2 Miliar Tanaman Terjual di Australia di Masa Pandemi

Warga Australia beli tanaman lebih banyak dari biasanya dengan total nilai belanja capai lebih Rp 2,6 triliun untuk lebih dari 2 miliar tanaman
Penjualan tanaman meningkat tajam semasa pandemi di tahun 2020 di Australia (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Jeremy Story Carter)

Oleh: Jeremy Story Carter

Warga Australia membeli tanaman yang jauh lebih banyak dari biasanya dengan total nilai belanja mencapai lebih dari Rp 2,6 triliun untuk lebih dari 2 miliar tanaman. Industri holtikultura (budidaya tanaman kebun) di Australia mempekerjakan 23 ribu orang dengan 1.600 bisnis.

Selama lockdown jumlah penjualan tanaman untuk di dalam ruangan ditemukan meningkat sebanyak 9%.

Setelah peristiwa panic buying atau pembelian besar-besaran di awal lockdown untuk kebutuhan dasar, seperti tisu toilet dan pasta, penjualan tanaman sayuran juga naik sebanyak 27% di Australia.

1. Total Nilai Belanja Tanaman Sebesar Rp 2,6 Triliun

Secara umum, menurut angka yang dikeluarkan oleh Statisik Industri Tanaman Hias, penjualan tanaman baik dari tempat pembibitan hingga di toko-toko naik sebanyak 10%.

Secara keseluruhan, laporan tersebut mencatat kenaikan penjualan sebesar 200 juta dolar Australia, atau lebih dari Rp 200 miliar.

Sementara total nilai belanja tanaman sebesar Rp 2,6 triliun juga termasuk oleh proyek pemerintah untuk tempat-tempat umum. Penjualan tanaman yang bisa dimakan dan tanaman dalam ruangan juga meningkat.

Kecenderungan pembelian tanaman ini diperkirakan akan terus berlangsung mengingat warga Australia masih akan terus melanjutkan pola bekerja dari rumah.

tanaman yang bisaTanaman yang bisa dimakan dan juga tanaman dalam ruangan meningkat penjualannya di tahun 2020 di Australia (Foto: abc.net.au/indonesian -Supplied: Neva Hosking)

Laporan terpisah yang dibuat oleh 'Plant Life Balance' menunjukkan sebagian besar mereka yang disurvei berencana untuk menanam sendiri tanaman yang bisa dimakan dan tanaman untuk dalam ruangan lebih banyak lagi di tahun 2021.

2. Prospek Cerah Industri Tanaman

Data dari Greenlife, yang dikumpulkan setelah melakukan wawancara terhadap 300 penjual tanaman, menunjukkan pembatasan aktivitas warga karena Covid-19 bukan satu-satunya alasan mengapa lebih banyak orang mendatangi penjual tanaman.

Permintaan global yang tinggi, juga minat lokal membeli berbagai tanaman holtikultur, menyebabkan meningkatnya penjualan tanaman selama tiga tahun berturut-turut.

Direktur Eksekutif 'Greenlife Industry Australia', Peter Vaughan mengatakan meski musim kemarau menyongsong, ditambah adanya pembatasan penggunaan air, kebakaran hutan dan badai topan, industri ini mengalami peningkatan penjualan selama tiga tahun terakhir.

"Kenaikan ini disebabkan karena adanya pembatasan Covid-19, sehingga membuat banyak pemilik rumah melakukan prioritas untuk membuat rumah mereka lebih nyaman," kata Peter.

Peter memuji kemampuan para penjual tanaman yang dikenal dengan istilah 'nursery' di Australia untuk memenuhi permintaan.

Ia menambahkan sebuah survei juga menunjukkan pentingnya industri penjual tanaman, karena telah memberi sumbangan kepada sektor pertanian dan ekonomi secara keseluruhan.

Industri holtikultur Australia mempekerjakan sekitar 23 ribu orang di seluruh Australia, dengan sekitar 1.600 bisnis yang ada (Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari berita di ABC News)/abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
Infografis: Janda Bolong dan Sederet Tanaman Hias Harga Jutaan
Merawat tanaman hias tingkatkan imunitas di tengah pandemi. Berikut ini janda bolong dan sederet tanaman hias favorit yang harganya sampai jutaan.
Penjual Tanaman Hias Depok Belum Dapat Bantuan dari Kementerian Koperasi
Penjual tanaman hias di Bojongsari Baru, Kota Depok mengatakan belum menerima bantuan dari Kementerian Koperasi.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi