3 Anak di Sulsel Diduga Korban Kejahatan Seks Ayah

Tiga orang anak di bawah umur diduga menjadi korban kejahatan seksual ayah kandungnya di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.
Ibu tiga anak diduga korban kekerasan seksual ayahnya, saat ditemui di Kantor P2TP2A Makassar. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Tiga anak di bawah umur di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga menjadi korban kejahatan seksual ayah kandungnya sendiri.

Saya kan seorang ibu dan merawat mereka ini dari bayi, jadi otomatis saya tahu perubahan fisik ketiga anak.

Tiga anak yang diduga korban sodomi ayah kandung itu, berinisial AL, 8 tahun, MR, 6 tahun dan AL, 4 tahun. Kasusnya terungkap setelah ibu kandungnya, berinisial RS, 41 tahun, mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar.

"Saya ke sini meminta bantuan kepada P2TP2A Makassar untuk diadvokasi mencari keadilan karena tiga anak kandung saya diduga menjadi korban kekerasan seksual," kata RS saat ditemui di kantor P2TP2A di Jalan Angrek Kota Makassar, Sabtu 21 Desember 2019.

Menurut RS, kecurigaannya muncul kepada sang anak dari perwatakan hingga pola tingkah laku sehari-hari dari buah hatinya. Anaknya kerap merasa kesakitan hingga wajahnya pucat seperti telah terjadi sesuatu.

"Jadi saya tanya ke anak, kalau ada masalah bilang sama mama. Dia mengaku kalau ayahnya selama ini melakukan kekerasan seksual, di bagian dubur, mulut dan kemaluan," katanya.

Kecurigaannya semakin kuat setelah melihat perubahan fisik di wajah sang anak. Terutama di bagian mulut anaknya yang berusia 4 tahun makin melebar dan juga terhadap duburnya, ikut melebar bahkan hingga tiga jari-jari bisa masuk.

"Saya kan seorang ibu dan merawat mereka ini dari bayi, jadi otomatis saya tahu perubahan fisik ketiga anak, maupun itu pada kelamin, dubur hingga mulutnya. Contohnya, anakku ini paling kecil kan, tidak tahu sikat gigi, jadi saya biasa kasi masuk ujung jari-jariku, tapi tidak lama ini saya sudah curiga kenapa mulutnya kayak melebar," tuturnya.

Berdasarkan pengakuan dari ketiga anaknya, lanjut RS, kekerasan seksual yang menimpa anaknya ini sudah terjadi sejak 2016 hingga 2019. Parahnya lagi selain ayah, kekerasan seksual juga dilakukan oleh dua orang kerabat ayahnya.

"Mulai 2016 lalu, sejak pisah sama ayahnya dan sampai sekarang. Menurut anakku, juga ada dua orang ikut terlibat," katanya.

Selama ini, RS juga mengaku jika ketiga buah hatinya itu tinggal bersamanya. Dia menduga ayahnya melakukan perbuatan bejat itu, saat ketiga anaknya usai dijemput dari sekolah.

Sebab mantan suaminya itu kerap menjemput ketiga buah hatinya. Padahal, anak-anaknya itu sudah memiliki kendaraan yang antar jemput yang disediakan sekolah.

"Kan kalau pulang sekolah langsung ke kantor, tapi biasa masuk chatnya gurunya kalau anakku dijemput bapaknya. Ini juga yang PAUD dan TK, biasa saya jemput tapi gurunya bilang sudah di jemput ayahnya. Jadi saya tidak curiga selama ini karena ayahnya biasanya itu dikembalikan kadang malam atau sore," katanya.

Menurutnya, kasus kekerasan seksual yang menimpa ketiga anaknya juga telah dilaporkan ke aparat kepolisian Polres Lutim pada 10 Oktober 2019 lalu. Namun belakangan, kasus ini di-SP3 atau pemberhentian kasus oleh penyidik karena tidak cukup bukti.

"Sudah saya laporkan di Polres dan sudah juga dimintai keterangan bersama ketiga anakku. Tapi pada tanggal 10 Desember 2019 kemarin keluar SP3," tuturnya.

Terpisah Kapolres Luwu Timur, AKBP Leonardo saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, laporan itu telah bergulir di Mapolres Lutim dan juga telah dilakukan pemeriksaan hingga visum hingga psikiater.

Hanya saja, hasil pemeriksaan laporan terkait kekerasa seksual itu tidak terbukti, sehingga penyelidikannya dihentikan.

"Iya betul, kita sudah lakukan visum dan psikiater tapi dari hasil itu ditemukan jika selaput darahnya tidak ada mengalami kerusakan atau robek," tuturnya. []

Berita terkait
Pencuri Tas di Masjid Makassar Diringkus Polisi
Seorang pelaku pencurian di dalam masjid di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ditangkap polisi.
Anjing Pelacak dan Tim Jibom Jaga Gereja Makassar
Polda Sul-Sel menurunkan anjing pelacak K9 dan tim penjinak bom untuk mengamankan pelaksanaan Natal di Gereja Kota Makaassar.
Tabrak Lari, Dua Pria di Makassar Diamuk Massa
Dua orang pria di Makassar menjadi bulan-bulanan warga setelah melakukan tabrak lari di ruas jalan di kota Makassar
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.