3 Orang Terkaya Rusia yang Protes Putin Bombardir Ukraina

Seperti diketahui, daftar sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara barat terhadap Rusia terus bertambah panjang.
Seorang prajurit Ukraina berjalan melewati saat api dan asap membubung di atas pusat logistik yang rusak setelah penembakan di Kyiv, Ukraina, 3 Maret 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta - Beberapa orang terkaya di Rusia turut menentang kebijakan perang yang dilakukan oleh Vladimin Putin terhadap Ukraina. Mereka mendesak agar Putin segera menghentikan serangan tersebut.

Seperti diketahui, daftar sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara barat terhadap Rusia terus bertambah panjang.

Berikut  orang terkaya Rusia yang menentang Putin:


Mikhail Fridman

Fridman menentang perang Rusia-Ukraina. Hal itu dituangkan dalam sebuah surat yang ditulisnya. Orang terkaya ke-128 dalam Forbes Billionaires 2021 itu mengaku prihatin dengan perang Rusia-Ukraina, mengingat kedekatannya dengan kedua negara.

Diketahui Fridman adalah seorang warga negara Rusia, namun lahir di Ukraina. Orang tuanya adalah warga negara Ukraina dan tinggal di Lviv, sementara ia menghabiskan hidup sebagai warga negara Rusia serta membangun dan mengembangkan bisnis di Rusia.

"Saya sangat terikat dengan orang-orang di Ukraina dan Rusia dan melihat konflik saat ini sebagai tragedi," tulis Fridman dilansir CNN Business, Selasa (1/3) lalu.

"Krisis ini akan merenggut nyawa dan merusak dua negara yang telah bersaudara selama ratusan tahun. Sementara, solusi tampak masih sangat jauh. Saya hanya bisa bergabung dengan mereka yang berkeinginan kuat untuk mengakhiri pertumpahan darah," sambung Fridman.

Fridman merupakan Ketua Alfa Group, konglomerat swasta yang beroperasi di Rusia dan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet. Bisnisnya mencakup perbankan, asuransi, ritel, dan air mineral. Bahkan, Alfa Bank tercatat sebagai bank terbesar keempat di Rusia.

Ironisnya, meski pemilik kekayaan US$13,3 miliar itu menentang perang, Alfa Bank terkena sanksi ekonomi dari negara barat. Bank yang diasuhnya itu dipastikan bakal kesulitan menghimpun uang di pasar mereka di Amerika Serikat (AS).


Oleg Deripaska

Deripaska juga menyerukan agar perang Rusia-Ukraina dihentikan. Orang kaya nomor 775 di dunia itu bahkan mendesak agar kedua negara berdialog dan melakukan negosiasi. "Perdamaian sangat penting!" katanya.

Bos aluminium dengan kekayaan US$3,9 miliar tersebut benar-benar mengkhawatirkan situasi ekonomi Rusia, mengingat mata uang rubel dan pasar saham sudah rontok.


Lukoil

Perusahaan minyak Rusia yang memproduksi lebih dari 2 persen minyak mentah dunia itu juga menyerukan agar Putin mengakhiri serangan militernya ke Ukraina.

Dilansir dari CNN Business Senin (7/3), susunan direksi perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi kepada pemegang saham, staf dan pelanggannya bahwa mereka menyerukan penghentian secepatnya konflik.

"Kami mengungkapkan empati tulus kami untuk semua korban, yang terkena dampak tragedi ini. Kami sangat mendukung penyelesaian masalah melalui jalur negosiasi dan diplomasi yang serius," tulis perusahaan tersebut.

Perusahaan yang dimiliki oleh salah satu orang terkaya di Rusia, Vagit Alekperov, merupakan perusahaan minyak terbesar kedua Rusia setelah Rosneft.

Saat ini, perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 100 ribu orang itu menghadapi tantangan besar. Sebab, pedagang menghindari minyak mentah Rusia karena takut bertabrakan dengan sanksi Barat.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Lee Shau-kee, Bos Properti dan Orang Terkaya Nomor 2 di Hong Kong
Lee Shau-kee sendiri kini berusia 94 tahun yakni pada 20 Februari 1928 lahir di Shunde District, Foshan, Tiongkok.
Cara Jadi Kaya ala Li Ka-Shing, Orang Terkaya di Asia
Li Ka Shing sendiri lahir di Chaozhou, China pada tanggal 29 Juli 1928 dan dia berasal dari keluarga kurang mampu
Daftar Orang Terkaya Hong Kong 2022, Li Ka-shing Rp 514 Triliun
Berikut daftar sepuluh besar kekayaan orang terkaya di Hongkong versi Forbes yang dikutip pada Senin, 7 Maret 2022.
0
Setahun Bekerja Satgas BLBI Sita Aset Senilai Rp 22 Triliun
Mahfud MD, mengatakan Satgas BLBI telah menyita tanah seluas 22,3 juta hektar atau senilai Rp 22 triliun setelah setahun bekerja