Jakarta - Setiap bulan Ramadhan tiba. Banyak kegiatan ibadah yang dilakukan, salah satunya sholat tarawih.
Sholat Tarawih pastinya dilakukan untuk melengkapi ibadah puas kita. Namun, uniknya, apakah beberapa anak-anak, terutama anak SD benar-benar ke masjid hanya untuk sholat tarawih?
Ada tiga kegiatan yang biasanya dilakukan anak-anak saat pergi ke masjid untuk sholat tarawih.
Dan ini sebuah momen nostalgia yang dulu cukup sering dilakukan oleh banyak anak-anak. Apakah anak zaman now masih melakukan tiga hal ini?
1. Datang ke masjid untuk minta tanda tangan Imam
Ini menjadi kegiatan rutin dilakukan anak-anak, terutama anak SD selama bulan Ramadhan.
Menjelang Ramadhan, biasanya anak-anak akan diberikan buku seperti jurnal dari pihak sekolah.
Buku Ramadhan tersebut harus diisi oleh anak-anak dengan kegiatan ibadah yang mereka lakukan selama bulan suci.
Biasanya, buku tersebut berisi tabel laporan ibadah wajib, seperti sholat 5 waktu. Ada juga tambahan apakah anak-anak melaksanakan ibadah dan/atau sholat sunnah lainnya atau tidak, seperti sholat tarawih, tahajud, dhuha, dan membaca Al-Qur’an.
Anak-anak akan diminta untuk mengisi itu semua atau ceklis ibadah-ibadah yang mereka lakukan setiap harinya selama 30 hari.
Dan di bagian sholat tarawih, buku Ramadhan itu akan memberikan kolom kosong untuk menuliskan ceramah yang disampaikan saat sholat tersebut.
Selain menuliskan ceramah, ada bagian yang paling penting untuk membuktikan bahwa anak-anak benar ke masjid untuk sholat tarawih.
Bagian tersebut adalah dengan meminta tanda tangan dari Imam yang bertugas di hari tersebut.
Maka sangat wajar bila setiap selesai sholat tarawih, akan ada kerumunan di bagian tempat Imam selesai ibadah.
2. Makan jajanan sekitar masjid saat ceramah
Apakah kamu pernah melakukan ini saat masih anak-anak? Bukannya mendengarkan ceramah dengan seksama, malah sibuk mencoba keluar masjid untuk jajan bersama teman-teman.
Kelompok anak-anak yang ini akan mulai melepaskan mukena mereka, meninggalkan tempat sholat mereka untuk sementara waktu, dan mencari jajanan di sekitar masjid.
Tidak bisa dipungkiri, selama bulan Ramadhan memang cukup banyak jajanan ringan kesukaan anak-anak yang mangkal di sekitar masjid.
Biasanya juga, kelompok anak-anak ini dengan sengaja memilih saf paling belakang agar bisa lebih leluasa keluar sebentar dari barisan untuk jajan.
Bahkan, tidak jarang yang justru memakan jajanan tersebut di tempat sholat mereka, bukan di luar. Jadi, sambil dengar ceramah, sambil ngemil deh.
Kalau sudah begini, yakin ceramahnya sampai ke otak? Apa yang dituliskan di buku Ramadhan?
3. Izin ke masjid, ternyata main sarung dengan teman
Kelompok anak-anak ini benar-benar ada,. Sholat tarawih dan pergi ke masjid dijadikan momen untuk bertemu dengan teman-teman.
Mungkin karena siang hari terlalu lelah untuk bermain. Dan juga ada yang sekolah. Jadi, momen keluar rumah di malam hari untuk sholat tarawih ini justru digunakan untuk bermain.
Kelompok ini akan bermain sarung dengan teman-temannya di sekitar masjid. Kadang ada yang terlalu dekat dengan halaman masjid, ada juga yang cukup jauh.
Main sarung ini menjadi mainan sederhana tetapi menyenangkan bagi anak-anak seumur anak SD.
Biasanya kelompok anak ini akan ikut sholat tarawih untuk beberapa rakaat, dan mulai bermain sarung di luar masjid setelahnya.
Kalau sudah ada kelompok anak-anak seperti ini yang bermain, maka selama sholat akan terdengar suara-suara sarung yang seperti tembakan itu.
Itu beberapa kegiatan yang menjadi momen nostalgia bagi kaum milenials dan gen z untuk mengenang suasana bulan Ramadhan saat masih muda dan sebelum pandemi.