23-24 Agustus 2019, Konser Lagu Batak di Danau Toba

Penyelenggaraan Samosir Music International 2019 digelar selama dua hari, 23-24 Agustus di Tuktuk Siadong, Danau Toba.
Konser Samosir Music International 2018 di Tuktuk Siadong, Danau Toba, Kabupaten Samosir disaksikan kurang lebih 15 ribu penonton. (Foto: henrymanik)

Samosir - Penyelenggaraan Samosir Music International (SMI) tahun 2019 ini akan memasuki tahun ke-5 dan akan digelar selama dua hari, 23-24 Agustus di Tuktuk Siadong, Danau Toba, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Manajer Projek SMI, Henry Manik mengatakan, konser dua hari ini merupakan salah satu bentuk pengembangan event yang selama empat tahun terahir hanya digelar selama sehari.

"Dengan dua hari, kita mengharapkan akan memberi dampak yang lebih banyak terhadap sektor wisata dan perekonomian daerah khususnya," kata Henry dihubungi di Belanda, Sabtu 20 Juli 2019.

Henry mengaku, dari sisi pendanaan atau jumlah dukungan terhadap event ini mulai dari awal hingga tahun ke-4 tahun, masih tergolong minim dibanding dengan totalitas kebutuhan event.

"Istilahnya selalu lebih besar pasak dari pada tiang, artinya sebenarnya dari segi rancangan pendanaan belum mampu untuk menggelar selama dua hari, apalagi event ini bersifat gratis tanpa dipungut biaya masuk. Namun tahun ini ada keyakinan adanya penambahan dukungan terutama dari pihak pemerintah," katanya.

Karena memang SMI ini sudah menjadi agenda event Horas Samosir Fiesta Pemkab Samosir sejak dari tahun pertama, dan Badan Pengelolaan Otorita Danau Toba (BPODT) juga memasukkan di dalam program event tahunannya.

"Juga kita masih selalu mengharap perhatian yang serius dari pemerintah pusat lewat kementerian terkait, untuk mendukung penuh event ini," ujar Henry.

Terutama setelah Danau Toba dijadikan salah satu daerah superprioritas nasional dalam pembangunan dan pengembangan wisata lewat program 3A yakni atraksi, aksesibilitas dan amenitas.

Dan Hermann Delago dari Austria akan tetap ikut meramaikan panggung tahun ini

Event SMI ini sudah sangat sejalan dengan apa yang diprogramkan, lewat atraksi yang bersifat Internasional dan sudah bisa digolongkan menjadi salah satu event terbesar dengan pengunjung terbanyak dari seluruh event yang ada di sekitar Danau Toba, yang mana SMI tahun 2018 lalu diperkirakan lebih dari 15 ribu pengunjung.

SMI tahun ini akan menampilkan suasana yang berbeda dari tahun sebelumnya, terutama dari nama-nama artis dari luar negeri dan juga jenis musik yang akan ditampilkan dari panggung.

Lewat proses yang panjang kata Henry, dan dengan pendekatan sosial yang dilakukan untuk menjaring artis dan musisi dari beberapa negara dari luar negeri, SMI tahun ini akan menampilkan artis atau musisi dari Malaysia, Belanda dan Jerman.

"Dan Hermann Delago dari Austria akan tetap ikut meramaikan panggung tahun ini," ungkapnya.

Band yang didatangkan dari negara luar, di antaranya Salammusik dari Malaysia. Salammusik merupakan sebuah nama band dari Malaysia yang dibentuk sejak tahun 2006. Band ini sudah lumayan besar dan terkenal di negaranya juga di Eropa.

Band ini terkenal dengan irama musik baru yaitu gabungan dari unsur budaya dan modern, kategori genre musiknya masuk ke dalam rock, reggae dan hiphop.

Album pertama mereka berhasil mendapat penghargaan sebagai album terbaik dari Anugrah Industri Musik ke-19 tahun 2012, dan juga salah satu lagunya berjudul "Aku Pelat" berhasil mendapat penghargaan sebagai lagu hiphop terbaik tahun 2013.

Sejak berdirinya band ini hingga sekarang mereka sudah berhasil mengumpulkan banyak penghargaan di negaranya, juga di Singapura dan se-Asia Tenggara. Selain penghargaan atas karya mereka semua, Salammusik juga sudah banyak melakukan tur konser tidak hanya di Asia, namun juga di beberapa negara di daratan Eropa.

Kemudian ada Bagjuice dari Belanda. Ini adalah reggae/dub band yang berasal dari Amsterdam. Band ini memiliki personel sebanyak enam orang. Setiap personelnya mempunyai background musik yang sangat luas.

Latar belakang musik yang berbeda, mereka satukan sehingga menghasilkan sebuah bentuk musik yang menjadi ciri khas, membuat mereka mudah untuk dikenal di Belanda.

Dari sejak tahun 2013, banyak musik festival di seputar Belanda menampilkan mereka. Belanda merupakan salah satu negara yang memiliki banyak musik festival hampir dalam satu tahun penuh. Walau negara ini tergolong sangat kecil, namun sangat banyak ruang bagi para artis dan musisi untuk bisa menunjukkan karya-karya mereka di panggung musik festival.

Ada lagi, Sons & Preachers. Band ini masih tergolong sangat muda, mulai dibentuk resmi sejak Januari 2018 dan tidak lama setelah dibentuk mereka merilis sebuah single. Band yang terdiri dari empat personel ini, sudah lama saling mengenal dan masing-masing memiliki latar belakang musik yang berbeda dan punya keinginan yang sama untuk mendirikan sebuah band.

Lead vocal sekaligus pemain hammond, keyboard-nya adalah Yonatan, warga Indonesia yang sudah menetap tinggal di Hamburg, Jerman. Dulunya, Yonatan berangkat ke Jerman untuk menimba ilmu di bidang kedokteran, namun di tengah perjalanan studi, dia makin merasakan bahwa dunia musik yang paling tepat baginya.

Akhirnya dia berhenti kuliah, dan terjun di dunia musik. Sewaktu masih di Indonesia, dia sudah sering bermusik dan mengikuti kursus musik. Di Hamburg dia mendirikan sekolah musik yang dilengkapi dengan studio musik profesional.

Sejak band ini didirikan, beberapa musik festival di Jerman pun sudah mengundang mereka untuk ikut manggung. Band ini memiliki moto musik, mengkreasikan kembali suara vintage menyesuaikan dengan sound-sound yang modern sekarang ini. Sehingga musik mereka lebih dikenal dengan gaya musik blues, rock dan funk.

Ke tiga band yang dari luar negeri ini nantinya akan unjuk kebolehan lewat lagu-lagu yang mulai saat ini mereka sudah persiapkan. Beberapa di antaranya lagu Batak sebagai lagu wajib.

Di samping lagu-lagu Batak ini, mereka akan membawakan lagu karya mereka sendiri, dan mungkin sebagian kecil lagu cover dari sang legenda Bob Marley. "Mereka ini nanti akan kita bagi untuk mengisi hari pertama dan ke dua," ujar Henry.

Aksi panggung yang dari dalam negeri, yang sudah dipastikan akan ikut meramaikan panggung SMI tahun ini adalah, Viky Sianipar dan Band, Alsant Nababan, Alex Hutajulu.

Tongam Sirait bersama band-nya dari Parapat akan memberikan show tersendiri. Dari daerah, ada Jajabi Band dan juga beberapa grup lain yang masih harus dipastikan.[] 

Baca juga:

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.