15 Juta Lebih Kasus Baru Covid-19 di Dunia Pekan Lalu

WHO mengatakan bahwa kasus infeksi Covid-19 terbanyak dalam satu minggu dilaporkan dari seluruh dunia pekan lalu
Seorang pria sedang tes Covid-19 di sebuah laboratorium keliling di Manhattan, New York, AS, 8 Desember 2021, di tengah penyebaran virus corona varian Omicron (Foto: voaindonesia.com - Eduardo Munoz/Reuters)

Jakarta - Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO - World Health Organization) hari Rabu, 12 Januari 2022, mengatakan bahwa kasus infeksi Covid-19 terbanyak dalam satu minggu dilaporkan dari seluruh dunia pekan lalu.

Berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi di Swiss, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO menerima laporan "lebih dari 15 juta kasus baru Covid-19" dalam minggu itu.

Walaupun mengakui jumlah kematian mingguan tetap "stabil sejak Oktober tahun lalu," Dirjen WHO memperingatkan bahwa semakin banyaknya orang yang dirawat di rumah sakit. Peningkatan itu, menurut Ghebreyesus, belum mencapai tingkat gelombang virus corona sebelumnya.

dirjen whoDirektur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berbicara dalam sebuah kesempatan di Jenewa, Swiss, 29 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/WHO/Christopher Black)

Pesannya jelas bahwa vaksinasi global adalah jalan untuk mengakhiri pandemi. “Kita tidak boleh menyerah pada virus ini, terutama ketika begitu banyak orang di seluruh dunia belum divaksinasi. Di Afrika, lebih dari 85 persen orang belum menerima satu pun dosis vaksin. Kita tidak bisa mengakhiri fase akut pandemi ini kecuali kalau kita menutup celah itu."

Ghebreyesus juga menyatakan bahwa vaksinasi booster berulang terbukti tidak bisa diandalkan dalam memerangi Covid-19 menurut penelitian dari TAG-CO-VAC, kelompok penasihat teknis tentang komposisi vaksin virus corona.

Ghebreyesus menguraikan dengan jelas keyakinannya bahwa penularan virus oleh mereka yang tidak divaksinasi dapat menyebabkan skenario yang lebih buruk pada masa depan.

ruangan merawat pasien covid di amerikaSebuah ruangan tempat pasien dirawat karena Covic-19 di Ochsner Medical Center di Jefferson Parish, Louisiana, AS, 10 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

“Vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit yang parah dan kematian. Mereka tidak sepenuhnya mencegah penularan. Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, kematian, lebih banyak orang yang cuti kerja, termasuk guru dan petugas layanan kesehatan, dan lebih berisiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan mematikan daripada Omicron,” katanya.

Omicron menyebar lebih mudah daripada varian lain virus corona, dan kini menjadi dominan di banyak negara (mg/ka)/voaindonesia.com. []

Dunia Tak Siap Hadapi Omicron dan Varian Baru Lain

Omicron Dorong Pembatalan Penerbangan di Seluruh Dunia

Pembatalan Penerbangan Ganggu Rencana Liburan Ribuan Warga AS

Varian Omicron Timbulkan Keprihatinan Baru di Dunia

Berita terkait
Jumlah Kasus Covid-19 Dunia Tembus 300 Juta
Jumlah infeksi Covid-19 global telah lampaui angka 300 juta pada tanggal 7 Januari 2022, tepatnya sebanyak 303.428.615 dengan 5.496.168 kematian