289 Anak di Papua Terinfeksi Virus Corona

Sebanyak 289 anak usia di bawah 18 tahun terpapar virus Corona di Papua. Ini penyebabnya
Nampak anak-anak SD mencuci tangan sebelum memasuki sekolah di Kabupaten Jayapura. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jayapura - Satgas Covid-19 Provinsi Papua mencatat sebanyak 289 anak usia di bawah 18 tahun terpapar virus Corona di Papua, selama pandemi tersebut masuk ke wilayah ini. Rata-rata mereka mengalami sakit ringan dan sedang.

Jumlah itu menjadi penanda bagi para orang tua agar lebih waspada terhadap kesehatan dirinya. Apalagi pemerintah telah memperbolehkan sekolah di 28 kabupaten dan satu kota di Papua membuka aktivitas belajar mengajar secara tatap muka, meski pun menerapkan protokoler kesehatan.

Jangan dipaksakan aktivitas berjalan sehingga menimbulkan masalah baru.

"Kasus anak usia 0-18 terpapar Covid-19 sejak 17 Maret 2020 lalu hingga hari ini, dalam catatan kami sebanyak 289 anak," kata dr. Silwanus Sumule selaku Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, Rabu 13 Agustus 2020.

"Perhatian utama adalah keselamatan dan kesehatan anak. Menjadi prioritas bagi pihak sekolah atau pemerintah daerah memutuskan apakah sekolah dibuka atau tidak, sekalipun ada kebijakan adaptasi new normal,"sambungnya.

Berkaca dari total kasus tersebut, Silwanus berharap pemerintah di 28 kabupaten menjalankan proses belajar mengajar secara bertahap. Namun juga memastikan semua kelengkapan alat pendukung protokol kesehatan terpenuhi di setiap sekolah.

Demikian juga bagi para orang tua anak didik serta pihak sekolah, harus sepakat terlebih dahulu memutuskan apakah membuka kembali sekolah atau tidak.

"Diperlukan komunikasi yang baik antar semua pihak. Kami juga berharap pemerintah di 28 kabupaten yang berstatus adaptasi new normal agar memperhatikan masalah ini," ujar Silwanus.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait mengatakan sekolah di 28 kabupaten dan Kota Jayapura diperbolehkan melaksanakan proses belajar secara tatap muka, sesuai keputusan pemerintah dalam rapat evaluasi penanganan Covid-19, Senin 3 Agustus 2020 lalu.

Hanya, tim gugus pencegahan Covid-19 di tingkat kabupaten diminta merekomendasikan pelaksanaan pendidikan, sesuai kondisi wilayah masing-masing.

"Kalau memang sekolah di daerah dapat dibuka, silahkan. Namun kalau alat pelindung diri seperti masker habis, maka dapat dihentikan. Jangan dipaksakan aktivitas berjalan sehingga menimbulkan masalah baru," kata Sohilait.

Kami tidak menginginkan lingkungan sekolah nantinya justru menjadi tempat penularan Covid-19 secara masif.

Dia menjelaskan, sebagian besar dari 289 anak terpapar Covid-19 seperti dirilis Satgas Covid-19 Provinsi Papua, berada di Kota Jayapura. Beruntung, kebijakan adaftasi kebiasaan baru belum diterapkan di ibu kota Provinsi Papua itu.

"Kami tidak menginginkan lingkungan sekolah nantinya justru menjadi tempat penularan Covid-19 secara masif. Kalau belum ada jaminan penerapan protokoler kesehatan, lebih baik aktifitas belajar dilakukan secara daring," tegas Sohilait.

Data Satgas Covid-19 Provinsi Papua hingga Rabu 12 Agustus 2020 malam, jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 3.225 pasien. Sebanyak 1.232 pasien masih dalam perawatan, 1.958 orang dinyatakan sembuh, dan 35 orang meninggal dunia. Pasien di Kota Jayapura terbesar dalam empat kategori tersebut. []

Berita terkait
Staf KPU Yahukimo Papua Dibunuh Sadis oleh OTK
Seorang Staf KPU Kabupaten Yahukimo bernama Hendrik Johpinski, 24 tahun, tewas dibunuh secara sadis oleh OTK. Ini kronologinya
Venue Tenis PON XX Papua Ungguli Senayan
Progres pembangunan venue cabang olahraga Tenis yang akan digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua sudah hampir rampung.
Pertamina Papua, Gencar Sosialiasi Cegah Covid di SPBU
Pertamina gencar mensosialisasikan pentingnya disiplin menerapkan protokol pencegahan Covid-19 di SPBU.