13 Orang Tewas Dalam Bentrokan Bersenjata di Kolombia

Tiga belas orang tewas dalam bentrokan antara pemberontak ELN Kolombia dan kelompok gerilyawan FARC di pusat perdagangan narkotika.
Tiga belas orang, termasuk warga, tewas dalam bentrokan antara pemberontak ELN Kolombia dan kelompok gerilyawan bekas anggota FARC di daerah yang terkenal menjadi pusat perdagangan narkotika.(Foto:Newsweek)

Bogota, (Tagar 6/12/2017) - Tiga belas orang, termasuk warga, tewas dalam bentrokan antara pemberontak ELN Kolombia dan kelompok gerilyawan bekas anggota FARC di daerah yang terkenal menjadi pusat perdagangan narkotika.

Peristiwa itu terjadi pada 27 November di Wilayah Narino, tempat dimana gerombolan kejahatan dan kelompok pemberontak diketahui berada, mengolah dan menyelundupkan koka, bahan dasar pembuat kokain.

Kesepakatan perdamaian yang sulit dicapai akhirnya disepakati dengan kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada tahun lalu, mengakhiri perang yang telah berlangsung selama lima dasawarsa, kelompok FARC pun akhirnya dibubarkan.

Namun sejumlah pembangkang, bekas anggota FARC, pemberontak Tentara Pembebasan Nasional (ELN), mantan paramiliter sayap kanan dan kelompok kejahatan masih aktif di Kolombia. Mereka bersaing untuk menguasai kendali atas penambangan liar dan jalur perdangangan narkotika yang menguntungkan.

Di Narino, petempur ELN menyerang anggota Pertahanan Pedesaan, kata ombudsman Carlos Alfonso Negret dalam laporan. Pertahanan Pedesaan adalah pembangkang FARC yang menolak demobilisasi menyusul kesepakatan damai.

"Ombudsman mengunjungi daerah itu dan memastikan bahwa telah terjadi baku tembak antarkelompok yang menyebut dirinya sebagai Pertahanan Pedesaan dan ELN," kata Negret kepada wartawan.

"Terjadi baku tembak yang menewaskan 13 orang," tambahnya.

Dalam laporannya, Negret tidak menyebutkan berapa banyak dari korban tewas yang merupakan warga sipil.

Lebih dari 11.000 petempur FARC menyerahkan senjata mereka pada tahun ini sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Kelompok ini telah menjadikan inisial namanya ke dalam organisasi yang dilahirkan kembali menjadi sebuah partai politik.

Negret mengatakan bahwa sekitar 800 mantan gerilyawan FARC tidak bersedia melakukan demobilisasi, sementara sumber keamanan lainnya dan kelompok cendikia mengatakan bahwa jumlah pembangkang ex-FARC antara 700 dan 1.300 orang.

ELN dan pemerintah memulai perundingan gencatan senjata pertama mereka pada Oktober, sebagian dari perundingan damai digelar di Ekuador. Gencatan senjata dimulai hingga 9 Januari dan masih dapat diperpanjang.

Insiden tersebut merupakan pelanggaran gencatan senjata, kata Negret.

Peristiwa ini adalah tindakan kekerasan kedua yang terjadi sepanjang masa gencatan senjata, setelah sebelumnya ELN mengaku membunuh pemimpin penduduk asli di Provinsi Choco yang bergejolak.(ant/wwn)

Berita terkait
0
Setahun Bekerja Satgas BLBI Sita Aset Senilai Rp 22 Triliun
Mahfud MD, mengatakan Satgas BLBI telah menyita tanah seluas 22,3 juta hektar atau senilai Rp 22 triliun setelah setahun bekerja