14 Meninggal 162 Luka-luka, Jokowi Pimpin Ratas Bahas Gempa Lombok

14 meninggal 162 luka-luka, Jokowi pimpin ratas bahas gempa Lombok. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, "kids ware" dan makanan siap saji.
Warga berjalan di depan rumah yang roboh akibat gempa di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). (Foto: Ant/Ahmad Subaidi)

Jakarta, (Tagar 29/7/2018) – Begitu tiba di Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Besar, Minggu (29/7), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) langsung memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) membahas penanganan gempa 6,4 skala Richter yang mengguncang Lombok dan sekitarnya.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyebutkan, Presiden memimpin ratas penanganan dampak gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Bali, dan Sumbawa yang terjadi pada hari Minggu pukul 05.47 WIB.

Presiden mengatakan kepada jurnalis, setelah rapat terbatas dirinya telah memerintahkan segenap jajarannya, baik Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Sosial, Menteri PU dan Perumahan Rakyat, dan Panglima TNI untuk segera bergerak membantu masyarakat yang terkena musibah.

"Kita harapkan sore atau besok pagi sudah terorganisasi untuk turun semuanya sehingga dari pusat, dari provinsi dan dari kabupaten bisa bergerak bersama-sama," kata Presiden.

Dampak Gempa Sembalun LombokWarga mencari perlengkapan wisatawan asal Malaysia yang tewas tertimpa rumah roboh akibat gempa, di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). (Foto: Ant/Ahmad Subaidi)

Presiden berencana mengunjungi langsung lokasi bencana dan menengok para korban esok hari. "Ya, tadi sebetulnya sudah diatur mau ke sana. Akan tetapi, karena kemalaman jadi besok pagi-pagi ke lokasi bencana. Insyaallah, besok pagi," tuturnya.

Hadir dalam rapat terbatas, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Mar Suhartono.

Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat pukul 15.05 WITA setelah menempuh perjalanan selama 60 menit menggunakan Pesawat Kepresidenan RJ-85 dari Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Presiden dari bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, dijadwalkan akan meresmikan fasilitas Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Kabupaten Sumbawa Besar.

“Setelah meresmikan fasilitas pesantren tersebut, Presiden dan Ibu Iriana langsung menuju hotel tempatnya bermalam untuk melanjutkan kegiatan kunjungan kerja keesokan harinya,” jelas Bey Machmudin di Jakarta, Minggu.

Rincian Korban

Sementara itu, korban gempa berkekuatan 6,4 SR di Lombok seperti dirilis Antara menjadi 14 orang meninggal, 162 luka-luka, dan ribuan rumah rusak.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam pesannya di Jakarta, Minggu, menyebutkan dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur.

Di Kabupaten Lombok Timur terdapat 10 orang meninggal dunia yaitu Isma Wida/P/30 tahun warga negara Malaysia, Ina Marah/P/60 tahun, Ina Rumenah/P/58 tahun, Aditatul Aini/P/27 tahun, Herniwati/P/30 tahun, Ina Hikmah/P/60 tahun, Fatin/P/80 tahun, Egi/L/17 tahun, Wisnu/L/8 tahun, dan Hajratul/P/8 tahun.

Selain itu sebanyak 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan. Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.

Di Kabupaten Lombok Utara, empat orang meninggal dunia yaitu Juniarto/L/8 tahun, Rusdin/L/34 tahun, Sandi/L/20 tahun, dan Nutranep/P/13 tahun. Sebanyak 38 jiwa luka berat yaitu 12 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, seorang di RSUD Tanjung, dan sepuluh orang di Puskesmas Anyar.

Data sementara kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang, dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 KK terdampak gempa.

Laporan kerusakan rumah juga terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kota Mataram. Pendataan masih dilakukan BPBD.

Hingga pukul 14.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 124 kali gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, "kids ware" dan makanan siap saji. [o]

Berita terkait