26 Pembakaran Motor dan Mobil di Jawa Tengah, Teror Pilpres?

'Jateng lumbung suara Jokowi, sementara kubu Prabowo membangun sejumlah posko pemenangan di sini. Waspadai provokasi jelang Pilpres.'
Pemilik kendaraan menunjukkan sepeda motor yang dibakar orang tidak dikenal di Desa Sampangan, Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/2/2019). Teror pembakaran kendaraan baik roda dua maupun roda empat oleh orang tidak dikenal selama Januari 2019 yang tercatat Polda Jateng hingga Sabtu (2/2/2019) yaitu 22 kejadian di Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal, hingga kini kasus teror tersebut masih dalam penyelidikan kepolisian setempat. (Foto: Antara/Aji Styawan)

Jakarta, (Tagar 9/2/2019) - Ind Police Watch (IPW) mendesak Polri segera mengungkap kasus pembakaran beruntun terhadap kendaraan bermotor di Jawa Tengah. Sebab dikhawatirkan kasus itu bisa menjadi gangguan terhadap Pilpres 2019.

"IPW prihatin karena sudah lebih dari seminggu tapi belum ada tanda tanda kasus itu bakal terungkap. Sehingga motifnya masih misterius dan pelaku melakukan dengan sasaran acak, sehingga sulit terlacak," ujar Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane dalam siaran pers diterima Tagar News, Sabtu pagi (9/2).

Melihat cara kerjanya, kata Pane, aksi pembakaran itu dilakukan oleh orang yang sangat terlatih. Aksi pembakaran maupun percobaan pembakaran terhadap kendaraan di Jateng sudah terjadi 17 kali di Kota Semarang, 8 kali di Kabupaten Kendal, dan 1 kali di Kabupaten Semarang.

"Aksi pembakaran kendaraan yang beruntun di Jateng ini adalah aksi kejahatan baru yang merupakan aksi teror yang sangat menakutkan masyarakat. Sayangnya jajaran kepolisian belum bisa bekerja cepat untuk mengungkap kasus ini, sehingga modus dan pelaku maupun jaringannya belum terungkap," tutur Pane.

Akibatnya, menurut Pane, aksi teror model baru ini tidak hanya membuat warga Jateng resah tapi keresahan juga melanda wilayah lain. 

Untuk itu Pane mendorong jajaran Polda Jateng dan Mabes Polri perlu bekerja keras untuk menangkap semua pelaku dan komplotannya. Selain itu Polri harus mencari tahu, apakah aksi teror pembakaran kendaraan yang beruntun ini ada kaitan dengan politik atau tidak. 

"Sebab jika dilihat dari modusnya, aksi pembakaran mobil yang beruntun ini bukan dilakukan pelaku kejahatan biasa dan bukan pula dilakukan oleh kelompok teroris. Dari aksi yg terlihat, pelaku tidak bekerja sendiri. Artinya ada kelompok lain di belakang para pelaku, yang sepertinya sengaja ingin memancing keresahan, kericuhan dan membuat kekacauan di wilayah Jateng," kata Pane.

Bagaimana pun, lanjut Pane, Jateng adalah wilayah paling panas menjelang pilpres 2019. 

"Hal ini dikarenakan Jateng adalah lumbung suara Jokowi, sementara kubu Prabowo membangun sejumlah posko pemenangan di sini. Jadi bukan mustahil ada kelompok tertentu yang memancing di air keruh untuk membenturkan kedua kubu," kata Pane.

"Ada pun aksi pembakaran kendaraan yang beruntun tersebut bisa jadi sebagai bagian provokasi untuk memancing di air keruh. Untuk itu Polda perlu bekerja cepat agar masyarakat tidak terprovokasi dan situasi menjelang pilpres di Jateng tetap terkendali," lanjutnya.

Pane menambahkan, Polda Jateng jangan takut siapa pun untuk mengungkap kasus ini. Semua yang terlibat harus ditangkap dan disapu bersih hingga ke jaringannya. 

"Jika aksi ini dibiarkan, bukan mustahil kelompok ini beraksi ke daerah lain, misalnya ke ibu kota Jakarta atau Jawa Barat," tutup Pane. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu