Lhokseumawe – Salah seorang imigran Rohingya yang terdampar di Pantai Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, beberapa waktu yang lalu, Senowara, 19 tahun, meninggal dunia.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Pemerintah Kota Lhokseumawe, Marzuki mengatakan, imigran Rohingya tersebut meninggal dunia, saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara.
“Imigran Rohingya itu memang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami gejala sesak nafas dan demam tinggi. Namun belum bisa kita pastikan apakah terpapar virus corona atau tidak,” ujar Marzuki, Jumat, 11 September 2020.
Marzuki menambahkan, sampel swabnya sudah diambil oleh pihak rumah sakit, namun hasilnya belum keluar masih menunggu. Semoga saja tidak terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Namun belum bisa kita pastikan apakah terpapar virus corona atau tidak.
Untuk biaya pengobatan para imigran Rohingya, sepenuhnya ditanggung oleh lembaga United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), termasuk makanan dan lainnya sebagainya.
“Untuk pemakamannya dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kutablang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Untuk seluruh biaya pengobatannya ditanggung oleh UNHCR,” tutur Marzuki.
Tambahnya, saat sekarang ini masih ada empat imigran Rohingya yang dirawat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, secara umum keluhannya adalah sesak nafas dan mengalami demam tinggi.
“Mengenai berapa lama para imigran Rohingya di gedung BLK ini, belum bisa dipastikan sampai kapan. Kami masih menunggu bagaimana keputusan dari Pemerintah Pusat bersama UNHCR,” kata Marzuki. []
Berita Terkait:
- 297 Jumlah Imigran Rohingya yang Terdampar di Aceh
- Seorang Imigran Rohingya Meninggal di Lhokseumawe
- Penyebab Seorang Etnis Rohingya Meninggal di Aceh
- KontraS Aceh Desak Plt Gubernur Fasilitasi Rohingya
- Etnis Rohingya Ditampung di Gedung BLK di Aceh