1,75 Persen Anak Balita di Jatim Terinfeksi Covid-19

Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi menyebutkan jumlah anak balita terinfeksi Covid-19 dari keluarga dan masih terbilang rendah.
Ketua Gugus Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Dr Joni Wahyuhadi. (Foto: Istimewa/Tagar)

Surabaya - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur mencatat ada 1,75 persen anak bawah lima tahun (balita) di Jawa Timur terinfeksi Covid-19. Hanya saja, gugus tugas tidak merinci angka detailnya peta sebaran dan jumlah balita terinfeksi Covid-19.

Ketua tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi menegaskan persentase ini tergolong kecil. Diduga anak balita terinfeksi Covid-19 karena anak-anak stay at home.

Sementara orang berusia 60 tahun ke atas 20,74 persen. Rentang usia 30-39 tahun 15,74 persen, dan terakhir usia 20-29 tahun sebanyak 10,37 persen.

"Persentasenya itu memang kecil, kira-kira 1,75 persen. Mungkin karena anak-anak ya di rumah saja," ujar Joni di Gedung Grahadi Surabaya, Senin, 1 Juni 2020 malam.

Joni mengaku jumlah anak yang banyak terpapar virus corona adalah murid sekolah yakni usia 6-19 tahun. Joni tidak menyebut jumlah yang pasti, dirinya hanya membuka presentasenya yaitu 5,94 persen  terjangkit virus SARS CoV-2.

Awalnya Joni memang menyatakan bahwa berdasarkan aksioma anak-anak tidak mungkin terpapar Covid-19. Namun, dalam perkembangannya di Indonesia ternyata anak-anak bisa tertular virus corona.

Pria yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo Surabaya itu menegaskan dari data, orang yang banyak terpapar virus corona adalah usia 40-49 tahun dengan persentasi 23,18 persen. Kemudian orang berusia 50-59 tahun yang terinfeksi persentasi 21,67 persen.

"Sementara orang berusia 60 tahun ke atas 20,74 persen. Rentang usia 30-39 tahun 15,74 persen, dan terakhir usia 20-29 tahun sebanyak 10,37 persen," katanya.

Jika dibandingkan pasien Covid-19 di luar negeri, di Indonesia paling banyak terpapar adalah usia 40-49 tahun. Sementara di luar negeri kebanyakan pasien Covid-19 di atas usia 70 tahun.

"Kemudian kalau dari data yang kita tabulasi, demografinya itu laki-laki lebih banyak dari perempuan. Laki-laki itu 54 persen, sedangkan perempuan hanya 46 persen," kata dia.

Terpisah Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan dari data sementara total jumlah anak terkonfirmasi sebanyak 127 orang. Dari angka tersebut, 36 anak diantaranya berusia 0-4 tahun.

“Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5-14 tahun,” ujarnya.

Feny menjelaskan untuk anak yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit, mereka akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak. Menurutnya, sebagian anak-anak tersebut tertular dari anggota keluarga lainnya.

“Mereka bisa tertular dari orang tua atau pun keluarganya,” katanya.

Feny yang tak lain Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini memaparkan untuk anak yang masih dirawat di rumah masing-masing, maka hal ini tidak bisa lepas dari peran orang tuanya untuk ikut merawat. Oleh sebab itu, pihak puskesmas juga terus memantau pasien berdasarkan konsulan antara dokter spesialis anak.

“Jadi tetap terus kami pantau. Kami pun juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak,” tuturnya.

Sementara itu, jika yang terpapar Covid-19 adalah sang orang tua, maka Feny menegaskan mau tidak mau memang harus menyentuh anak dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalnya, saat sebelum memegang bayi, maka orang tua wajib menggunakan hand sanitizer dan face shield.

“Sebelum dia pegang bayi atau anak harus pakai hand sanitizer, mencuci tangan dan pakai hand sanitizer,” tuturnya.

Namun demikian, Feny juga berpesan kepada para orang tua agar dapat mempertahankan imun tubuhnya, terutama saat dirinya atau anaknya yang terkonfirmasi. Terutama bagi para ibu yang mengasuh anaknya.

“Pertahankan imun. Ibunya imunnya harus kuat,” kata dia.

Untuk diketahui, data update per Senin 1 Juni, sebaran pasien covid-19 sebanyak 4.920 orang. Sementara pasien sembuh ada 699 orang atau setara 14,21. Sedangkan yang meninggal mencapai 418 orang.

Untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah menjadi 6.687. Dengan yang saat ini masih diawasi sebanyak 3.202 pasien atau setara 47,88 persen dari total PDP. 

Jumlah orang dalam pemantauan atau ODP kini sebanyak 24.737, dan masih dalam pantauan sebanyak 4.058 orang atau 16.40 persen dari total ODP. []

Berita terkait
DPRD Jatim Nilai Risma Lebai Soal Mobil PCR BNPB
Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim Kodrat Sunyoto menilai sikap Risma terkait polemik bantuan mobil laboratorium PCR dari BNPD hanya mencari sensasi.
Pandemi Covid-19, Angka Kehamilan di Jatim Meningkat
BKKBN Jatim mengaku kenaikan angka kehamilan di Jawa Timur akibat menurunnya warga mengikuti program KB akibat takut keluar rumah.
Polemik Penanganan Covid-19 di Surabaya
Cuitan seorang tenaga medis di Twitter tentang ketidakbecusan dalam penanganan Covid-19 di Surabaya ditanggapi langsung oleh Pemkot Surabaya.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.