Surabaya - Wafatnya La Immawan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi, mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi duka bagi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), termasuk di Jawa Timur (Jatim).
Sebagai bentuk duka, IMM Jatim dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jatim menggelar aksi dan Salat Gaib di depan Mapolda Jatim, Senin 30 September 2019.
Ketua IMM Jatim, Andreas Susanto menegaskan aksi yang dilakukan IMM, IPM, dan PMII Jatim untuk mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian mundur jika tidak bisa mengungkap siapa yang menembak Immawan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi.
"Hari ini buktinya adalah (hasil) autopsi yang dilakukan oleh rumah sakit, dan dokter memang bilang itu peluru, sekitar 0,9 mm. Apabila, mugkin kepolisian menepis, ya kita buktikan saja kepolisian mengusut tuntas hasil investigasi," ujarnya kepada awak media.
Kami paham betul atas tuntutan ini, tapi tuntutan ini sudah ada tim yang menangani
Terkait Salat Gaib, Andreas mengatakan sebagai simbol duka cita atas meninggalnga La Immawan Randi dan Muhummad Yusuf Kardawi
"Kami mendesak polisi untuk mengusut tuntas siapa pelaku pembunuhan dan penembakan terhadap Imawan Randi serta Yusuf," tegas Andreas.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan mengaku apa yang terjadi di Kendari, Sultra sudah ditangani langsung oleh Mabes Polri dengan membentuk tim investigasi.
"Kami paham betul atas tuntutan ini, tapi tuntutan ini sudah ada tim yang menangani dan kami tinggal menunggu di mana Bapak Kapolri sudah memerintahkan untuk melakukan investigasi," ujarnya.
Luki menambahkan, pihaknya juga bersyukur saat demonstrasi 26 September 2019 lalu berjalan aman dan tertib. Bahkan pola pengamanan yang dilakukan Polda Jatim mendapat apresiasi dari Mabes Polri.
"Sistem pengamanan Polda Jatim menjadi percontohan bagi daerah lain saat pengamanan demo mahasiswa yang aman," pungkasnya.[]