Jakarta - Pakar media sosial Enda Nasution mengatakan peretasan akun WhatsApp bukan menjadi hal yang mudah. Hal demikian disampaikannya saat disinggung soal aktivis sekaligus peneliti kebijakan publik Ravio Patra (RPS) yang ditangkap kepolisian karena dituduhkan melakukan hasutan.
"Harusnya enggak mudah untuk meretas WhatsApp ya, Kalau mudah tentu banyak kejadian lain," ujar Endah yang juga merupakan Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini kepada Tagar, Jumat, 24 April 2020.
Satu, isi konten percakapan diakses orang lain. Dua, akun WhatsApp di-take over oleh orang lain. Dalam kasus RP ini yang terjadi nomor dua
Dia mengatakan, sejak awal WhatsApp dikembangkan dengan tingkat keamanan dan privasi yang tinggi. Endah pun membatasi istilah peretasaan di WhatsApp ke dalam dua golongan.
Baca juga: Polisi Benarkan Ravio Ditangkap soal Isu Penjarahan
"Satu, isi konten percakapan diakses orang lain. Dua, akun WhatsApp di-take over oleh orang lain. Dalam kasus RP ini yang terjadi nomor dua," ucap dia.
Enda mengatakan, pengambil-alihan akun WhatsApp seseorang tetap mungkin dilakukan dengan beberapa cara. Namun, menurut dia, hal tersebut tetap tidak mudah.
Baca juga: Polisi Cek Jejak Digital Ravio soal Penjarahan 30 April
"Kalau pastinya yang terjadi pada RP perlu dilakukan penyelidikan digital forensic. Yang saya sampaikan adalah bahwa takeover account mungkin dilakukan," kata Enda.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigadir Jenderal Argo Yuwono membenarkan penangkapan aktivis sekaligus peneliti kebijakan publik Ravio Patra (RPS) terkait ajakan penjarahan. Kepolisian kini tengah mengecek jejak digital Ravio.
"RPS dibawa ke Polda Metro Jaya (PMJ) untuk dilakukan pemeriksaan dari pengakuan RPS bahwa WA (WhatsApp) nya telah di hack. Saat ini penyidik PMJ sedang mengirimkan kepada labfor untuk mengetahui jejak digitalnya seperti apa," tutur Argo kepada wartawan, Kamis, 23 April 2020. []
