inilah penyebab penderita penyakit jantung rentan terpapar virus Corona dengan gejala yang lebih berat. Bahkan, beberapa laporan menyebutkan risiko kematian akibat Covid-19 pada penderita kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan penderita Covid-19 yang sebelumnya sehat.

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang bisa terjadi karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Akibatnya menimbulkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau strok. 

Masalah kesehatan ini dibagi dalam beberapa kategori, seperti penyakit jantung koroner, jantung bawaan, infeksi jantung (endokarditis), gagal jantung, dan aritmia.

Gejala Penyakit Jantung:

Penyakit Jantung Koroner:

  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Nyeri yang menjalar ke lengan kiri atau rahang.
  • Keringat dingin.
  • Mual

Penyakit Jantung Bawaan:

  • Perubahan warna kulit, seperti kebiruan atau pucat.
  • Pembengkakan kaki dan perut.
  • Mudah lelah atau sesak napas saat beraktivitas fisik.
  • Berat badan tidak bertambah.

Infeksi Jantung (Endokarditis):

  • Demam.
  • Denyut jantung tidak beraturan.
  • Sesak napas.
  • Bengkak di perut atau tungkai.
  • Batuk kering terus-menerus.
  • Mudah lelah.
  • Muncul ruam kulit atau bintik-bintik kemerahan atau keunguan yang tidak biasa.

Gagal Jantung:

  • Sesak napas saat beraktivitas atau berbaring.
  • Pembengkakan pada perut dan tungkai.

Aritmia:

  • Jantung berdebar.
  • Rasa tidak nyaman di dada.
  • Sesak napas.
  • Sensasi melayang.
  • Pingsan.
  • Pusing.
  • Berkeringat.

Penyebab Penyakit Jantung:

  • Merokok, termasuk menghirup asap rokok.
  • Kadar lemak dan kolesterol tertentu tinggi dalam darah.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Jumlah gula yang tinggi dalam darah akibat resistensi insulin atau diabetes.
  • Peradangan pembuluh darah.

Faktor Risiko Penyakit Jantung:

  • Usia.
  • Seks.
  • Riwayat keluarga.
  • Merokok.
  • Konsumsi obat kemoterapi dan terapi radiasi tertentu.
  • Pola makan tidak sehat.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Obesitas.
  • Diabetes.
  • Jarang berolahraga.
  • Stres.
  • Tidak menjaga kebersihan. []

Baca juga: 

Berita terkait
7 Tempat yang Harus Diwaspadai Bisa Menularkan Corona
Ada beberapa tempat yang perlu diwaspadai karena berisiko menjadi tempat penularan virus Corona. Berikut tempat yang bisa menularkan Corona.
Peneliti: Masker Ampuh Cegah Corona Hingga 40 Persen
Penggunaan masker ampuh mengurangi tingkat penyebaran virus Corona hingga 40 persen. Inilah sebabnya pemerintah mengimbau masyarakat pakai masker.
Bisa Tidak Akurat, Ini Cara Kerja Rapid Test
Dalam mengatasi pandemi virus Corona, Indonesia menggunakan rapid test. Namun tak sedikit masyarakat mempertanyakan akurasi dari rapid test itu.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"