17 Warga Positif Corona, Siantar Bukan Zona Hijau

Sebanyak 17 warga Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tengah dirawat karena dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah Noor dalam rapat koordinasi forum koordinasi pimpinan daerah, Kamis, 4 Juni 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Pematangsiantar - Hingga Kamis, 4 Juni 2020, sebanyak 17 warga Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tengah dirawat di rumah sakit karena dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah Noor dalam rapat koordinasi forum koordinasi pimpinan daerah, meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

"17 orang positif masih dirawat. Yang penting, bagaimana tetap menjaga pola dan perilaku hidup bersih dan sehat. Harus mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan," kata Hefriansyah, Kamis, 4 Juni 2020.

Kata dia, Kota Pematangsiantar tidak masuk daerah zona hijau di Sumatera Utara, untuk dapat melaksanakan kegiatan masyarakat dengan produktif dan aman Covid-19. 

Sebaliknya, merupakan salah satu daerah zona merah corona, di mana ada 26 kasus positif Covid-19 sejak Maret 2020.

Karena itu, Hefriansyah berharap penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas dan kondisi ekonomi jangan terpuruk. Dia berharap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa berjalan.

"Semoga 17 orang yang positif Covid-19 bisa segera sembuh. Keadaan saat ini adalah kedaruratan kesehatan masyarakat. Virus ini menyebar melalui droplet, maka dari itu pastikan harus menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Perilaku ini harus dilakukan secara baik oleh individu maupun bersama-sama secara kolektif,” jelasnya.

Saat ini terbentuk pemahaman kalau corona ini adalah konspirasi yang dibuat untuk menakuti masyarakat

Apa yang diharapkan Hefriansyah, berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan. Banyak warga tidak mematuhi protokol kesehatan. Aktivitas warga berjalan normal seperti tidak ada wabah di sejumlah titik keramaian.

Beberapa pusat pertokoan, pasar dan kafe beroperasi bebas. Bahkan beberapa ruang publik terlihat kerumunan warga.

Akademisi Universitas Simalungun (USI) Kota Pematangsiantar, Anggiat Sinurat mengatakan, saat ada kasus baru terdeteksi justru timbul opini di masyarakat soal konspirasi Covid-19.

"Kesadaran masyarakat masih rendah. Malah, saat ini terbentuk pemahaman kalau corona ini adalah konspirasi yang dibuat untuk menakuti masyarakat. Pemikiran ini membuat tindakan yang tidak sejalan dengan anjuran pemerintah," kata Anggiat, saat dimintai pendapat secara terpisah.

Menurut dia, kebijakan social distancing kelihatannya belum sepenuhnya dipahami secara baik oleh masyarakat sebagai strategi pencegahan penyebaran Covid-19.

Anggiat berpendapat pemerintah pun harus memiliki ketegasan dan langkah pendekatan soal keselamatan masyarakatnya.

"Perspektif masyarakat karena terbiasa bersama dan bersolidaritas sosial. Karena itu edukasi dan sosialisasi harus terus dijalankan untuk mengerakkan masyarakat. Di sini perlu peran semua orang, karena hanya pemahaman dan sosialisasi yang dapat membantu pelaksanaan protokol kesehatan," tuturnya.[]

Berita terkait
DPRD Pematangsiantar RDP Abaikan Protokol Kesehatan
DPRD Kota Pematangsiantar sepertinya mengabaikan protokol kesehatan saat menggelar rapat dengar pendapat dengan Gugus Tugas Covid-19.
Siasat Anak Siantar Produktif di Masa Sulit
Di masa pandemi Covid-19, sejumlah orang kreatif di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tetap produktif secara ekonomi meski stay at home.
Seorang Parmitu di Siantar Tewas di Saluran Irigasi
Seorang pria usia 62 tahun, yang dikenal peminum tuak, warga Pematangsiantar, Sumatera Utara, ditemukan tewas di saluran irigasi persawahan.
0
Komisi VIII DPR Optimis Sentra Kemensos Jadi Multilayanan yang Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Anggota Komisi VIII optimis, transformasi fungsi Sentra Kemensos menjadi multilayanan akan semakin meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat.