3 Pasien Covid-19 di Aceh Berasal dari Luar Klaster

Kasus positif virus corona atau Covid-19 di Provinsi Aceh melonjak sebanyak 10 orang, sehingga menjadi 37 orang.
Ilustrasi Virus Corona. (Foto: www.kclu.org)

Banda Aceh - Kasus positif virus corona atau Covid-19 di Provinsi Aceh melonjak sebanyak 10 orang, sehingga menjadi 37 orang. Pelonjakan ini diketahui berdasarkan pemeriksaan swab dengan PCR di Balitbangkes Aceh, yang hasilnya diterima pada 16 Juni 2020 sekira pukul 18.00 WIB.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, kesepuluh kasus terbaru Covid-19 di Aceh terdiri dari 7 orang dari Aceh Utara, 1 Aceh Besar.

Selanjutnya, 1 dari Banda Aceh dan 1 dari Aceh Selatan. Ketujuh kasus dari Aceh Utara tersebut masing-masing berinisial HM, 10 tahun, MN, 18 tahun, MY, 65 tahun, SN, 53 tahun, MW, 65 tahun, YN, 44 tahun, dan KA, 49 tahun.

“Mereka terungkap positif Covid-19 karena pelacakan oleh Tim Surveilans Gugus Tugas Covid-19 Aceh dan kabupaten/kota terhadap orang-orang yang pernah kontak erat dengan salah satu dari 7 orang positif Covid-19 sebelumnya,” katanya dalam keterangan diterima Tagar, Kamis, 18 Juni 2020.

Ia menjelaskan, 3 dari 10 pasien yang positif tersebut berasal dari luar klaster Kota Lhokseumawe dan klaster Aceh Utara, masing-masing inisial RR, 18 tahun, warga Kabupaten Aceh Selatan, MI, 29 tahun, warga Kota Banda Aceh, dan Suk, 63 tahun, warga Sumatera Utara.

“Laki-laki RR merupakan warga Aceh Selatan. Ia memiliki riwayat ke daerah penularan lokal di Sumatera Utara, dan hasil rapid test menunjukkan reaktif virus, dan hasil pemeriksaan swab-nya pun konfirmasi positif Covid-19. Ia saat ini dirawat di RSU Aceh Selatan,” ujarnya

Sementara MI, kata Saifullah, seorang karyawan sebuah bank swasta di Banda Aceh. Laki-laki ini beralamat di Kota Medan namun tinggal di Kota Banda Aceh. Ia diketahui positif Covid-19 berawal dari rapid reaktif dan hasil uji swab dengan RT- PCR juga positif terinfeksi dengan virus Corona.

“MI saat ini di rawat di Ruang Isolasi Pinere, RSUDZA Banda Aceh, sejak 17 Juni 2020,” kata Saifullah.

Sedangkan Suk, kata Saifullah, yang meninggal dunia saat dalam perawatan Tim Medis RSUDZA Banda Aceh merupakan warga Brandan Barat, Sumatera Utara. Bedasarkan informasi dari tim surveilans Gugus Tugas Covid-19, Suk berkunjung ke rumah anaknya di kawasan Lambaro, Aceh Besar. Ia tiba pada 12 Juni 2020.

“Pada 16 Juni 2020 ia mengeluh sakit dan pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit Pertamedika. Tim Medis Pertamedika memutuskan merujuk Suk ke RSUDZA pada hari itu juga,” katanya.

Saifullah menambahkan, setiba di RSUDZA, tim medis menemukan gejala pneumonia dan penyakit penyerta lainnya pada Suk, karena itu diambil swab tenggorokan dan hidung pada 16 Juni 2020, dan hasil pemeriksaan dengan RT-PCR terkonfirmasi Suk positif Covid-19.

Suk menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam penanganan medis pada 17 Juni 2020, sekira pukul 11.00 WIB.

Kata Saifullah, Tim Medis Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUDZA Banda Aceh berusaha keras merawat Suk, sesuai prosedur medis penanganan pasien Covid-19, untuk kesembuhannya. Namun ikhtiar tim medis selesai ketika Allah SWT memberikan yang terbaik kepada hamba-Nya.

