120 Pengurus Gereja Katolik di Jerman Mengaku LGBT

Lebih dari 120 pejabat gereja Katolik Jerman menyatakan diri sebagai LGBT, queer atau nonbiner tuntut diskriminasi diakhiri
Umat Katolik LGBTQ di Jerman telah meluncurkan inisiatif "\'OutInChurch\' untuk meminta dukungan (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Lebih dari 120 pejabat gereja Katolik Jerman menyatakan diri sebagai LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender), queer atau nonbiner, serta menuntut diakhirinya diskriminasi institusional terhadap orang-orang LGBTQ.

Gereja Katolik Roma di Jerman pada Minggu, 23 Januari 2022, menghadapi seruan baru untuk perlindungan yang lebih baik terhadap hak-hak LGBTQ dan diakhirinya diskriminasi institusional terhadap orang-orang queer atau nonbiner.

Sekitar 125 orang, termasuk mantan dan imam saat ini, guru, administrator dan sukarelawan gereja, mengidentifikasi diri mereka sebagai gay dan queer, meminta gereja untuk mempertimbangkan tuntutan mereka dan menghapus "pernyataan doktrin gereja yang sudah ketinggalan zaman" dalam hal seksualitas dan jenis kelamin.

Anggota komunitas gereja menerbitkan tujuh tuntutan di media sosial di bawah inisiatif "OutInChurch". Tuntutan ini berkisar dari orang-orang LGBTQ yang mengatakan bahwa mereka harus dapat hidup tanpa rasa takut dan memiliki akses ke semua jenis kegiatan dan pekerjaan di gereja tanpa diskriminasi.

Mereka mengatakan orientasi seksual tidak boleh dianggap sebagai pelanggaran loyalitas atau alasan pemecatan dari pekerjaan. Mereka juga meminta gereja untuk merevisi pernyataannya tentang seksualitas berdasarkan "penemuan teologis dan ilmiah manusia."

Selain meminta persamaan hak, karyawan mengajukan tuntutan agar gereja bertanggung jawab atas diskriminasi mereka terhadap orang-orang dari komunitas sepanjang sejarah, dan menyerukan uskup untuk bertanggung jawab atas nama gereja.

Demonstran LGBT IstambulDemonstran melambaikan bendera pelangi saat berpawai untuk membela hak-hak LGBT, yang dilarang oleh pihak berwenang setempat di Istanbul, Turki, 26 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Bagaimana sikap Vatikan?

Vatikan, rumah Paus dan Gereja Katolik Roma, pada tahun lalu memutuskan bahwa para imam tidak dapat memberkati pernikahan sesama jenis dan bahwa peresmian seperti itu tidak sah.

Namun, keputusan itu juga menyalakan kembali perdebatan tentang masalah ini, dan ada perlawanan yang cukup besar terhadapnya di beberapa bagian Jerman.

Tahun lalu, setidaknya dua uskup di Jerman, termasuk Kardinal Reinhard Marx dari München, salah satu penasihat utama Paus, menunjukkan beberapa dukungan untuk semacam berkat "pastoral" untuk serikat sesama jenis.

Di Jerman dan Amerika Serikat, paroki dan menteri juga mulai memberkati persatuan sesama jenis sebagai pengganti pernikahan, dengan meningkatnya seruan bagi para uskup untuk melembagakan pernikahan gay.

Namun, sebagai tanggapan atas pertanyaan resmi dari sejumlah keuskupan tentang apakah praktik itu diizinkan, kantor doktrinal Vatikan, Kongregasi untuk Doktrin Iman (CDF) menjelaskan bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, dengan keputusan: "negatif."

Paus Fransiskus menyetujui tanggapan tersebut, seraya menambahkan bahwa itu "tidak dimaksudkan sebagai bentuk diskriminasi yang tidak adil, melainkan pengingat akan kebenaran ritus liturgi" dari sakramen pernikahan [ha/pkp (dpa, KNA)]/dw.com/id. []

LGBT Turki Jadi Sorotan Setelah Pembubaran Pawai Pride

Alasan Paus Fransiskus Dukung LGBT

RUU Larangan Terapi Konversi Komunitas LGBT di Selandia Baru

Perusahaan yang Mendukung Kaum LGBT, Selain Unilever

Berita terkait
Alasan Paus Fransiskus Dukung LGBT
Paus Fransiskus telah memberikan dukungan paling eksplisitnya kepada serikat sipil sesama jenis .
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.