Banyumas - Sebanyak 202 warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mendapat pantauan khusus dari petugas kesehatan. Mereka berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah pulang dari sejumlah negara yang punya riwayat kasus virus corona.
"202 orang tersebut merupakan orang yang baru pulang dari luar negeri," tutur Bupati Banyumas Ahmad Husein, Senin, 17 Maret 2020.
Jadi yang terkonfirmasi positif corona itu ada nol atau tidak ada.
Ahmad Husein mengatakan dari 202 warga dengan kategori ODP tersebut, terdapat 13 orang yang memiliki gejala seperti terpapar Covid-19, yakni demam, batuk, sesak nafas. Kemudian lima orang naik status menjadi pasien dalam pengawasan (PDP). Namun setelah ditangani tim medis, kondisi terkini seluruh pasien membaik dan sudah pulang.
"Jadi yang terkonfirmasi positif corona itu ada nol atau tidak ada," ujar dia.
Mengantisipasi penyebaran virus corona, bupati mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya wabah yang lebih besar. Di antaranya membentuk gugus tugas penanganan Covid-19, hingga instruksi penutupan tempat-tempat keramaian.
Salah satu hasil rapat bersama instansi terkait serta unsur TNI Polri yakni, bupati menginstruksikan untuk menutup tempat wisata, khsususnya wisata yang dikelola oleh pemerintah. Selanjutnya untuk tempat wisata yang dikelola oleh swasta per hari kemarin, Senin, 16 Maret 2020, diimbau untuk tutup sementara.
"Kami ingin agar semua kompak, harus berupaya mencegah agar memutus penyebaran virus," ucapnya.
Achmad Husein juga meminta agar masyarakat bersikap proaktif, jika ada warga yang usai pulang bepergian dari luar negeri mengalami gejala yang sama dengan Covid-19, hendaknya segera melapor ke pelayanan kesehatan terdekat. "Nanti petugas medis akan mendatangi dan langsung melakukan pemeriksaan," kata dia.
Langkah lain, Pemerintah Banyumas sudah menyiapkan masker sebanyak 400 ribu. Masker tersebut merupakan hasil kepedulian dari sejumlah lembaga sosial yang ada di Purwokerto. Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) digencarkan hingga pelosok dengan melibatkan perangkat desa.
"Kami mensinyalir, warga masih kurang peduli terhadap PHBS, jadi kami juga tingkatkan kampanye PHBS. Lakukan cuci tangan sesering mungkin, hindari kerumunan, jangan sentuh wajah sebelum cuci tangan," tuturnya.
Achmad Husein menambahkan Banyumas memang belum menerapkan KLB seperti di Solo, tetapi antisipasinya juga tidak boleh terlalu longgar. Untuk tempat keramaian, seperti pasar tradisional, akan disediakan tempat cuci tangan dari PDAM. Pedagang diminta menggunakan masker wajah.
Sementara dari kesiapan medis, Banyumas sudah menambah ruang isolasi. Saat ini ada enam ruang isolasi standar penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas dan Ajibarang. Terbaru, sejumlah puskesmas dan rumah sakit swasta lain juga turut menyediakan.
Di Puskesmas Pekuncen terdapat 11 ruangan, Rumas Sakit Mata terdapat 10, jadi total ada 27 ruang. Rumah sakit lain, seperti Elisabeth, RS DKT Wijayakusuma, RS Dadi Keluarga, RS Wiradadi Husada, RS Ananda, RS Bunda, telah diminta untuk menyiapkan rung isolasi.
Dalam penanganan kasus Covid-19, Banyumas menyediakan dana sebesar Rp 3,8 miliar kategori dana bencana nonalam. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan taktis dan pendukung layanan medis.
Sementara itu, aparatur sipil negara juga diperkenankan bekerja dari rumah. Untuk pelayanan masyarakat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Mal Pelayanan Publik terkait pelayanan perizinan bisa dilakukan secara online. []
Baca juga:
- Gubernur Banten Konfirm 5 Positif Corona 1 Meninggal
- Keterbatasan Layanan Periksa Corona di RS Surabaya
- FPI Usul Menteri Kena Corona Dikarantina di Pulau Sebaru