Naypyidaw, (Tagar/17/7/2017) – Sejak awal November lalu, tentara Myanmar terus melakukan operasi pembersihan di desa-desa muslim Rohingya. PBB memperkirakan sekitar 75.000 orang melarikan diri dari Myanmar melintasi perbatasan terdekat ke Bangladesh. Komandan Polisi Perbatasan Myanmar Brigjen Thura San Lwin membantah data yang disampaikan PBB. Menurutnya, hanya 22.000 orang yang hilang selama konflik terjadi.
Sedikitnya 32 warga desa Kyar Gaung Taung ditangkap dan 10 orang lainnya dibunuh, kata seorang guru di desa itu. Sekitar 6.000 penduduk desa melarikan diri karena takut dibunuh tentara Myanmar..
“Anak saya bukan teroris tapi ditangkap saat bertani," kata seorang ibu bernama, Sarbeda kepada wartawan yang sedang mengunjungi desa itu. Sarbeda adalah warga Kyar Gaung Taung satu dari tiga desa di Rakhine yang menjadi lokasi tindak kekerasan tentara Myanmar seperti dikutip Asean Correpondent, Minggu (16/7/2017).
Penyelidik PBB mengatakan bahwa pasukan keamanan Myanmar dalam operasi pembersihan itu kemungkinan besar melakukan tindak kejahatan kemanusiaan. Namun, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menolak tudingan PBB itu.