2 Korban Banjir Bandang Labura Ditemukan Meninggal

Dua jenazah ditemukan warga di aliran Sungai Bilah Labuhanbatu Utara. Keduanya diduga korban banjir bandang pada Sabtu 28 Desember 2019.
Petugas gabungan mengevakuasi korban banjir bandang di Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Rabu, 1 Januari 2020. (Foto: Tagar/Habibi)

Labuhanbatu - Dua warga yang diduga kuat korban banjir bandang di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara, ditemukan di aliran Sungai Bilah. Dua korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia, Rabu, 1 Januari 2020.

Satu korban anak dan korban lain, perempuan dewasa, ditemukan terpisah, berjarak sekitar 25 hingga 30 kilometer dari lokasi awal banjir bandang, sekitar pukul 15.00 WIB dan 16.00 WIB.

Si anak ditemukan di sungai di kawasan Kampung Paindoan, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu. Sedangkan jenazah perempuan ditemukan di sungai di Batu Bujur, Desa Tanjung Medan, Kecamatan Bilah Barat.

Menurut keterangan saksi, masyarakat dan keluarga, itu korban banjir bandang. Seorang anak dan ibu-ibu.

Keduanya dimungkinkan bagian dari satu keluarga yang hilang di Martu Mombun, Dusun Siria-ria A, Desa Pematang, pascabanjir bandang, Sabtu, 28 Desember 2019.

“Menurut keterangan saksi, masyarakat dan keluarga, itu korban banjir bandang. Seorang anak dan ibu-ibu. Tiga lagi belum ditemukan. Kami langsung turun ke lokasi dan mengevakuasinya ke rumah sakit,” jelas Kapolres Labuhanbatu AKBP Agus Darojat.

Informasi yang dihimpun Tagar, penemuan bocah yang diduga Irul Sapahutar, berawal informasi warga di atas jembatan Sungai Bilah di Jalan WR Supratman, Kecamatan Rantauprapat, soal keberadaan mayat yang hanyut di sungai.

Dua warga Paindoan, Hendrik dan Bani, menggunakan perahu mendekati mayat tersebut kemudian mengambil mayat anak laki-laki itu dari tengah Sungai Bilah dan membawanya ke Kampung Paindoan.

Sementara, mayat perempuan yang dimungkinkan Cahaya Nasution 30 tahun, ditemukan saat Aja Muda Ritonga, warga Dusun Batu Bujur Bawah, Desa Janji, Kecamatan Bilah Barat, tengah menjaring ikan. Ia melihat sesosok mayat perempuan tersangkut di batu.

Temuan itu disampaikan ke warga lain dan diteruskan ke anggota Polsek Na IX-X. Bersama warga, jenazah perempuan dievakuasi ke RSUD Rantauprapat. Pun demikian dengan jenazah si bocah.

Kapolres Agus menginformasikan, dua korban yang ditemukan dalam kondisi sulit dikenali. "Kami meminta waktu menunggu hasil visum RSUD Rantauprapat, apakah korban bencana banjir atau bukan. Tetapi, kuat dugaan mereka korban banjir bandang," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, banjir bandang menghajar tiga desa di Kecamatan Na IX-X, akhir pekan lalu. Yakni, Desa Pematang, Desa Hatapang dan Desa Batu Tunggal. Tiga desa itu berada di kawasan perbukitan berbatasan langsung dengan Kabupaten Samosir.

Selain merusak rumah dan jembatan, banjir bandang juga menghanyutkan lima orang yang masih satu keluarga di Pematang. Yakni, Ahmad Albar Sipahutar (kepala keluarga), Cahaya Nasution (istri) dan tiga anaknya, Reni Yana Sipahutar, Irul Sipahutar dan Reja Sipahutar.

Ratusan polisi dan TNI, BPBD dan petugas serta relawan dari berbagai organisasi dan instansi dikerahkan untuk mencari korban sekaligus membersihkan material banjir. Kejadian tersebut mendapat perhatian dari warganet dan mereka menduga imbas dari maraknya penebangan liar di perbukitan di sekitar lokasi kejadian. []

Baca juga: 

Berita terkait
Penebangan Hutan, Labura Diterjang Banjir Bandang
Sejumlah desa di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara diterjang banjir bandang.
Polda Sumut Belum Tahu Illegal Logging Labuhanbatu
Polda Sumut mengaku belum mengetahui ada tidaknya illegal logging yang picu banjir di Labuhanbatu Utara.
Polda Sumut Bidik Dugaan Illegal Logging di Labura
Polda Sumut akan mencari tahu dugaan illegal logging yang ditengarai menjadi penyebab banjir di Labuhanbatu Utara.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.