Yogyakarta - Gempa bumi dahsyat Mei 2006 lalu terjadi di sesar Opak Yogyakarta. Gempa berkuatan 5,9 skala richter (SR) menewaskan hampir 5.000 orang, melukai 36.000 orang serta merusak 600.000 bangunan di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Selasa 8 Oktober 2019, Badan Meteorologi Klimatotologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta merilis, dalam tiga hari terakhir terjadi tiga kali gempa bumi di sekitar sesar Opak,
Kekuatan gempa tersebut relatif kecil, kurang dari 3 SR
Observer Gempa Bumi BMKG Yogyakarta Ari Sungkowo mengatakan, gempa tersebut terjadi di darat dalam kurun waktu 4-7 Oktober 2019. "Kekuatan gempa tersebut relatif kecil, kurang dari 3 SR," kata dia di Yogyakarta, Selasa 8 Oktober 2019.
Dia menjelaskan, ke tiga gempa tersebut terjadi pada 4 Oktober 2019 pukul 18.16 WIB dengan kekuatan magnitude 2.0 SR. Episentrum pada 7.84 lintas selatan (LS) 110.46 bujur timur (BT) atau 13 kilometer (Km) Timur Laut Bantul, Yogyakarta dengan kedalaman 13 Km.
Gempa ke dua terjadi pada 6 Oktober 2019 pukul 02.09 WIB berkekuatan magnitude 2.4 SR dengan lokasi 7.88 LS 110.44 BT atau 9 Km Timur Laut Bantul, Yogyakarta dengan kedalaman 19 Km.
Gempa ke tiga terjadi pada 7 Oktober 2019 pukul 22.36 WIB berkekuatan magnitude 2.1 SR. Lokasi 7.84 LS,110.52 BT atau 16 Km Barat Daya Klaten, Jawa Tengah dengan kedalaman 15 Km.
Ari mengatakan, ke tiga lokasi gempa bumi berada di sekitar sesar opak. "Betul (sekitar sesar Opak) tetapi tidak dirasakan karena skala kecil," ungkapnya.
Sebagai catatan, pada 27 Mei 2006 lalu terjadi gempa bumi skala besar di darat yang berepisentrum di sesar Opak Yogyakarta. Gempa bumi berskala 5,9 SR tersebut berdurasi 57 detik.
Saat itu, gempa dirasakan oleh penduduk Pulau Jawa, dengan tingkat getaran tertinggi di Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan seperti Klaten, Purworejo, Magelang, Wonogiri dan kabupaten lain.
Dampak gempa tersebut terparah di Bantul (Yogyakarta) dan Klaten (Jawa Tengah) tercatat 4.993 orang, luka-luka 36.000 orang dan merusak ratusan ribu bangunan.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) pada 11 Juni 2006, total bangunan yang rusak di Yogyakarta dan Jawa Tengah bangunan yang rusak berat 127.879 unit, rusak sedang 182.382 unit dan rusak ringan 261.219 unit.
Peristiwa 13 tahun sudah berlalu, namun sebagian warga Bantul masih terus mengenang kejadian itu. Biasanya setiap 27 Mei, momen di saat gempa terjadi, dengan menggelar doa bersama mendoakan korban yang meninggal dunia akibat gempa itu.
Tokoh masyarakat Pandes, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Bantul, Busrofi mengatakan, saat kejadian itu ada tujuh warganya yang meninggal dunia. "Tiap tahun warga memperingati peristiwa gempa, mendoakan para korban," kata dia. []