Agam - Penambahan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali terjadi. Bertepatan perayaan Idul Adha 1441 Hijriah, Jumat, 31 Juli 2020, dua kasus corona terkonfirmasi di lingkungan pondok pesantren (ponpes) Parabek di Kecamatan Banuhampu.
Dua orang dari ponpes Parabek, satu pembina dan satu santri.
Mereka adalah satu orang pembina asrama berinisial RM, 33 tahun dan satu santri berinisial HD, 15 tahun. Keduanya terkonfirmasi Covid-19 setelah dilakukan swab tes terhadap 101 spesimen warga ponpes yang terdiri dari 63 santri dan 38 pembina asrama pada Rabu, 29 Juli 2020.
"Iya ada. Dua orang dari ponpes Parabek, satu pembina dan satu santri. Saat ini kami sedang menuju lokasi guna pendataan lebih lanjut,” kata Camat Banuhampu, Afdal.
Informasi sementara, kata Afdal, RM kemarin sudah kembali ke Jati Kota Padang, sementara HD saat ini sudah dikarantina.
"RM tinggal di Jati dan sudah kembali ke Padang. Karena RM sudah di Padang, kita berharap tidak terjadi penyebaran di ponpes,” tuturnya.
Melalui rilis resmi Pemkab Agam, Ketua Satgas Covid-19 ponpes Parabek, Taufik Hidayat membenarkan adanya dua warga ponpes Parabek tekonfirmasi positif Covid-19. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, pihaknya melakukan swab tes terhadap santri dan pembina asrama.
"Ada 101 spesimen yang dites swab, yang terdiri dari 63 santri dan sisanya pembina. Tadi malam, kami dapat kabar, dari 101 spesimen, sebanyak 10 spesimen masih diragukan. Baru tadi pagi dapat kabar langsung dari dokter Andani, dari 10, 2 dinyatakan positif dan 8 negatif,” katanya.
Menurutnya, RM merupakan warga Kota Padang, dan HD merupakan warga Solok. Keduanya sudah dilakukan karantina secara mandiri.
“Pagi kita langsung kontak RM untuk melakukan isolasi. Sedangkan HD saat ini, setelah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Agam, dilakukan karantina mandiri di ponpes,” tuturnya.
Saat ini, pihaknya bersama tim Pukesmas Padang Lua tengah melakukan tracking lanjutan. Ponpes Parabek sendiri telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 terhadap santri dan pembina asrama.
“Santri laki-laki di asrama hanya 25 orang, sebelumnya kepada mereka sudah diterapkan protokol kesehatan seperti satu kamar satu orang, wajib pakai masker, dilarang berkumpul sampai diketahui hasil pemeriksaan,” katanya.[]