16 Siswa Kulon Progo Alami Kekerasan Fisik Saat PKL?

Sekitar 15 siswa SMKN 1 Temon diduga mengalami kekerasan fisik saat menjalani PKL di atas kapal. Mereka melahiran diri saat kapan sandar di Timika.
SMKN 1 Temon Kulon Progo (Foto: Kemendikbud.go.id/Tagar/Ridwan Anshori)

Kulon Progo - Sebanyak 15 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Temon Kulon Progo melarikan diri saat sedang mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kapal Motor (KM) RJ 01. Mereka kabur saat kapal tempat mereka berpraktek bersandar di Timika Papua.

Informasi yang dihimpun, ada 16 siswa SMK Negeri 1 Temon mengikuti PKL di atas kapal sejak akhir Desember 2019. Selama di atas kapal, para siswa ini ikut dalam penangkapan ikan. Selain itu mereka mendapat istirahat seadanya dan perlakuan kurang menyenangkan.

Akhirnya mereka kabur karena diduga mengalami kekerasan fisik saat menjalani PKL tersebut. Mereka kabur kaat kapal bersandar di Timika. Dari 16 siswa, hanya satu siswa yang memilih bertahan di kapal tempat praktek. Saat ini 15 siswa yang kabur tersebut berada di Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) di Timika.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Temon Fauzi Rokhman mengaku sudah menerima kabar resmi tentang anak didiknya yang kabur saat PKL. Namun pihak sekolah, belum mengetahui secara pasti apa penyebab para siswa ini kabu. "Informasi sementara yang kami terima, siswa mengeluh mengalami kekerasan dari anak buah kapal (ABK)," ujar Fauzi di Kulon Progo, Jumat 10 Januari 2020.

Fauzi mengatakan pihak sekolah, baru mendapat keterangan dari pihak siswa, sehingga belum mengetahui penyebab pasti permasalahan yang terjadi. Ada kemungkinan, permasalahan kaburnya siswa hanya kesalahpahaman karena siswa belum terbiasa berada di dalam kapal dalam waktu lama.

Informasi sementara yang kami terima, siswa mengeluh mengalami kekerasan dari anak buah kapal (ABK).

Dia mengatakan SMK Negeri 1 Temon sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Rencananya Sabtu 11 Januari 2020, perwakilan sekolah akan berangkat ke Timika untuk menemui para siswa yang kabur, Pengurus KKJB serta pemilik dan nahkoda serta ABK KM RJ 01. "Rencana Sabtu ini kami berangkat ke Timika.

Menurut dia, yang melegakan kabar dari salah satu alumni sekolah yang menjadi anggota TNI AL di Timika, semua anak-anak tersebut dalam kondisi sehat dan aman. "Kabarnya semua siswa dalam kondisi sehat dan aman," ungkapnya.

Fauzi menjelaskan, ke-15 siswa yang kabur dari kapal menginginkan pulang ke Kulon Progo. Namun demikian, pihak sekolah belum bisa menentukan sikap sebelum berangkat ke Timika. Mengingat PKL bagi siswa SMK N 1 Temon bersifat wajib dan menjadi salah satu syarat lulus sertifikasi.

Anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad mengaku siap membantu dan menjembatani permasalahan yang terjadi. ”Siswa ini perlu mendapat suport dan penyemangat,” kata Lilik.

Lilik menjelaskan, permasalahan tersebut harus ditelusuri sampai tuntas. Hal ini karena ada empat siswa yang diblacklist oleh nahkoda dan ABK kapal, tidak boleh ikut berlayar lagi. []

Baca Juga:

Berita terkait
Pria Kulon Progo Setubuhi Anak Kandung Sejak SD-SMA
Bapak kandung tega menyetubuhi anak secara berulang, sejak kelas 4 SD hingga kelas 1 SMA. Perbuatan itu dilakukan di rumah sendiri.
Jalan Congot-Glagah Jadi Wisata Hutan di Kulon Progo
Pelaku wisata swadaya memperbaiki jalan Congot-Glagah yang rusak. Pemkab tak menganggarkan perbaikan. Jalur tersebut akan jadi wisata hutan.
Pria Hampir Satu Abad Ditemukan Tewas di Kulon Progo
Paijo 95 tahun sempat dikabarkan hilang setelah meninggalkan rumah. Saat ditemukan sudah meninggal di pinggir selokan. Diduga korban terpeleset.