3 Klaster Covid-19 di Rembang yang Wajib Diwaspadai

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Rembang mewaspadai munculnya tiga klaster baru Covid-19. Apa saja?
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat rapat evaluasi bersama Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Rembang, Rabu, 1 Juli 2020. Ganjar mengingatkan potensi kemunculan klaster baru covid di Rembang. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Rembang cukup memprihatinkan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan kepada pemerintah setempat untuk mewaspadai beberapa tempat yang potensial menjadi klaster baru dalam penyebaran corona di wilayahnya. 

"Kita perlu hati-hati di awal. Kami sudah diberi catatan analisis dari kawan-kawan para ahli ini, kita harus mewaspadai tempat kerja. Kami menyebut klaster ASN," kata Ganjar dalam rapat evaluasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Rembang, di Rembang, Rabu, 1 Juli 2020.

Tapi kita tetap harus menjunjung persatuan, jangan sampai bilang orang Pati tidak boleh ke sini, orang Kudus tidak boleh ke sini, jangan seperti itu.

Kelompok kedua yang perlu diwaspadai menjadi media penyebaran covid adalah para pelaku perjalanan dari daerah zona merah. Khususnya dari daerah tetangga seperti, Kabupaten Pati, Kabupaten Blora, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Kudus. 

"Yang setiap hari melakukan perjalanan antarkota siapa saja ini sekarang mulai dicek. Monggo mulai dari menggunakan jogo tonggo boleh, mau menggunakan kampung tangguh boleh, terserah mau pakai lembaga apapun boleh," tutur dia. 

Klaster ketiga yang potensial terpapar corona adalah tempat keramaian seperti pasar. Karena pedagang yang berjualan di pasar bisa saja berdomisili di luar Kabupaten Rembang. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Kobong Semarang, menjadi klaster Covid-19. Rata-rata pedagangnya dari luar kota Semarang.

"Tapi kita tetap harus menjunjung persatuan, jangan sampai bilang orang Pati tidak boleh ke sini, orang Kudus tidak boleh ke sini, jangan seperti itu. Namun pastikan pelaksanaan protokol kesehatannya dijalankan, kalau perlu latihan terus-menerus," tutur dia. 

Ganjar memahami Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Rembang telah terkuras habis untuk penanganan Covid-19. Karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk membantu percepatan penanganan Covid-19. 

"Nanti yang butuh bantuan bisa dilaporkan, saya sudah dapat bantuan mobil PCR (polymerase chain reaction) yang dikirim kemarin dari Gugus Tugas satu unit, insya Allah besok dari Bank Jateng juga ada satu unit. Maksud saya kalau nanti Pak Bupati menginginkan nanti saya kirim, untuk melakukan tes menggunakan mobil PCR ini," ucapnya. 

Hingga kini jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Rembang telah mencapai 75 orang. Dari jumlah itu, 61 pasien masih dirawat intensif tim kesehatan, sembilan orang dinyatakan sembuh, dan lima orang meninggal dunia. (PEN) []

Baca juga: 

Berita terkait
3 Polisi Rembang Positif Covid, Satu Meninggal Dunia
Tiga polisi di Rembang diketahui positif Covid-19. Satu di antaranya meninggal pada Selasa, 23 Juni 2020, sekira pukul 09.30 WIB.
Penyebab 7 Orang Panti Jompo Rembang Reaktif Covid
Tujuh penghuni panti jompo di Rembang reaktif setelah dirapid test. Untuk memastikan positif atau negatif Covid-19, 81 penghuni jalani swab test.
8 Kecamatan di Rembang Zona Hijau Covid-19
Delapan kecamatan di Rembang berstatus zona hijau Covid-19, sedangkan tiga kecamatan masuk zona merah. Mana saja?
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.