“Suk menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam penanganan medis pada 17 Juni 2020, sekira pukul 11.00 WIB, dan akan dimakamkan sesuai dengan Protokol Kesehatan Covid-19,” kata dia.

Jangan Panik

Dalam kesempatan itu, Saifullah meminta masyarakat tidak perlu panik menyikapi lonjakan kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir, dan terbentuknya klaster Covid-19 di Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Namun, kata dia, masyarakat harus lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona dalam setiap aspek kehidupannya.

“Virus corona itu memang tak kasat mata mamun korban-korbannya sudah di depan mata kita, karena itu mari menyikapinya dengan cara yang lebih serius, rasional, dan pro aktif, menangkal penularannya secara personal maupun bersama-sama masyarakat, dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Kata Saifullah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan lalu-lintas orang yang keluar-masuk Aceh di perbatasan Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam.

“Gugus Tugas Aceh mendukung pengawasan yang lebih ketat oleh Gugus Tugas kabupaten/kota,” tutur Saifullah.

Ia juga menyarankan agar Gugus Tugas Covid-19 kabupaten/kota seyogyanya meningkatkan penerapan protokol kesehatan di kalangan masyarakat di daerahnya masing-masing. Di tingkat gampong, keuchik dan para pemuda dapat menerapkan konsep “pageu gampong” dalam masa pandemi Covid-19 ini.

“Juga mengawasi ketat setiap tamu yang datang sesuai ke arifan setempat, dan dengan cara-cara yang tidak melanggar adat dan sopan-santuan kita selaku orang Aceh,” katanya.

Selain itu, kata Saifullah, masyarakat juga seyogyanya aktif melapor dan memberikan informasi kepada aparat gampong, petugas surveilans, tenaga kesehatan, dan pamong masyarakat apabila ada keluarga yang positif Covid-19 agar dapat ditangani dengan baik secara medis, dan melindungi keluarga yang lain agar tidak menjadi korban virus corona.

“Apabila semua unsur masyarakat bergerak bersama, bekerja sama dengan tokoh masyarakat, dan pemerintah setempat, Insya Allah mata rantai penularan virus corona dapat diputuskan, sehingga tidak jatuh korban berikutnya,” ucap dia.

Data kumulatif

Dalam kesempatan sama, Saifullah juga merilis prevalensi kasus Covid-19 di Aceh, berdasarkan laporan Gugus Tugas Covid-19 kabupaten/kota, per tanggal 17 Juni 2020, pukul 15.00 WIB.

Ia memaparkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di seluruh Aceh hari ini sebanyak 2.221 orang. Artinya, tidak ada penambahan ODP baru hari ini.

“ODP yang masih dalam pemantauan Gugus Tugas Covid-19 kabupaten/kota sebanyak 158. Sedangkan 2.063 orang sudah selesai menjalani proses pemantauan atau isolasi secara mandiri,” kata dia.

Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), lanjut Saifullah, sebanyak 115 kasus. PDP yang masih dirawat saat di rumah sakit rujukan Covid-19 kabupaten/kota saat ini hanya 1 orang, sisanya sebanyak 113 orang sudah sembuh.

“PDP yang meninggal di Aceh hanya 1 orang, yang meninggal pada 26 Maret 2020,” ujar Saifullah.

Sedangkan jumlah orang yang Positif Covid-19 hingga saat ini sudah mencapai 37 orang. Pasien positif Covid-19 yang masih dirawat tinggal 15 orang di Kabupaten Aceh Tamiang, 20 orang sudah sembuh, dan 2 orang meninggal dunia.

“Pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Aceh menjadi 2 orang, yakni pasien yang meninggal pada 23 Maret 2020, dan yang meninggal hari ini di RSUDZA Banda Aceh,” ujar Saifullah. []

Berita terkait
Ditolak Warga Begini Proses Pemakaman Corona di Aceh
Polisi di Banda Aceh, Aceh ikut membantu memakamkan jenazah pasien corona di Aceh.
Warga Temukan Bayi Mungil dalam Kardus di Aceh
Salah seorng warga Desa Pulo U Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, menemukan bayi mungil yang diletakan di dalam kotak air minum kemasan.
Kembali, Pasien Positif Corona Aceh Meninggal Dunia
Satu pasien yang terpapar positif virus corona atau Covid-19 meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Aceh.