250 Wartawan di Dunia Pernah Dibui, China Terbanyak

Lembaga nirlaba Committee to Protect Journalist melaporkan ada sekitar 250 jurnalis di seluruh dunia yang pernah masuk penjara.
Wartawan lepas China Sophia Huang Xueqin ditangkap di Guangzhou, Provinsi Guangdong selatan pada Oktober karena tulisannya yang mendukung aksi demo pro demokrasi di Hong Kong. (Foto: scmp.com|Thomas Yau)

Jakarta - lembaga nirlaba Committee to Protect Journalists (CPJ) yang bemarkas di New York melaporkan ada sekitar 250 jurnalis di seluruh dunia yang pernah masuk penjara dalam menjalankan tugas. Dari jumlah itu, terbanyak wartawan China. "Banyak dari mereka yang menghadapi dakwaan "anti negara" atau dituduh memproduksi berita palsu atau hoaks," kata aporan itu.

Laporan itu juga menyebutkan, China sebagai negara terparah dalam penerapan kebebasan pers. CPJ mengutip kasus wartawan lepas China Sophia Huang Xueqin yang ditangkap di Guangzhou, Provinsi Guangdong selatan pada Oktober lalu. Ia ditangkap karena menulis laporan soal dukungan terhadap para demonstrans pro demokrasi Hong Kong yang melakukan aksi protes terhadap RUU Ekstradisi.

Menurut CPJ, sepanjang tahun 2018, ada 48 wartawan yang dipenjara oleh pemerintah China. Presiden China Xi Jinping meningkatkan upaya represif untuk mengendalikan media. Penangkapan wartawan juga karena pemberitaan yang gencar soal etnis muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan hampir satu juta warga Muslim Uyghur dijebloskan ke penjara.

Selain China, CPJ menempatkan Turki, Arab Saudi, Turki, Mesir, Vietnam, Iran, dan Eritrea negara yang terletak di bagian timur laut Afrika sebagai negara-negara yang memenjarakan jurnalis. Seperti dikutip dari China Morning Post versi web scmp.com, Rabu, 11 Desember 2019, sepanjang 2018 ada sekitar 47 wartawan Turki yang masuk bui karena mengkritik pemerintah, meningkat pesat dibandingkan tiga tahun lalu. CPJ menyebutkan, Ankra telah menutup lebih dari 100 situs berita online, dengan tuduhan mendukung aksi terorisme di negara itu. Intimidasi terhadap pekerja pers membuat banyak wartawan memilih keluar dan alih profesi.

JurnalisCPJ melaporkan China tercatat sebagai negara terparah dalam penegakan kebebasan pers.(Foto: scmp.com|Xinhua)

"Lusinan jurnalis masih menunggu persidangan atau banding. Sebagian masih berpotensi masuk penjara. Sementara yang lain dihukum in absentia dan menghadapi ancaman penjara jika mereka kembali ke Turki," kata laporan CPJ.

Laporan CPJ juga mengungkapkan otoriterisme, ketidakstabilan dan aksi protes menentang kebijakan pemerintah menyebabkan banyak wartawan yang masuk penjara di kawasan Timur Tengah. Sementara Arab Saudi dan Mesir tercatat sebagai penjara terburuk ketiga untuk jurnalis, masing-masing dengan 26 unit.

Di Arab Saudi, ada sekitar 18 jurnalis yang masuk jeruji besi tanpa ada tuduhan. CPJ menyuarakan keprihatinannya tentang adanya laporan kekerasan fisik, pembakaran dan kelaparan tahanan politik, termasuk jurnalis.

Jumlah wartawan di seluruh dunia yang masuk jeruji besi dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Beberapa waktu lalu, dua jurnalis Reuter Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, ditangkap dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena mengungkap pembantai warga Muslim oleh anggota militer Myanmar di Provinsi Rakhine.

Dua jurnalis Reuters tersebut bersama Jamal Khashoggi, jurnalis yang tewas di markas Capital Gazette, serta Kepala website berita asal Filipina Rappler- yang diincar oleh Presiden Rodrigo Duterte - bersama-sama ditetapkan sebagai “person of the year”oleh majalah TIME. []

Baca Juga:

Berita terkait
Mahasiswa UIN Jakarta Belajar Jadi Wartawan di Tagar
Dari Ciputat Tangerang Selatan, lima anak milenial mahasiswa UIN Jakarta itu melaju menuju kantor redaksi Tagar di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Wartawan Labuhanbatu Tewas oleh Pembunuh Bayaran
Polda Sumatera Utara mengungkap motif pembunuhan dua orang yang disebut sebagai wartawan di Kabupaten Labuhanbatu.
Idham Azis Diminta Ungkap Kasus Pembunuhan Wartawan
Kapolri Jenderal Idham Azis diminta mengungkap sejumlah kasus yang dialami oleh para kalangan wartawan.