Jakarta - Tak sedikit orangtua di Indonesia menggunakan kata 'pamali' untuk melarang anaknya melakukan sesuatu. Katanya, apabila melanggar, maka hal negatif akan terjadi pada diri sendiri bahkan keluarga.
Kata pamali merupakan istilah dalam bahasa Sunda yang berarti pantangan yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan berdasarkan KBBI, 'pamali' atau 'pemali' berarti larangan sekaligus pantangan berdasarkan adat dan kebiasaan.
Menurut sejumlah adat yang berbeda, pamali merupakan informasi turun temurun dari nenek moyang dan orang terdahulu. Hingga saat ini pun pamali masih sangat populer di Tanah Air.
Apa aja sih pamali yang masih subur di Indonesia? Simak di bawah ini ya!
1. "Anak gadis gak boleh duduk di depan pintu"
Larangan ini merupakan bentuk pamali yang katanya di masa depan susah atau tidak akan dapat jodoh.
Sebenarnya, larangan ini untuk mendidik para wanita agar berlaku sopan. Sebab, duduk di depan pintu dianggap perilaku kurang pantas dan secara langsung menghalangi orang untuk masuk atau keluar dari ruangan.
2. "Jangan potong kuku malam hari"
Pantangan ini ditujukkan bagi orang yang ingin memotong kuku saat malam hari. Pada masa lalu, cahaya tak seterang saat ini. Akses litrik untuk menyalakan lampu dahulu juga terbatas maka cahaya cenderung redup di beberapa tempat pada malam hari.
Meski saat ini lampu telah menerangi rumah-rumah, tetapi malam hari tak seterang ketika matahari menyinari. Maka mitos ini tetap subur di era modern.
Kebaikan yang bisa diambil dari mitos ini yaitu mencegah jari terluka akibat motong kuku pada malam hari.
Baca juga:
- Buka Payung di Rumah Bisa Disambar Petir, Mitos Atau Fakta?
- Apa yang Terjadi Ketika Anda Sarapan 1 Telur Setiap Hari?
- Sering Pakai Topi Bisa Bikin Rambut Botak, Mitos atau Fakta?
3. "Pamali keluar rumah malam-malam, nanti diculik mahluk halus"
Mitos ini dibuat agar anak-anak tak keluar rumah menjelang azan Magrib. Sebab, bagi umat muslim, azan Magrib merupakan panggilan salat sekaligus waktu untuk istirahat setelah aktivitas seharian.
Magrib juga bisa menjadi momen awal berkumpul bersama keluarga usai bekerja. Itulah sebabnya mengapa mitos ini dibuat dan masih berkembang di tengah masyarakat. (Viona Bono Valvinka)