13 Inisiatif PLN Mengurangi 900 Juta Ton Karbon per Tahun

Inisiatif ini membutuhkan investasi skala besar mencapai USD 500 miliar PLN membutuhkan dukungan dari lembaga pembiayaan untuk green financing.
Talkshow Business Leadership: Supporting Ambitious Target Achievement on GHG Emission Reduction dalam rangkaian KTT COP 26, Rabu, 3 November 2021. (Foto: Tagar/PLN)

Jakarta - PT PLN (Persero) menyiapkan peta jalan yang komprehensif untuk mencapai komitmen dan aksi iklim Indonesia (Nationally Determined Contribution/NDC) pada 2030 dan dalam mengejar target Carbon Neutral 2060 sembari menjaga pertumbuhan bisnis.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi, mengatakan peta jalan yang disiapkan PLN akan menghasilkan pengurangan emisi sebesar 900 juta ton CO2 ekivalen pada 2060. Peta jalan ini terdiri dari 13 inisiatif hingga 2060. 

"Inisiatif jangka pendek ini (NDC 2030) akan membutuhkan dukungan belanja modal (capex) sebesar USD 148 miliar," ujarnya dalam talkshow Business Leadership: Supporting Ambitious Target Achievement on GHG Emission Reduction dalam rangkaian KTT COP 26, Rabu, 3 November 2021.


PLN juga menghadirkan Pusat Keberlanjutan untuk mendorong perjalanan carbon neutral Pusat Keberlanjutan ini terdiri dari PLN Corporate Universit Pusat Keunggulan (Center of Excellence), dan Transformation Office.


Adapun 9 inisiatif disiapkan mendukung NDC 2030, yakni pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke EBT, pengembangan pembangkit gas, menerapkan teknologi PLTU ramah lingkungan, memensiunkan PLTU, penerapan co-firing, melakukan penerapan efisiensi dan menurunkan susut jaringan, percepatan memensiunkan PLTU, Carbon Capture and Storage (CCS), serta penerapan co-firing berbasis hidrogen.

Sementara itu, terkait program jangka panjang untuk mencapai target Carbon Neutral 2060, lanjut Evy, PLN memiliki tambahan 4 inisiatif yaitu penambahan pembangunan pembangkit EBT, baterai, dan interkoneksi sistem listrik, penambahan co-firing berbasis hidrogen, penambahan CCS, serta penambahan PLTU pensiun.

PLN setidaknya membutuhkan investasi mencapai USD 500 miliar untuk beralih dari skenario business as usual (BAU) menjadi carbon neutral dengan biaya mitigasi senilai USD 35 - USD 40 per ton CO2 ekivalen.

"PLN juga menghadirkan Pusat Keberlanjutan untuk mendorong perjalanan carbon neutral. Pusat Keberlanjutan ini terdiri dari PLN Corporate University, Pusat Keunggulan (Center of Excellence), dan Transformation Office," katanya.

Selain itu, Evy mengatakan untuk memuluskan target menuju 2060, PLN perlu memastikan 4 pendekatan dapat dilakukan. Untuk dapat mencapai Carbon Neutral 2060 PLN tidak bisa sendiri, perlu dukungan dari seluruh pihak, terutama pemangku kebijakan.

Pertama, PLN memproyeksikan akan ada tambahan biaya listrik ke pelanggan sebesar cUSD 3,3 per kWh pada 2060. Perlu kebijakan dari pemerintah untuk dapat menganggarkan subsidi atau kompensasi sehingga tidak membebani masyarakat.

Kedua, kebutuhan investasi skala besar mencapai USD 500 miliar. PLN membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholders. Ketiga, teknologi tahap awal seperti co-firing hidrogen, maupun CCS yang dapat diterapkan dalam skala besar.

Keempat, PLN perlu dukungan dari sisi kebijakan yang dapat membantu meringankan biaya. Terutama untuk menggunakan teknologi rendah karbon dari sisi demand, seperti implementasi kendaraan listrik dan kompor induksi. 

Komitmen PLN mendukung target Carbon Neutral 2060 diwujudkan dengan hadirnya lebih dari 1.200 Terra Watt Hour (TWh) energi listrik dengan netral karbon untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan nasional. Energi tersebut dihasilkan antara lain dari 200 Giga Watt (GW) pembangkit listrik berbasis EBT.

Sebelumnya, PLN sudah bergerak cepat dengan menggandeng Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) memperkuat kerja sama dalam bidang asistensi teknis inovasi produk energi ramah lingkungan dan dekarbonisasi.

Tidak hanya bicara kerja sama riset dan inovasi, sinergi ini akan membantu PLN dalam riset pengembangan proyek-proyek strategis PLN dalam mengurangi emisi karbon.

Kerja sama lanjutan ini, sebelumnya menghasilkan Renewable Energy Certificate (REC) yang habis terserap oleh pasar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sejak diluncurkan.

Selain itu, PLN juga sudah melaunching bergabungnya anak usaha baru yaitu PT Energi Management Indonesia (EMI).

EMI akan bergerak ke bawah membantu pemerintah daerah dan semua lapisan masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan masterplan konservasi energi. Selain itu, EMI akan melakukan penyusunan solusi engineering untuk konservasi energi dan memenuhi sertifikat green.

Tidak berhenti sampai di situ, PLN juga bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan World Bank dalam Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM). Kerja sama ini berbentuk fasilitas pembiayaan eksplorasi panas bumi bagi pengembang BUMN maupun swasta yang menawarkan skema de-risking atas risiko sumber daya.[]

Berita terkait
PLN Perluas Kolaborasi dengan CEIA di COP26
Generasi pertama dari REC PLN sebesar 140 MW dari PLTP Kamojang telah habis diserap oleh 28 perusahaan bahkan sudah ada 50 perusahaan yang antre.
Kado HLN ke-76, PLN Terangi 113 Desa di Wilayah 3T
Sebagai kado HLN ke-76, warga 113 desa di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) kini dapat menikmati aliran listrik 24 jam.
PLN Pastikan Siap Dukung Investasi Sektor Bisnis & Industri
Hadirnya investasi pasca pandemi Covid-19 akan menjadi kunci dari pemulihan ekonomi Indonesia PLN sebagai satu-satunya BUMN pemasok listrik.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu